Ukiran Pada Batu Jadi Bukti Orang China Tiba Lebih Dulu di Amerika Ketimbang Orang Eropa
Ukiran Pada Batu Jadi Bukti Orang China Tiba Lebih Dulu di Amerika Ketimbang Orang Eropa
Sejak lama ada klaim yang menyatakan orang China kuno lebih dulu tiba di Amerika daripada bangsa Eropa.
-
Di mana pemukiman orang Austronesia ditemukan di China? Arkeolog China baru-baru ini menemukan pemukiman orang Austronesia yang berasal dari 7.300 tahun yang lalu di Pulau Pingtan, Provinsi Fujian.
-
Mengapa otak orang Asia Timur lebih besar daripada orang Eropa? Para peneliti mengajukan berbagai hipotesis untuk menjelaskan perbedaan tersebut, dengan beberapa di antaranya menyatakan tinggal di iklim dingin dapat meningkatkan ukuran otak karena dalam kondisi seperti itu, otak yang lebih besar akan lebih baik dalam mempertahankan suhu yang konstan pada intinya, di mana sebagian besar pemikiran terjadi.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Bagaimana orang Austronesia menyebar ke seluruh dunia? Migrasi maritim orang Austronesia, yang melibatkan ribuan tahun dan mencakup jarak yang sangat jauh, mungkin merupakan salah satu migrasi maritim paling awal dan terbesar dalam sejarah manusia.
-
Kenapa ada makam orang Cina di Karimunjawa? Pada sebuah tegalan di Dusun Karimunjawa, terdapat peninggalan kuburan Cina. Masyarakat tidak mengenal lagi tokoh-tokoh yang dimakamkan di sana.
Ukiran Pada Batu Jadi Bukti Orang China Tiba Lebih Dulu di Amerika Ketimbang Orang Eropa
Temuan baru berupa ukiran pada batu (petroglif) dapat dijadikan bukti terkait kebenaran klaim tersebut.
Peneliti epigraf, John A. Ruskamp Jr. mengidentifikasi adanya petroglif yang tidak biasa, ditemukan jauh di atas jalan setapak di Monumen Nasional Petroglif Albuquerque, Amerika Serikat (AS).
Setelah berkonsultasi dengan para ahli tulisan batu asli Amerika dan skrip China kuno untuk menguatkan analisisnya, dia menyimpulkan, pesan yang dapat dibaca dari petroglif ini kemungkinan besar ditulis oleh sekelompok penjelajah China ribuan tahun lalu.
- Arkeolog Temukan Kuburan Prajurit Romawi Berusia 2.000 Tahun, Masih Lengkap dengan Batu Nisan dan Identitasnya
- Mengenal Keunikan Batu Alam Khas Lebak yang Mendunia, Terjual ke Arab Saudi sampai Amerika
- 11 Hewan Raksasa yang Pernah Hidup di Amerika Utara Ribuan Tahun Lalu
- Mengintip Persiapan Pencoblosan Pemilu di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Simbol yang berbeda dan tersebar luas yang dia temukan menunjukkan banyak indikasi keaslian. Simbol ini berpotensi menginspirasi penyelidikan yang lebih serius terhadap interaksi awal trans-Pasifik.
Hingga saat ini, Ruskamp telah mengidentifikasi lebih dari 82 petroglif yang cocok dengan aksara China kuno yang unik tidak hanya di beberapa situs di Albuquerque, New Mexico, tetapi juga di sekitar Arizona, serta di Utah, Nevada, California, Oklahoma, dan Ontario.
Secara kolektif, dia percaya sebagian besar artefak ini dibuat oleh ekspedisi penjelajahan China awal, meskipun beberapa tampaknya merupakan reproduksi yang dibuat oleh penduduk asli untuk tujuan mereka sendiri, seperti dikutip dari Ancient Origins.
Ruskamp juga menerjemahkan petroglif Albuquerque tersebut, yang berbunyi: “Gēng (tanggal; Batang Langit China ketujuh); Jié (berlutut dengan hormat); Da (hebat—mengacu pada atasan); Quăn (anjing—hewan kurban); Xiàn (mempersembahkan pemujaan kepada leluhur yang telah meninggal); dan Dà Jiă (nama raja ketiga dinasti Shang).”
Ruskamp mengatakan, sulit untuk menentukan usia petroglif secara fisik dengan kepastian mutlak. Namun sintaksis dan campuran aksara China yang ditemukan di dua lokasi ini sesuai dengan apa yang diharapkan para ahli untuk digunakan penjelajah dari China sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Beberapa simbol yang ditemukan dalam petroglif adalah umum untuk tulisan China dan tulisan kuno penduduk asli Amerika.
"Sosok petroglif Cina Jiu menyampaikan gagasan "kebersamaan", dengan cara yang sama seperti simbol Nakwach sekarang, dan di masa lalu, dipahami oleh suku Hopi," jelas Ruskamp.