Slip Gaji Tertua di Dunia Berusia 5.000 Tahun Ungkap Upah Pekerja Bukan Uang, Begini Isinya
Slip gaji tertua di dunia ini berasal dari peradaban kuno bangsa Sumeria di Mesopotamia.
Slip Gaji Tertua di Dunia Berusia 5.000 Tahun Ungkap Upah Pekerja Bukan Uang, Begini Isinya
Slip Gaji Tertua di Dunia Berusia 5.000 Tahun Ungkap Upah Pekerja Bukan Uang, Begini Isinya
Slip gaji tertua di dunia mengungkapkan, sekitar 5.000 tahun lalu pekerja diupah bukan dengan uang. Slip gaji ini berbentuk lempengan batu, ditulis dengan aksara paku dan berusia 5.000 tahun. Artefak kuno ini disimpan di British Museum di London, Inggris.
Menurut aksara paku yang tertulis pada slip gaji kuno itu, para pekerja mendapatkan upah harian mereka dalam bentuk bir.
-
Apa bentuk dari bukti awal ciuman di Mesopotamia? Bukti yang ditemukan terdiri dari lempengan tanah liat yang diukir dengan aksara paku (cuneiform), yang merupakan bentuk penulisan kuno yang digunakan oleh orang Mesopotamia, yang berada diantara sungai Eufrat dan Tigris, yang sekarang adalah wilayah Irak dan Suriah.
-
Siapa yang menemukan bukti awal ciuman di Mesopotamia? Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Copenhagen.
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Di mana bahasa Sumeria muncul dan dikenal sebagai bahasa tertulis tertua? Bahasa Sumeria muncul sekitar tahun 3200 SM dan dikenal sebagai bahasa tertulis tertua.
-
Siapa arkeolog pertama di dunia? Teks-teks kuno mengungkapkan, Raja Babilonia dari abad ke-6 adalah arkeolog pertama di dunia.
-
Bagaimana tas tangan diukir dalam seni Sumeria? Simbol ini muncul dalam seni Sumeria di Irak, di reruntuhan kuil di Turki, dalam seni dekoratif Maori di Selandia Baru, dan dalam kerajinan Orang Olmec di Amerika Tengah. Pertanyaan menarik muncul: mengapa gambar tas tangan ini muncul begitu sering dalam budaya yang berbeda dan apa makna sejati di baliknya?
Bukti tertua bir ini juga ditemukan pada lempengan kuno Sumeria di Mesopotamia. Minuman alkohol ini tampaknya sangat populer di kalangan buruh Sumeria kuno dan praktik upah seperti ini dikenal luas pada zaman kuno.
Lempengan tulisan paku itu dibuat sekitar tahun 3100 sampai 3000 SM. Slip gaji ini ditemukan di Uruk, kota kuno Sumeria dan yang kemudian dikenal dengan nama Babilonia. Uruk berada di timur sungai Eufrat.
Slip Gaji Tertua di Dunia
Pada lempengan ini ada kepala manusia yang sedang menikmati sesuatu dari sebuah mangkok yang diartikan sebagai "jatah" dan sebuah wadah berbentuk kerucut yang diartikan "bir".
Ada beberapa alasan mengapa bir sangat populer di Mesopotamia. Minuman ini dinilai lebih aman dan rasanya lebih enak daripada air putih.
Bukan hanya buruh Sumeria yang menerima upah dalam bentuk bir. Bir juga sangat penting dalam masyarakat Mesir kuno.
- HUT TNI ke-78: Sejarah TNI, Beserta Tugas Pokok dan Fungsinya
- Berusia 119 Tahun, Intip Keistimewaan Gereja Merah Kediri
- Tempat Suci Berusia Ribuan Tahun di Kaki Gunung Salak, Tak Jauh dari Bogor
- Bejana Berusia 1000 Tahun Ini Ternyata Granat Tangan yang Digunakan Saat Perang Salib, Ada Sisa Bahan Peledak di Dalamnya
Bir adalah minuman pokok buruh dan tukang Mesir kuno. Sedangkan anggur merupakan minuman orang kaya pada masa itu.
Upah Zaman Mesir Kuno
Di zaman Mesir kuno, para buruh juga kerap menerima upah dalam bentuk bir dan barang kebutuhan lainnya. Bahkan para pekerja yang tinggal di sebuah desa di Giza mendapatkan bir tiga kali sehari sebagai upah mereka. Bahkan ada juga yang menerima upah 4-5 liter bir per hari.
Fungsi Bir di Zaman Mesir Kuno
Orang Mesir kuno juga menganggap bir sangat berharga. Tidak hanya sebagai minuman, tapi juga sebagai obat dan alat pembayaran.
Tidak hanya di zaman Mesir kuno dan Mesopotamia. Seorang penyair Inggris ternama yang juga dikenal sebagai "Bapak Sastra Inggris", Geoffrey Chaucher menerima gaji tahunan berupa 252 galon anggur dari Raja Richard II.