Belajar dari Kepala Desa di Kuningan, Rawat Puluhan ODGJ Karena Panggilan Hati
Menurutnya, upaya ini dilakukan atas dasar kemanusiaan dan panggilan hati
Seorang kades bernama Lukman Mulyadi di Desa Tambakbaya, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menebar inspirasi. Ia rela terjun langsung ke masyarakat untuk merawat sekitar 20 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di sebuah rumah singgah.
Sehari-hari Lukman dibantu beberapa warga mendampingi dan merawat mereka yang sebelumnya terlantar. Tak sedikit dari orang-orang yang dirawat oleh dirinya ditemukan di jalanan, atau diserahkan secara langsung dari pihak keluarga.
-
Kerajinan apa yang menjadi mata pencaharian warga Desa Tumang? Ribuan warga di sana bermata pencaharian sebagai perajin tembaga dan kuningan.
-
Siapa yang ditandu warga desa? Kondisi Safriani kini tampak membaik. Perempuan 34 tahun yang berprofesi sebagai bidan kampung di Desa Ratte, Kecamatan Tutar, Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini, telah mendapat pertolongan medis di rumah sakit.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Siapa yang mengajak kepala desa untuk memperbaiki kinerja pengelolaan Dana Desa? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengajak kepala desa memperbaiki kinerja pengelolaan Dana Desa.
-
Apa yang ditemukan di desa Abad Pertengahan tersebut? Tim juga menemukan benteng bukit kecil berbentuk oval yang dianggap sebagai kastil kaum bangsawan setempat. Dalam penggalian selama dua pekan tahun ini, kastil beserta parit dan tembok benteng di depannya diperiksa dengan cermat. Tim penggalian berhasil mendokumentasikan lebih dari 2.000 temuan, termasuk tapal kuda, paku besi, genteng, dan sejumlah pecahan tembikar.
-
Siapa yang tinggal di makam desa di Majatengah, Purbalingga? Di Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, ada seorang pria paruh baya yang tinggal di makam desa. Padahal menurut penuturan warga, pria ini hidup berkecukupan. Tapi dia tidak mau tinggal di rumahnya sendiri.
Menurutnya, upaya ini dilakukan atas dasar kemanusiaan dan panggilan hati usai tak tega melihat banyak orang yang terlantar dan jauh dari pihak keluarga.
“Ada yang 2 minggu, 3 bulan, ada juga yang 5 tahun ikut,” kata Lukman, di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, dikutip Merdeka.com, Selasa (15/10).
Dilatih Mandiri
Puluhan orang-orang dengan perhatian khusus ini setiap hari dilatih hidup mandiri oleh Lukman dan beberapa relawan serta warga. Ada yang diajari keterampilan memasak, membuat kerajinan dan lain sebagainya.
Semangat orang-orang tersebut untuk sembuh tampak tinggi, karena beberapa di antaranya sudah bisa hidup tanpa harus ketergantungan dengan orang lain.
Bahkan, ada juga yang sudah sembuh namun masih ingin mengabdi di rumah singgah yang didirikan oleh Lukman untuk terus merawat orang-orang dengan gangguan kejiwaan yang tidak memiliki keluarga.
- DPR akan Panggil KPU Bahas PKPU Batas Usia Calon Kepala Daerah
- Mengaji dalam Hening, Potret Anak-Anak Tunarungu Belajar Alquran Isyarat
- Penerapan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan Dikhawatirkan Buat Jumlah Peserta Menunggak Iuran Meningkat
- Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya
Ditemukan di Area Pembuangan Sampah
Tak jarang Lukman mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya ODGJ yang ditemukan di area pembuangan sampah. Mereka di tempat tersebut mencari makan dan mengais sisa-sisa benda yang masih bisa digunakan.
Salah satu yang ditemukan di area pembuangan sampah ini sulit diajak untuk berkomunikasi, sehingga langsung dilakukan penanganan.
“Ada juga yang dari Rumah Sakit Mitra Plumbon, jadi pihak keluarga lapor ke sana, setelah dari rumah sakit, saya rehab di sini,” katanya.
Tangani Orang dengan Permasalahan Berbeda
Penyebab mereka mengalami gangguan kejiwaan ini berbeda-beda, namun beberapa di antaranya karena masalah rumah tangga. Ada yang ditinggal kabur oleh suami hingga ditinggal nikah oleh pasangannya.
Salah satu yang berhasil ditangani adalah Wati yang sebelumnya ditinggal kabur oleh sang suami. Kini, ia sudah sembuh total dan kembali berhasil membina rumah tangga dengan pemuda setempat.
Kesembuhan ini ditunjang dari pola terapi yang dilakukan oleh Lukman bersama tim relawan. Mereka diberi perhatian lebih dan diajak untuk menyibukan diri, sehingga melupakan masalah yang sebelumnya dialami.
Memulai Sejak 2016 Karena Panggilan Hati
Sebelumnya, Lukman memulai gerakan untuk merawat ODGJ tersebut sejak 2016 lalu. Ketika itu, ia bergerakan bersama kelompok masyarakat yang fokus menangani orang-orang terlantar, khususnya di wilayah Kuningan.
Kemudian dirinya mendirikan rumah singgah bernama Yayasan Graha Berdaya untuk melatih dan membantu penyembuhan orang-orang dengan gangguan kejiwaan.
“Saya waktu itu merasa terpanggil hatinya, kemudian kami evaluasi mengapa dalam penangan ini selalu gagal, karena tidak adanya tidak adanya rehabilitasi. Jadi dia langsung dari rumah sakit ke rumah,” kata Lukman.