Prancis Bakal Larang Anak di Bawah 11 Tahun Pakai HP dan Media Sosial
Sejumlah penelitian menyatakan bermain ponsel dan media sosial bersifat adiktif yang berpengaruh pada mental.
Sejumlah penelitian menyatakan bermain ponsel dan media sosial bersifat adiktif yang berpengaruh pada mental.
- Pria Ini Culik Lalu Bunuh Dua Anak Kembar Perempuannya yang Baru Lahir, Alasannya Bikin Miris
- Ilmuwan Ungkap Bagaimana Manusia Akhirnya Bisa Jago Lari, Ternyata Hasil Evolusi Manusia Purba Melakukan Ini
- Bayi 16 Bulan Meninggal Setelah Ditinggal Ibunya Pergi Liburan Bareng Pacar, 10 Hari Sendirian Tanpa Makan dan Minum
- Prancis Larang Murid Perempuan Pakai Gamis, Sekolah Uji Coba Pakai Seragam Baru
Prancis Bakal Larang Anak di Bawah 11 Tahun Pakai HP dan Media Sosial
Presiden Prancis, Emmanuel Macron akan mendukung usulan larangan penggunaan ponsel untuk anak di bawah usia 11 tahun dan media sosial untuk anak di bawah usia 15 tahun. Macron memasukkan program ini ke dalam agenda kepresidenannya di awal tahun.
Program ini diusulkan oleh sebuah panel ahli yang ditugaskan istana kepresidenan Prancis dalam laporan awal tahun di tengah meningkatnya kekhawatiran akan dampak negatif dari penggunaan teknologi dan media sosial pada anak-anak dan remaja.
Namun belum ada kabar mengenai bagaimana larangan menyeluruh tersebut akan diimplementasikan, dengan anggota parlemen saat ini akan memutuskan aplikasi mana yang akan memenuhi syarat untuk larangan tersebut dan membahas detail yang lebih baik untuk menerapkan langkah-langkah yang direkomendasikan.
Panel ahli, yang dipimpin ahli saraf Servane Mouton dan profesor psikiatri Amine Benyamina dan pakar pendidikan, hukum, dan teknologi, menyampaikan temuannya kepada Macron pada April.
Mereka merekomendasikan semua anak di bawah usia 11 tahun tidak boleh diizinkan untuk menggunakan ponsel pintar,
dan tidak boleh diberikan ponsel pintar dengan akses ke internet sebelum usia 13 tahun, seperti dilansir Daily Mail, Kamis (14/6).
Mereka menambahkan, aplikasi media sosial harus dilarang bagi siapa pun yang berusia di bawah 15 tahun, dan anak di bawah umur di atas 15 tahun hanya boleh memiliki akses ke platform yang dianggap 'etis'. Meskipun laporan itu tidak merinci terkait platform mana yang akan dikecualikan dari pembatasan tersebut.
Saat ini belum ada jadwal untuk legislasi baru dan belum jelas sejauh mana hal itu akan mengikuti rekomendasi para ahli. Kelompok ini mengatakan bahwa langkah apa pun di masa depan harus fokus pada pengetatan aturan untuk perusahaan teknologi.
Cara penerapan larangan tersebut masih belum jelas, dengan para komentator yang terbagi atas apakah pembuat aplikasi dan perusahaan teknologi akan dipaksa untuk memasukkan batasan usia ke dalam aplikasi mereka, atau apakah orang tua akan memikul tanggung jawab untuk menerapkan larangan tersebut di rumah.
Beberapa alat untuk membatasi screentime dan runtime pada aplikasi media sosial sudah ada di sebagian besar ponsel pintar, tetapi batasan ini dapat diubah oleh pengguna kapan saja.
Hal ini telah memicu pertanyaan apakah pemerintah Prancis akan berusaha untuk memperkenalkan undang-undang yang mewajibkan perusahaan teknologi untuk mengaktifkan semacam alat verifikasi usia.
Sebuah studi UCL yang diterbitkan awal bulan ini menemukan bahwa sifat adiktif dari platform media sosial mengubah otak remaja dan mungkin membuat mereka lebih mungkin terlibat dalam perilaku adiktif lainnya.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal PLOS Mental Health ini menunjukkan bahwa kecanduan internet berhubungan dengan gangguan sinyal di daerah otak yang terlibat dalam beberapa jaringan saraf.
Dalam studi ini, mereka meninjau 12 studi neuroimaging terpisah pada remaja yang menunjukkan penggunaan internet yang berat, menemukan bahwa ketika remaja yang kecanduan internet terlibat dalam aktivitas yang diatur oleh jaringan kontrol eksekutif otak, seperti perilaku yang membutuhkan perhatian, perencanaan, pengambilan keputusan, dan terutama impulsif, wilayah otak tersebut menunjukkan gangguan 'signifikan' dalam kemampuan mereka untuk bekerja sama.Rekan penulis studi Max Chang mengatakan: "Jaringan-jaringan ini memainkan peran penting dalam mengendalikan perhatian kita, yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, memori kerja, koordinasi fisik, dan pemrosesan emosional.
"Semua itu pada gilirannya berdampak pada kesehatan mental."
Mengingat bahwa otak remaja lebih mampu untuk berubah dibandingkan otak orang dewasa, memahami efek kecanduan internet terhadap otak dan perilaku sangat penting bagi masyarakat secara keseluruhan.