Robot Bawah Laut Temukan Bangkai Kapal Berumur 3.300 Tahun, Isinya Harta Karun Berukuran Raksasa
Robot Bawah Laut Temukan Bangkai Kapal Berumur 3.300 Tahun, Isinya Bejana-Bejana Raksasa
Sebuah kapal survei bawah laut menemukan bangkai kapal penuh dengan ratusan kontainer utuh berisi bejana-bejana berukuran besar.
-
Bagaimana robot gajah itu bergerak? Meskipun hanya merupakan replika mekanis, Mechanical El mampu menampilkan gerakan yang menyerupai gerakan gajah sungguhan, mulai dari langkah-langkah lamban hingga gerakan kepala yang realistis.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
-
Bagaimana robot itu 'bunuh diri'? Penduduk setempat bahkan mengatakan robot itu melompat ke bawah. Meskipun alasan perilaku robot tidak diketahui, hal ini sedang diselidiki.
-
Kapan robot gajah itu dibuat? Mesin ini diciptakan oleh M. Marcel Survivet dari Paris, Perancis, di 1932, menggabungkan kecanggihan teknologi dengan imajinasi yang luar biasa.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Robot Bawah Laut Temukan Bangkai Kapal Berumur 3.300 Tahun, Isinya Harta Karun Berukuran Raksasa
Sebuah kapal survei gas alam Energean yang beroperasi sekitar 90 kilometer di lepas pantai Israel menemukan sebuah bangkai kapal penuh dengan ratusan kontainer utuh yang berasal dari masa 3300-3400 tahun lalu (abad ke-14 hingga ke-13 sebelum masehi) di kedalaman 1,8 kilometer.
Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
Amfora tersebut berasal dari Zaman Perunggu Akhir, sekitar abad ke-14 SM.
Bejana-bejana itu dikaitkan dengan kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai Syam pada saat perdagangan maritim internasional, terutama dengan wilayah tersebut (dan bahkan dengan Inggris yang jauh), berkembang pesat.
Tim survei laut menemukan dua bangkai kapal sepanjang 12 hingga 14 meter.
Jacob Sharvit, direktur Unit Kelautan Otoritas Kepurbakalaan Israel, menyatakan kapal tersebut tampaknya tenggelam di tengah krisis, mungkin
- Pakai Robot Bawah Laut, Ilmuwan Temukan Kawah Sebesar Lapangan Sepak Bola Muncul di Lapisan Es Samudera Arktik
- Turunkan Kamera Bawah Laut, Ilmuwan Kaget Lihat Makhluk Bercahaya di Laut Dalam
- 90 Tahun Lalu Ilmuwan Pernah Buat Robot yang Benar-benar Persis Gajah, Ini Wujudnya
- Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
karena badai atau serangan bajak laut, keduanya merupakan peristiwa yang umum terjadi pada Zaman Perunggu Akhir.
Yang membuat bangkai kapal ini sangat menarik adalah lokasinya, "kapal pertama dan tertua ditemukan di laut dalam Mediterania Timur, 90 kilometer dari pantai terdekat," kata Sharvit.
"Ini adalah penemuan yang benar-benar sensasional. Hanya ada dua bangkai kapal dengan muatan yang diketahui dari Zaman Perunggu Akhir di Laut Mediterania-perahu dari Tanjung Gelidonya dan perahu Uluburun; keduanya ditemukan di lepas pantai Turki.
“Namun, kedua bangkai kapal tersebut ditemukan relatif dekat dengan pantai dan dapat diakses dengan menggunakan peralatan selam biasa. Berdasarkan dua penemuan ini, asumsi akademis hingga saat ini adalah perdagangan pada masa itu dilakukan dengan cara berlayar dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya dengan aman, dekat garis pantai dalam jarak pandang.
“Penemuan perahu ini sekarang mengubah seluruh pemahaman kita tentang kemampuan pelaut kuno: Perahu ini adalah yang pertama kali ditemukan pada jarak yang sangat jauh tanpa garis pandang ke daratan mana pun.
Ada potensi yang luar biasa di sini untuk penelitian: Kapal ini terawetkan di kedalaman yang sangat dalam sehingga waktu telah membeku sejak saat bencana terjadi - badan kapal dan kondisinya tidak terganggu oleh tangan manusia (penyelam, nelayan, dan lain-lain); juga tidak terpengaruh oleh gelombang dan arus yang berdampak pada bangkai kapal di perairan yang lebih dangkal," jelas Sharvit, seperti dilansir Arkeonews.
Temuan ini mengungkapkan kepada kita keterampilan navigasi para pelaut kuno yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.
Untuk bernavigasi, mereka mungkin menggunakan benda-benda langit, dengan mengambil penampakan dan sudut posisi matahari dan bintang.
Sampai sekarang, perdagangan diperkirakan dilakukan di sepanjang garis pantai yang terlihat. Namun kapal ini, yang ditemukan 90 kilometer dari pantai terdekat, menunjukkan pelaut prasejarah dapat melakukan perjalanan jarak jauh tanpa melihat daratan.
Karnit Bahartan, kepala Lingkungan di Energean, menjelaskan penemuan ini merupakan kejutan dalam salah satu penelitian rutin mereka.
Dengan menggunakan robot selam canggih, tim mengidentifikasi apa yang tampak seperti tumpukan guci di dasar laut. Kolaborasi dengan Otoritas Kepurbakalaan Israel mengonfirmasi ini adalah penemuan arkeologi yang signifikan.