Apa Itu Pareidolia? Saat Melihat Wajah pada Benda Mati
Pareidolia dapat menyebabkan seseorang mengenali bentuk atau pola tertentu, seperti wajah, pada benda mati.
Apakah Anda pernah melihat wajah di makanan atau di sebuah bangunan? Jika iya, maka Anda sedang mengalami pareidolia.
Apa Itu Pareidolia? Saat Melihat Wajah pada Benda Mati
Penyebab pareidolia belum diketahui secara pasti, tetapi studi menunjukkan bahwa kondisi ini berkaitan dengan cara kerja otak dalam memproses dan mengartikan rangsangan visual. Otak manusia memiliki area yang bertanggung jawab terhadap pengenalan dan persepsi akan wajah, yaitu bagian depan (frontal) dan samping (temporal). Pada beberapa orang, otak mereka memiliki kecenderungan untuk langsung memproses suatu benda mati menjadi bagian-bagian wajah tertentu. Pareidolia tidak selalu berbahaya, karena kondisi ini normal terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun, dalam beberapa kasus, pareidolia bisa menjadi tanda penyakit tertentu, terutama yang berhubungan dengan sistem saraf pusat, seperti Lewy body dementia atau penyakit Parkinson.
-
Bagaimana cara prosopagnosia membedakan wajah dengan objek? Selain kesulitan mengenali wajah orang lain, penderita prosopagnosia mungkin mengalami:Kesulitan mengenali wajah sendiri di foto atau cermin.Kesusahan membedakan wajah dengan objek.
-
Bagaimana objek tersebut terlihat seperti papan selancar di gambar yang diambil NASA? Namun, karena perbedaan kecepatan antara kedua pesawat tersebut, sekitar 7.200 mph (11.500 km/jam), gambar yang dihasilkan membuat Danuri terlihat tercoreng hingga 10 kali ukurannya, memberinya penampilan yang mirip dengan papan selancar datar.
-
Bagaimana peneliti menemukan kodok ini? Ketika para ilmuwa mendengar suara "tonk ... tonk ... tonk" saat menjelajah di tengah hutan, mereka mengikutinya.
-
Di mana penemuan kapak perunggu tersebut terjadi? Arkeolog menemukan lima kapak dari Zaman Perunggu di Distrik Hutan Starogard, Kociewie, Polandia, seperti yang diumumkan oleh Konservator Monumen Provinsi Pomerania.
-
Mengapa pelangi terlihat seperti memiliki ujung? Alasan mengapa pelangi seolah ada ujungnya adalah karena tertutup oleh cakrawala bumi.
-
Siapa yang menemukan patung ikan pari tersebut? Dalam studi baru, para peneliti di Universitas Nelson Mandela menyelidiki gagasan ini dan menyimpulkan bahwa objek tersebut dibuat dari pasir untuk menggambarkan ikan pari biru (Dasyatis chrysonata).
Mengapa pareidolia bisa terjadi?
Ada sejumlah teori tentang penyebab fenomena ini. Para ahli mengatakan pareidolia memberikan determinasi psikologis untuk banyak delusi yang melibatkan indera.
Carl Sagan, ahli kosmologi dan penulis Amerika, menyatakan bahwa pareidolia adalah alat bertahan hidup. Dalam bukunya tahun 1995, "The Demon-Haunted World – Science as a Candle in the Dark," dia berpendapat bahwa kemampuan untuk mengenali wajah dari jarak jauh atau dalam jarak pandang yang buruk adalah teknik bertahan hidup yang penting. Meski naluri ini memungkinkan manusia untuk langsung menilai apakah orang yang datang adalah teman atau musuh, Sagan mencatat bahwa hal itu dapat menyebabkan salah tafsir gambar acak atau pola cahaya dan bayangan sebagai wajah.
"Jika Anda melihat dinding mana pun dengan bintik-bintik noda atau dengan campuran berbagai jenis batu, jika Anda hendak menciptakan suatu pemandangan, Anda dapat melihat di dalamnya kemiripan dengan berbagai lanskap berbeda yang dihiasi dengan pegunungan, sungai, bebatuan, pohon, dataran, lembah yang luas, dan berbagai kelompok bukit,"
Leonardo da Vinci, di salah satu buku catatannya
Pareidolia dalam Seni
Terkadang seniman memanfaatkan fenomena ini dengan menyematkan gambar tersembunyi dalam karya mereka. Pengamat sering melihat objek lain dalam lukisan bunga Georgia O'Keeffe, misalnya. Pada tahun 1971, penulis dan intelektual Latvia Konstantīns Raudive merinci apa yang dia yakini sebagai penemuan fenomena suara elektronik (EVP). EVP digambarkan sebagai "pareidolia pendengaran." Adanya pesan tersembunyi dalam musik populer juga digambarkan sebagai pareidolia pendengaran.
Pareidolia dalam psikologi
Beberapa psikolog mengandalkan pareidolia dalam pemeriksaan psikologis. Terkadang, psikolog akan menggunakan tes bercak tinta Rorschach untuk menafsirkan emosi tersembunyi seseorang.
Tes tersebut mencakup gambar yang dibuat dengan menjatuhkan tinta di atas kertas, dan melipat kertas menjadi dua. Psikolog kemudian meminta pasiennya untuk menginterpretasikan gambar yang dihasilkan. Secara teori, pasien memproyeksikan pikiran terdalam mereka ke gambar acak. Namun, metode terapi ini banyak diperdebatkan oleh para psikolog, karena tidak memiliki landasan fakta.