Sejarah Penggunaan Guling, Teman Tidur Favorit Masyarakat Indonesia
Guling ternyata memiliki sejarah yang bisa ditarik jauh hingga dari budaya China.
Guling, yang kerap dikenal sebagai "teman tidur" khas Indonesia, telah menjadi bagian penting dari rutinitas tidur di banyak rumah. Namun, sedikit yang mengetahui asal-usul dan sejarah panjang dari bantal berbentuk silinder ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana guling berkembang dari masa ke masa, perannya dalam budaya tidur di Indonesia, serta makna filosofis yang mungkin terkait dengan penggunaannya.
Guling dipercaya berasal dari Asia, khususnya dari kebudayaan Cina, yang memperkenalkan konsep hugging pillow atau bantal peluk. Di Cina, benda serupa dikenal dengan sebutan zhutou (bantal bambu), yang pada awalnya digunakan sebagai alat bantu tidur di musim panas untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik dibandingkan bantal biasa.
-
Kenapa kucing tidur terus? Penyebab kucing tidur terus bisa jadi karena pengaruh perasaan bosan, ingin menghemat energi, kondisi stres, hingga cedera luka atau faktor kesehatannya yang sedang tidak baik.
-
Apa yang diungkapkan oleh posisi tidur terlentang? Jika seseorang tidur dalam posisi terlentang, pola tidur tersebut dapat mencerminkan individu yang fokus, introvert, dan memiliki keteguhan batin. Mereka biasanya menghindari konflik dan keramaian, memiliki standar yang tinggi, dan lebih memilih kejujuran daripada kebohongan. Namun, optimisme adalah salah satu kekuatan utama mereka, dengan keinginan untuk menjalani kehidupan yang bermakna.
-
Apa yang terjadi saat jam tidur berantakan? Jam tidur yang berantakan jelas bukan hal yang baik karena bisa mempengaruhi tingkat fokus saat bekerja di pagi hari, gampang ngantuk, dan juga mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh karena jam tidur yang kurang.
-
Apa doa mau tidur itu? Doa mau tidur ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT. Adapun doa sebelum tidur dan artinya adalah sebagai berikut:بِاسْمِكَ رَبِّى وَضَعْتُ جَنْبِى وَبِاسْمِكَ اَرْفَعُهُ فَاغْفِرْلِى ذَنْبِى اللّهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ اَللّهُمَّ بِاسْمِكَ اَحْيَا وَأَمُوْتُ أَعُوْذُبِكَ اَللّهُمَّ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى شَرٍّ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ اَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا اِنَّ رَبِّى عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ Bismika rabbî wadha’tu janbî wabismika arfa’uhu faghfirlî dzanbî. Allahuma qinî ‘adzâbaka yauma tab’atsu ‘ibâdaka. Allâhumma bismika ahyâ wa amût, Allâhumma innî a‘udzubika min-syarri kulli dzî syarrin. Wa min syarri kulli dâbbatin anta âkhidzun binâshiyatihâ, inna rabbî ’alâ shirâthin mustaqîm.
-
Apa yang dirasakan saat bangun tidur dengan mulut kering? Bangun di paghi hari dengan mulut kering bisa membuat munculnya rasa haus ketika terbangun.
-
Apa saja bahaya tidur terlalu lama? Dari Obesitas Hingga Tingkatkan Risiko Kematian, Ini 7 Bahaya Terlalu Banyak Tidur Tidur merupakan fase penting untuk memulihkan kerja tubuh. Walau begitu, terlalu banyak tidur ternyata bisa menjadi penyebab masalah kesehatan tertentu. Kurang tidur sering kali menjadi perhatian utama dalam pembicaraan kesehatan, namun terlalu banyak tidur ternyata juga bisa membawa dampak buruk yang serius bagi kesehatan.
Guling yang kita kenal di Indonesia hari ini mungkin telah berevolusi dari benda serupa, di mana bentuk silindernya tetap bertahan sebagai fitur utama. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan iklim tropis di Asia Tenggara, di mana tidur dengan penopang dapat membantu seseorang merasa lebih nyaman di malam yang panas dan lembap (Yu, 2010).
Seiring berjalannya waktu, guling menjadi lebih populer di Indonesia. Istilah "guling" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang secara harfiah berarti "berputar" atau "berguling". Fungsinya sebagai bantal peluk pun meluas menjadi alat untuk memberikan kenyamanan ekstra selama tidur.
Fungsi dan Makna Filosofis
Secara fungsional, guling memberikan dukungan bagi tubuh saat tidur, membantu menjaga postur yang lebih nyaman dan mengurangi ketegangan pada punggung atau bahu. Penggunaannya juga sering dikaitkan dengan kehangatan dan rasa nyaman, terutama karena banyak orang mengasosiasikan guling dengan pelukan yang menenangkan.
Selain fungsi fisik, guling juga memiliki makna filosofis dan psikologis yang mendalam bagi sebagian orang. Di banyak rumah tangga Indonesia, tidur dengan guling mencerminkan perasaan aman, yang mungkin terkait dengan konsep "teman tidur" atau pendamping di ranjang.
Seorang antropolog, John H. McGroarty, dalam penelitiannya di Asia Tenggara, menjelaskan bahwa guling dapat memberikan perasaan koneksi emosional yang mendalam, terutama bagi mereka yang tidur sendirian. Bantal ini menawarkan kenyamanan psikologis dengan memberikan ilusi bahwa ada seseorang di samping kita.
Guling dalam Budaya Tidur Indonesia
Di Indonesia, guling telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya tidur. Bantal ini tidak hanya digunakan oleh orang dewasa tetapi juga oleh anak-anak. Tidak jarang bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki lebih dari satu guling di tempat tidur, karena fungsinya yang multifungsi dan dapat digunakan oleh seluruh anggota keluarga.
Salah satu aspek yang unik dari budaya tidur di Indonesia adalah persepsi tentang tidur itu sendiri. Tidur di Indonesia seringkali dianggap sebagai aktivitas sosial, di mana keluarga besar terkadang tidur dalam satu ruangan yang sama. Dalam situasi seperti ini, guling berfungsi tidak hanya sebagai bantal, tetapi juga sebagai sekat yang memberikan kenyamanan tambahan.
Dalam beberapa kasus, terutama di daerah pedesaan, guling juga memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual. Ada kepercayaan lokal yang menganggap bahwa guling dapat melindungi dari roh-roh jahat atau memberikan ketenangan selama tidur. Di beberapa wilayah Jawa, terdapat mitos bahwa guling dapat berfungsi sebagai penangkal mimpi buruk jika diletakkan dengan cara tertentu di tempat tidur.
Dalam era modern, guling tidak hanya populer di Indonesia tetapi juga dikenal di negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina. Meski tidak sepopuler di Barat, guling mulai mendapatkan perhatian lebih di kalangan orang asing yang tertarik pada budaya tidur di Asia.
Penelitian dari Sleep Foundation mengungkapkan bahwa bantal peluk, termasuk guling, dapat meningkatkan kualitas tidur bagi orang-orang yang memiliki masalah tidur seperti insomnia atau kecemasan.