Polisi mogok tugas, pembunuhan merajalela di kota Brazil
Polisi mogok tugas, pembunuhan merajalela di kota Brazil. Dalam tiga hari, kriminalitas di Espirito Santo meningkat pesat. Jumlah pembunuhan pun melesat hingga 650 persen dengan 52 kasus, sejak aparat kepolisian di kota itu menggelar aksi mogok.
Dalam tiga hari, kriminalitas di Espirito Santo meningkat pesat. Jumlah pembunuhan pun melesat hingga 650 persen dengan 52 kasus, sejak aparat kepolisian di kota itu menggelar aksi mogok.
Untuk menindak para penjahat, sepasukan militer dikerahkan setelah aksi penjarahan, pemerkosaan dan pembunuhan makin tidak terkendali sejak Sabtu (4/2) lalu. Kejadian ini hampir serupa dengan film thriller The Purge, di mana setiap orang memanfaatkan absennya penegakkan hukum.
Dilansir dailymail.co.uk, Selasa (7/2), aparat kepolisian menggelar aksi mogok untuk memprotes gaji mereka yang tidak sepadan dengan tanggung jawab mereka. Mereka mendesak kenaikan gaji dengan keluar dari barak polisi, dan menghalangi setiap kendaraan keluar dari tempat tinggal mereka.
Kondisi itu menyebabkan polisi militer kesulitan menggelar patroli, sebagian kecil di antaranya terpaksa menggelar patroli dengan berjalan kaki sejak Senin (6/2).
Sementara itu, sejumlah massa berkeliaran dengan membawa senjata api dan golok, toko-toko dijarah, bus-bus dibakar dan jenazah dibiarkan membusuk di jalanan. Alhasil sejumlah pusat kesehatan dan sekolah-sekolah serta kantor pemerintahan ditutup.
Kejadian mengerikan ini merebak hampir di seluruh negara bagian. Para penjahat akan menembaki siapa saja, tanpa terkecuali.
"Para penjahat itu menembak secara acak ke arah orang-orang yang melintas di Espirito Santo. Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi," kata salah satu warga.
Menteri Pertahanan Brazil Raul Jungmann dilaporkan telah terbang ke kota itu untuk mengatasi kekacauan. Sekitar 150 tentara telah diterjunkan, sehingga total angkatan bersenjata yang dikerahkan sebanyak 1.000 personel ditambah 200 anggota dari Garda Nasional.
Tak hanya itu, komandan polisi militer di kota itu juga diganti.
Baca juga:
Suasana mencekam rusuh susulan di penjara Brasil
Penjara di Brazil rusuh rusuh lagi, 10 narapidana dilaporkan tewas
Geng narkoba bentrok di Penjara Amazon Brazil, 60 orang tewas
Ingin hadiri upacara pemakaman sendiri, wanita ini pura-pura mati
Hendak diadopsi, bocah 11 tahun diselundupkan dalam koper besar
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Mengapa polisi cepek semakin banyak di Jakarta? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.