Pensiunan Jenderal Israel Peringatkan Negaranya Segera Hancur, Tinggal Tunggu Waktu
Perekonomian Israel hancur dampak dari boikot global sejak perang genosida berlangsung di Jalur Gaza, Palestina.
Israel berada di ambang kehancuran dan hanya tinggal menunggu waktu. Hal ini diperingatkan pensiunan jenderal Israel, Yitzhak Brik, yang mengatakan negaranya "menghadapi kehancuran dalam waktu kurang dari satu tahun" jika perang di Gaza terus berlanjut.
Kehancuran Israel, lanjutnya, bisa terjadi jika pasukan mereka tetap melanjutkan memerangi kelompok perlawanan Hizbullah di Lebanon. Hal ini disampaikan Brik dalam kolom opini yang diterbitkan media Israel, Haaretz pada 21 Agustus.
- Pemukim Israel Beli Ratusan Senapan Kaliber Tinggi untuk Bantai Warga Palestina di Tepi Barat
- Israel Semakin Dikucilkan Dunia, Negara Ini Terjunkan Polisi Untuk Lindungi Turis Israel
- Jumlah Pemukim Yahudi Baru di Israel Berkurang 50 Persen, Mereka Takut Datang dan Menetap Sejak Agresi di Gaza
- Jenderal Israel Ungkap Netanyahu Sangat Tahu Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Namun Tetap Lanjutkan Perang di Gaza Karena Alasan Ini
Dalam opini tersebut, Brik mengklaim Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mulai "sadar", mengacu pada komentar Gallant yang menyatakan janji Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meraih "kemenangan mutlak" di Gaza merupakan "omong kosong".
"(Gallant) mulai paham bahwa jika perang regional pecah karena gagal mencapai (gencatan senjata), Israel akan berada dalam bahasa," kata Brik, seperti dikutip dari The Cradle, Jumat (23/8).
"Gallant sudah memahami bahwa perang ini telah gagal mencapai tujuannya. Kita tenggelam dalam lumpur, kehilangan pejuang yang tewas dan terluka, tidak ada kesempatan mencapai tujuan utama," lanjutnya.
"Memang, negara ini sedang menuju depresiasi. Jika perang untuk memberantas Hamas dan Hizbullah berlanjut, Israel akan hancur dalam waktu kurang dari setahun."
Perekonomian Hancur
Brik memaparkan ancaman yang dihadapi Israel dalam beberapa waktu terakhir sejak perang genosidanya berlangsung di Gaza seperti serangan intensif di dalam wilayah Israel, krisis personel militer karena banyaknya yang tewas, kehancuran ekonomi yang semakin memburuk karena boikot global, dan kemungkinan embargo pengiriman senjata. Selain itu, ancaman lainnya adalah potensi konflik internal masyarakat yang menurutnya "bisa memabakr dan menyebabkan kehancuran dari dalam."
"Semua jalur politik dan militer membawa Israel ke jurang kemunduran… Israel telah memasuki putaran eksistensial, dan mungkin akan segera mencapai titik baliknya," Brik menyimpulkan.
Peringatan dari Brik ini muncul ketika sumber-sumber mengungkapkan kepada media Israel pada Kamis bahwa Netanyahu "tidak mengubah posisinya" terkait kesepakatan gencatan senjata Gaza setelah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada malam sebelumnya.