Tercatat Sejak Abad ke-17, Ketahui Sejarah Panjang Putu dan Sebarannya di Seluruh Asia
Kue putu tercatat sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu bahkan sebelum masuknya mesin uap ke negara ini.
Kue putu tercatat sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu bahkan sebelum masuknya mesin uap ke negara ini.
-
Apa saja jenis kue tradisional yang dijual Nurhayati? Nurhayati menjual berbagai aneka kue mulai dari basah, sampai kering. Sebelumnya dia memutuskan berhenti bekerja di tahun 2018 lalu, dan memilih membangun bisnis berjualan ragam kue tradisional.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Bagaimana Nurhayati memasarkan kue tradisional buatannya? Nurhayati memasarkan produknya secara offline di UMKM Cahaya Kue, Jalan Karyawan 2 No. 66, Karangtengah, Kota Tangerang. Dia juga memanfaatkan media sosial seperti Twitter maupun Instagram.
-
Apa tradisi Nyepuh? Tradisi Nyepuh jadi cara warga Ciamis menyambut bulan Ramadan.
-
Apa itu Kue Tetu? Kue Tetu merupakan sebuah kudapan berbahan dasar tepung terigu dan santan kelapa.
-
Apa saja bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti terigu dalam membuat kue tradisional? Apa saja bahan pengganti terigu yang digunakan dalam resep-resep ini? Mengutip Fimela dan Brilifood, berikut selengkapnya.
Tercatat Sejak Abad ke-17, Ketahui Sejarah Panjang Putu dan Sebarannya di Seluruh Asia
Kue putu merupakan salah satu penganan lokal yang kerap disalahpahami. Banyak orang sayangnya salah menganggap bahwa nama putu merupakan singkatan dari Pedagang Umum Tenaga Uap atau Pencari Uang Tenaga Uap.
Kue putu atau puthu merupakan jajanan tradisional Indonesia yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia selama berabad-abad. Menariknya, hingga saat ini kue ini juga masih bisa dijumpai di sejumlah negara lain di Asia.
Kue putu memiliki rasa yang begitu lezat dan bahkan pada tahun 2022, kue putu berhasil masuk dalam daftar 100 Kue Terpopuler di Dunia dan 100 Kue Terbaik di Dunia versi TasteAtlas. Makanan ini merupakan salah satu kekayaan kuliner bangsa kita yang memiliki cita rasa luar biasa.
- Cerita Turis Jerman Kagum Lihat Langsung IKN
- Mencicipi Uniknya Kue Lumpur Surga, Kudapan Lezat Perpaduan Wangi Pandan dan Telur Khas Lingga Kepulauan Riau
- Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
- Ular Piton Sembunyi dalam Mesin Cuci Bikin Ngeri IRT di Makassar, Petugas Kesulitan Evakuasi
Kue putu terbuat dari tepung beras yang diberi pewarna daun pandan hijau, diisi dengan gula aren yang sudah dihaluskan. Adonan ini kemudian dimasukkan ke dalam wadah bambu dan dikukus menggunakan uap panas dari sebuah lubang kecil dan kerap mengeluarkan bunyi serupa peluit. Kue putu yang sudah matang kemudian dikeluarkan dari bambu dan disajikan dengan parutan kelapa.
Awal mula perkembangan kue putu dapat ditelusuri kembali hingga masa Dinasti Ming (1368-1644). Pada zaman tersebut, kue ini dikenal dengan nama Xianroe Xiao Long, yang artinya adalah kue dari tepung beras berisi kacang hijau. Cara memasaknya adalah dengan mencetak adonan kue dalam bambu dan kemudian mengukusnya hingga matang.
Perjalanan kue putu tidak berhenti di sana. Seiring dengan perkembangan dan penyebarannya ke berbagai wilayah di Asia Tenggara, kue putu beradaptasi dengan lidah masyarakat setempat. Di Indonesia, kue putu juga dikenal dengan nama putu bambu, mengingat cara pembuatannya yang menggunakan cetakan bambu.
Salah satu catatan tertua mengenai kue putu ini terdapat dalam naskah Serat Centini. Dalam naskah tersebut, muncul kata "putu" saat Ki Bayi Panurta meminta santrinya untuk menyediakan hidangan pagi. Ini menunjukkan bahwa kue putu sudah dikenal dan disukai sejak lama di masyarakat Jawa.
Kue putu tidak hanya sekadar jajanan, tetapi juga memiliki nilai budaya yang dalam. Rasanya yang lembut, manis, dan harum, membuatnya menjadi favorit banyak orang, terutama di kalangan anak-anak. Namun, saat ini, penjual kue putu sudah semakin jarang ditemui, sehingga banyak generasi muda yang kurang mengenal dan menyukai jajanan tradisional ini.
Di sepanjang perjalanan sejarahnya, kue putu telah mengalami berbagai transformasi dan variasi. Selain putu bambu, ada juga variasi lainnya seperti putu cangkiri, putu mayang, putu pesse, dan putu ayu. Setiap variasi memiliki ciri khasnya sendiri dan menjadi bagian dari kekayaan budaya kuliner Indonesia yang patut dilestarikan.
Berbagai versi kue putu dapat ditemukan, sering kali berbeda dalam bentuk atau isian. Di Asia Tenggara, terdapat kue putu dalam berbagai bentuk, meskipun mereka memiliki bahan, isian, dan resep yang hampir identik.
Kue putu berbentuk cakram datar berwarna putih disebut putu piring dan umumnya ditemukan di Malaysia, Kerala, dan Sri Lanka. Sementara itu, kue putu yang lebih tebal dan bulat, baik berwarna putih maupun hijau, dikenal sebagai putu mangkok dan lebih umum di Indonesia. Di Singapura, varian putu mangkok disebut kueh tutu.
Di Filipina, puto mengacu pada kategori kue yang dibuat dengan mengukus beras. Salah satu variasinya yang mirip dengan kue putu adalah puto bumbóng, yang juga dimasak dalam tabung bambu. Namun, puto bumbóng tidak menggunakan pandan dan biasanya dibuat dari biji-bijian utuh, bukan tepung beras. Selain itu, puto bumbóng menggunakan varietas beras ketan ungu khusus yang memberikan warna ungu. Di India (terutama di Kerala, Tamil Nadu, dan Karnataka) dan Sri Lanka, hidangan serupa dikenal sebagai puttu atau pittu, meskipun versi penutupnya lebih populer di Tamil Nadu.
Putu dan berbagai saudaranya baik dalam nama maupun bahan yang sama merupakan salah satu kekayaan kuliner Asia dan Indonesia. Makanan ini menjadi bukti mengenai bagaimana hubungan kebudayaan dari berbagai bangsa di Asia sejak masa lampau.