Ratusan Tentara Israel Ancam Mogok Perang, Alasannya Ternyata Bukan Soal Logistik Atau Kemampuan
Sekelompok tentara Israel mengatakan mereka akan menolak kembali ditugaskan berperang di Gaza jika syarat yang mereka minta tidak dipenuhi.
Sekelompok tentara Israel ancam menolak kembali ditugaskan ke Gaza jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemerintah Israel tak mengembalikan tawanan tentara Israel yang ditahan di Gaza.
Dilansir laman Al Mayadeen, Rabu (8/10), dalam surat yang ditujukan kepada Netanyahu dan Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant, sebanyak 130 tentara mengatakan jika kesepakatan tawanan belum diputuskan, kembali ke Gaza sama saja dengan mengantar nyawa mereka sendiri menuju kematian.
- Tentara Israel Mengaku Sudah Lelah Berperang di Gaza, Menolak Bertugas Karena Tak Ada Kepastian Kapan Pulang
- Tentara Israel Sudah Bangun 4 Pos Militer di Gaza, Ternyata Ini Tujuannya
- Tentara Israel Ancam Lakukan Kudeta Militer Jika Perang di Gaza Dihentikan, "Kami Kehilangan Segalanya, Kami Tidak Punya Tempat Tujuan"
- Israel Umumkan Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Surat itu berbunyi "melanjutkan perang di Gaza tidak hanya menunda kembalinya para sandera tetapi juga membahayakan nyawa mereka."
Surat itu menambahkan, "Bagi sebagian dari kita, garis merah sudah terlewati, namun bagi sebagian yang lain, garis itu sedang mendekati mereka tepat ketika tubuh kita sudah hancur dan tak dapat melapor untuk bertugas."
Hukuman penjara
Kelompok ini mencakup tentara cadangan dan tentara reguler, beberapa di antaranya telah bertempur di Gaza dan di perbatasan utara sejak Pertempuran Al-Aqsa.
Media lokal Israel menyebut sedikitnya 20 tentara Israel dari sebuah brigade infanteri menolak kembali ke Gaza untuk melanjutkan serangan dan genosida.
Namun, sekitar 10 tentara justru mendapat peringatan resmi yang menyatakan mereka akan menerima hukuman jika tidak mematuhi perintah militer.
Keluarga tentara militer mengklaim kerabat mereka “dipaksa kembali ke Gaza atau mereka akan dipenjara.”
"Hanya ada beberapa tentara yang mampu bertempur. Inilah saatnya kita sebagai orang tua untuk membantu mereka menghadapi sistem yang tidak peduli pada mereka."
Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyatakan pada bulan Juli bahwa Tel Aviv membutuhkan 10.000 tentara baru di tengah kekurangan pasukan.
Kehilangan motivasi
Media lokal Israel lainnya, Ynet yang mengadakan survei pada tentara Israel apakah ingin kembali ke Gaza untuk berperang dan survei membuktikan hanya 42% yang ingin kembali, persentase itu turun sekitar 7% dari 49% sejak 2023.
Penurunan ini diperkirakan karena mereka kehilangan motivasi dan kepercayaan pada Netanyahu dan pemerintah Israel.
Media AS, New York Times melaporkan sejak 7 Oktober, pemerintah Israel terutama Netanyahu telah menghancurkan kepercayaan pemukim Israel dan mengabaikan warga sipil yang membutuhkan bantuan pemerintah Israel.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti