VIDEO Pasukan Israel Tembaki Kerumunan Warga Gaza yang Kelaparan Saat Menunggu Bantuan, 21 Orang Tewas
Tonton video pasukan Israel sengaja menembak warga Gaza yang menunggu bantuan di slide terakhir artikel ini.
Tonton video pasukan Israel sengaja menembak warga Gaza yang menunggu bantuan di slide terakhir artikel ini.
- Beda dengan Negara Lain, Televisi Israel Jarang Tayangkan Penderitaan Warga Palestina di Gaza, Alasannya Takut Tak Ada yang Nonton
- 10.000 Warga Palestina Masih Terkubur di Bawah Reruntuhan Gaza, Butuh Waktu 3 Tahun untuk Dikumpulkan
- Israel Serang Warga Palestina di Gaza 16 Kali Sehari Sejak 7 Oktober, Jatuhkan 70.000 Ton Bom dalam Enam Bulan
- Takut Diserang Pejuang Palestina, Banyak Tentara Israel Alami Frustrasi dan Tak Semangat Lagi Berperang di Gaza
VIDEO Pasukan Israel Tembaki Kerumunan Warga Gaza yang Kelaparan Saat Menunggu Bantuan, 21 Orang Tewas
Israel kembali menargetkan warga Gaza yang tengah menunggu bantuan dalam serangan terbarunya. Pasukan penjajah menembaki kerumunan ribuan warga yang kelaparan dan tengah menunggu bantuan di Kota Gaza pada Kamis (4/4) malam, menewaskan 21 orang.
Sumber: Al Jazeera
Pihak berwenang Palestina menyebut serangan terbaru ini 'direncanakan' karena orang-orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan semakin menjadi target.
Kementerian Kesehatan Gaza menggambarkan serangan itu sebagai "pembantaian baru yang direncanakan" dan mencatat lebih dari 150 orang terluka. Saksi mata melaporkan kepada Al Jazeera, pasukan Israel menggunakan helikopter, tank, dan drone untuk menargetkan ribuan orang yang menunggu truk makanan.
Ini merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan makanan dan pasokan penting lainnya, dengan Israel terus menghalangi dan mengendalikan masuknya bantuan ke wilayah tersebut.
Sebelumnya pada Kamis, di titik distribusi makanan yang sama di Bundaran Kuwait, pasukan Israel menembak mati sedikitnya enam warga Palestina, dan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi lebih dari 400 orang dalam serangan-serangan tersebut.
Militer Israel melancarkan lima serangan terpisah terhadap pusat distribusi bantuan dalam 48 jam terakhir di Jalur Gaza, menewaskan 56 orang dan melukai lebih dari 300 orang, demikian menurut laporan kantor media pemerintah setempat pada Jumat.
"Pemerintah AS dan komunitas internasional, bersama dengan pendudukan Israel, harus bertanggung jawab atas kejahatan genosida ini," ujar pernyataan pemerintah di Telegram.
Militer Israel membantah pasukannya melepaskan tembakan ke arah massa dan malah menyalahkan "warga Palestina yang bersenjata" atas serangan tersebut.
"Distribusi bantuan di Gaza harus dilakukan dengan aman, bermartabat, dan dapat diprediksi. Sesuatu yang kurang dari itu tidaklah masuk akal. Perang harus diakhiri,” kata Shaina Low, penasihat komunikasi Dewan Pengungsi Norwegia.
Low menambahkan, pembunuhan terhadap para pencari bantuan menunjukkan terputusnya komunikasi antara kelompok bantuan dan pemerintah Israel.
"Ini adalah tanda jelas bahwa sistem dekonflikasi, di mana badan-badan kemanusiaan dan PBB berkomunikasi dengan Israel, telah gagal sepenuhnya," katanya kepada Al Jazeera. Sistem ini seharusnya memungkinkan lembaga bantuan memberitahu Israel tentang rute yang akan mereka tempuh untuk memastikan mereka tidak menjadi target.
Kelompok hak asasi manusia menyatakan Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang melawan warga Palestina. PBB memperingatkan sedikitnya 576.000 orang atau seperempat dari jumlah penduduk Gaza — berada di ambang kelaparan, dan tekanan global semakin meningkat terhadap Israel untuk mengizinkan akses bantuan yang lebih besar.
Israel, yang mengontrol penyeberangan Gaza, hanya membuka satu titik masuk ke wilayah tersebut sejak dimulainya perang dan memberlakukan "prosedur pemeriksaan tanpa akhir" bagi truk yang lewat, ungkap badan-badan PBB.
Bulan lalu, pasukan Israel membunuh 118 orang yang berebut tepung di pesisir Jalan al-Rashid, barat daya Kota Gaza, yang memicu kecaman dari seluruh dunia, namun serangan-serangan itu terus berlanjut.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Jumat, sedikitnya 31.490 warga Palestina telah tewas dan 73.439 luka-luka akibat agresi brutal Israel sejak 7 Oktober.