Mencicipi Lezatnya Galamai, Makanan Manis nan Legit dari Sumatera Barat
Salah satu camilan khas dari Payakumbuh ini mirip seperti dodol atau jenang yang populer di Pulau Jawa.
Salah satu camilan khas dari Payakumbuh ini mirip seperti dodol atau jenang yang populer di Pulau Jawa.
Mencicipi Lezatnya Galamai, Makanan Manis nan Legit dari Sumatera Barat
Sumatera Barat terkenal dengan ragam kulinernya yang unik dan menarik untuk dicicipi satu per satu. Di setiap penjuru daerah provinsi ini memiliki makanan khasnya masing-masing, seperti halnya di Payakumbuh.
Di daerah ini terdapat satu camilan yang lezat dan patut untuk dicoba serta bisa dijadikan buah tangan untuk sanak saudara dan keluarga di rumah, namanya adalah galamai.
Di beberapa daerah kudapan ini memiliki nama berbeda-beda seperti kalamai, calamai, dan gelamai. (Foto: Wikipedia)
-
Apa yang membuat gulai daging khas Sumatera Utara? Gulai daging adalah salah satu hidangan khas Nusantara yang memiliki cita rasa kaya dan menggugah selera. Hidangan ini dikenal dengan perpaduan rempah-rempah yang beraroma kuat, seperti kunyit, jahe, lengkuas, dan serai, yang menciptakan rasa gurih dan hangat.
-
Apa kuliner khas Sumatera Utara yang populer saat Ramadan? Bubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
-
Di mana kamu bisa menikmati makanan khas Palembang? Nah, saat berbicara tentang makanan Palembang, pempek mungkin menjadi yang paling dikenal oleh banyak orang.
-
Apa makanan khas Melayu di Kalimantan saat Lebaran? Selain ketupat atau opor ayam, di Kalimantan Barat terdapat salah satu makanan khasnya yang selalu hadir ketika momen lebaran tiba yaitu Ketupat Colet.
-
Apa makanan yang disajikan di Galungan dan Kuningan? Dalam momen istimewa ini, Happy Salma dan keluarganya memasak makanan khas Bali yang biasanya disajikan untuk perayaan Galungan dan Kuningan.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
Galamai sendiri merupakan camilan yang cukup populer di sana. Meski belum se-populer dodol Garut yang ada di Pulau Jawa, namun galamai selalu menjadi camilan favorit masyarakat Payakumbuh dan sekitarnya.
Penasaran dengan lezatnya galamai khas Payakumbuh ini? Simak informasi selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.
Asal-usul Galamai
Dilansir dari berbagai sumber, asal-usul galamai ini berangkat dari seorang wanita yang sedang sibuk memasak di rumahnya.
Wanita tersebut mengaduk-aduk santan, tebu merah, dan tepung ketan yang biasa disebut tapuang sipuluik.
Ketika wanita tersebut sedang mengaduk, tiba-tiba lewat seorang tetangga yang masih bagian dari kerabatnya. Kemudian si tetangga bertanya kepada wanita tersebut, namun sebelum mengucapkan pertanyaan itu, tiba-tiba bahan yang ada di dalam kuali itu tumpah.
Sontak, sang tetangga yang melihat tumpahnya bahan-bahan tersebut berteriak "Kalang mai, malang mai" atau artinya beri alas atau bantalan bu. Sejak itulah nama kalamai muncul.
Namun seiring berjalannya waktu, sebutan kalamai ini berubah menjadi galamai.
Berbahan Dasar Tepung Beras
Bahan utama yang digunakan dalam pembutan galamai ini adalah tepung beras, gula aren, dan juga santan. Ketiga bahan ini kemudian dimasukkan jadi satu ke dalam kuali besar.
Kemudian, bahan-bahan tersebut dimasak hingga membentuk gumpalan yang liat dan berwarna cokelat. Gumpalan ini nantinya akan dipotong dan dibentuk sebelum adonan menjadi dingin.
Galamai memiliki cita rasa yang manis dan legit ketika gigitan pertama. Berbeda dengan jenang atau dodol, galamai ditaburkan kacang tanah yang disangrai. Kacang tersebut memberikan sensasi gurih renyah yang unik.
Dibuat secara Gotong Royong
Selama proses pembuatannya, galamai ini biasa dibuat dengan cara gotong royong karena memerlukan banyak tenaga untuk mengaduk adonan apalagi dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama.
Galamai pun disajikan ketika ada acara-acara besar, seperti pesta pernikahan, pesta adat, hingga menjelang hari raya.
Maka dari itu, galamai menjadi salah satu kudapan yang paling memiliki tempat di hati masyarakat Payakumbuh dan sekitarnya.
Tak hanya itu, galamai juga menjadi bekal bagi para perantau di luar kota. Cara menyimpannya juga tergolong unik. Menggunakan tempurung kelapa yang dibelah menjadi dua, diketahui galamai bisa tahan hingga kurang lebih 2 bulan setelah matang. (Foto: indonesiakaya.com)