Istri Polisi Arogan & Suka Pamer Harta Perlu Main ke Rumah Jenderal Soekanto & Ibu Lena Mokoginta
Kasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.
Kasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.
Istri Polisi Arogan & Suka Pamer Harta 'Perlu Main' ke Rumah Jenderal Soekanto & Ibu Lena Mokoginta
Ada teladan soal kesederhanaan jenderal polisi yang langka.
Kisah ini datang dari Jenderal Raden Said Soekanto menjadi Kapolri dari tahun 1945 hingga 1959.
Menjabat Kapolri 14 tahun tak membuat Pak Kanto memiliki cukup uang.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa itu polisi cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Mengapa polisi itu mencuri keju? Dalam pembelaannya, polisi tersebut berdalih keju itu praktis tidak ada nilainya karena putusnya rantai dingin dan dia ingin menyelamatkan keju tersebut agar tidak hancur.
Bahkan saat pensiun, dia dan istrinya, Hadidjah Lena Mokoginta, sempat tak punya rumah dan tinggal berpindah-pindah.
Mantan anak buah yang melihat rumah mantan Kapolri ini nyaris menangis sedih.
Betapa tidak pantas rumah tersebut untuk pasangan suami-istri yang belasan tahun memimpin Polri.
Jika Hujan, Rumah Tua itu Bocor
Salah satu rumah yang pernah ditempati RS Soekanto dan istri ada di Jl Proklamasi, Jakarta Pusat.
Pagar depan rumahnya rusak. Tak sesuai benar untuk mantan Kapolri.
Namun pasangan suami istri tersebut tak mengeluh.
Hal ini dikisahkan Kombes (Purn) HA Koesnoro dalam tulisannya untuk buku biografi RS Soekanto yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2016.
Hal Yang Mengharukan, Soekanto dan Ibu Lena Selalu Senang Menyambut Tamu yang Datang
Di tengah kondisi kekurangan itu, siapa pun tamunya tak pernah dibedakan.
Lena Mokoginta sendiri adalah aktivis wanita dan pendiri organisasi istri polisi atau Bhayangkari.
Lena dibesarkan sebagai putri bangsawan Sulawesi Utara.
Namun orang tuanya selalu mengajarkan agar menjadi orang yang merakyat dan sederhana.
Semangat itulah yang terus diingatnya. Dia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Polisi & Pejabat yang Angkuh & Sombong Dipersilakan Melihat Langsung Kondisi Rumah Pak Soekanto
"Bila saya menghadapi ada pejabat polisi yang agak angkuh dan sombong, terus terang saya persilakan beliau datang menemui Bapak Soekanto di rumah beliau."
"Agar dapat melihat langsung keadaan Bapak Soekanto dengan rumah dan perabotan yang sangat sederhana tersebut," kata Koesnoro.
- Momen Akrab Jenderal Polisi dengan Besannya Ketua MPR di Acara 4 Bulanan Sang Menantu
- Gantengnya Briptu Mustakim dengan Seragam Polisi, Ketampanannya Bak Pangeran Negeri Dongeng
- Momen Polisi Tak Hafal Teks Pancasila saat Upacara, Disoraki sampai Ditertawakan Ibu-Ibu
- Ganjar Cerita Pengalaman Sebagai Anak Polisi: Hidup Tidaklah Bergelimang Harta
Menurut Kombes Koenoro, siapa pun yang masih memiliki nurani, pasti langsung berubah sikap melihat kehidupan mantan Kapolri dan istrinya yang sangat sederhana itu.
Lena Soekanto meninggal 1 Maret 1986. Suaminya meninggal 26 Agustus 1993.
Sesuai pesan RS Soekanto, dia menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Dia meminta dimakamkan satu lubang dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.