Belajar Mancing Ramah Lingkungan dari Tradisi Orang Sunda, Hanya Gunakan Tangan Kosong
Uniknya kearifan lokal ini terletak pada kegiatan membendung sungai sebelum mengambil ikan. Kemudian, cara memancingnya juga dilakukan beramai-ramai.
Kedekatan dengan alam membuat masyarakat Sunda memperlakukan lingkungan dengan bijak. Mereka menjalankan setiap kehidupannya dengan tidak melakukan perusakan, termasuk saat memancing ikan di sungai.
Tradisi memancing ala orang Sunda ini dikenal dengan nama Marak Beunteur atau Ngala Beunteur. Kegiatannya dilakukan dengan hanya bermodalkan tangan kosong, alias tidak memakai alat bantu pancing yang merusak habitat ikan.
-
Apa yang menjadi tradisi masyarakat Sunda saat musim kemarau? Memasang kincir angin menjadi tradisi masyarakat Sunda saat musim kemarau.
-
Bagaimana cara orang Sunda melakukan tradisi Ngaseuk Pare? Mengutip Instagram @budayakuring, tradisi ngaseuk biasanya dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama, tradisi ini akan diawali dengan kegiatan berdoa agar selama masa tanam palawija bisa baik. Kemudian, kaum pria akan berjajar menusuk-nusuk tanah menggunakan satu batang kayu besar yang bagian bawahnya sedikit runcing. Setelah terbentuk cekungan, kaum perempuan serempak menaruh bibit-bibit palawija di lubang tersebut. Biasanya ngaseuk selalu diikuti oleh hampir seluruh warga desa setempat.
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
-
Di mana tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang dilakukan? Untuk tahun ini, kegiatan utamanya yakni merawat mata air dengan menanam pohon di sekitar Kaki Gunung Sunda, Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Subang.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Bagaimana cara warga di Kampung Seni Yudha Asri melestarikan budaya Sunda? Ini tercermin dari mudahnya menemukan ikon-ikon khas adat Sunda seperti pertunjukan seni musik angklung, rampak bedug sampai tradisi ngaruwat bumi yang diturunkan ke generasi muda.
Uniknya kearifan lokal Ngala Beunteur terletak pada kegiatan membendung sungai sebelum mengambil ikan. Kemudian, cara memancingnya juga dilakukan beramai-ramai sehingga sisi kekompakan warga bisa sangat terasa.
Kira-bagaimana cara memancing ramah lingkungan dengan cara menguras sungai ala orang Sunda? Berikut informasinya.
Sungai di Wilayah Tanah Pasundan Kaya Akan Sumber Ikan
Kondisi alam di wilayah tanah Pasundan sudah dikenal kaya sejak zaman dahulu kala. Di pegunungan ada berbagai jenis pohon, buah-buahan hingga sungai lebar yang membentang.
Mengutip e-book berjudul “Analisis Konteks Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional Berbasis Muatan Lokal di Jawa Barat” disebutkan bahwa tradisi mengambil ikan sudah menjadi budaya turun temurun seperti Ngabedahkeun Balong atau Marak Beunteur.
Ngabedahkeun Balong merupakan tradisi orang Sunda yang bersama-sama turun ke kolam ikan untuk mengambil ikan. Pemilik kolam membebaskan warga mengambil berbagai jenis ikan yang tersedia.
- Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali
- Belajar dari Kampung Seni Yudha Asri di Serang, Warga Kompak Jaga Alam dan Lestarikan Budaya
- Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan
- Belajar dari Tradisi Panah Kasumedangan, Olahraga Tradisional Khas Sumedang Sarat Makna
Sementara Marak Beunteur merupakan tradisi mengambil ikan dengan cara membendung sungai dan membuat jalur kecil sebagai rute berenang ikan. Saat ikan melintas, mereka akan sangat mudah ditangkap.
Marak Beunteur Popular di Wilayah Kabupaten Subang
Mengutip Youtube Trans7 Official, tradisi Marak Beunteur adalah kearifan lokal memancing ikan yang masih dipelihara oleh masyarakat di wilayah Cibeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Cara menjalankan tradisi ini adalah dengan berkumpul di wilayah sungai yang diprediksi memiliki ikan berlimah. Kemudian, para pemuda bersama-sama mengatur posisi batu besar untuk menutup aliran air.
Saat sudah terbendung, warga kemudian membuat rute jalur air menjadi lebih kecil sehingga ikan-ikan yang lewa mudah untuk ditangkap.
“Saat sungainya mulai mengering, ikan-ikan yang dicari akan keluar. Biasanya, ikan bersembunyi di bawah batu,” kata warga setempat di tayangan Youtube tersebut.
Pererat Tali Persaudaraan
Selain ramah lingkungan karena tidak merusak alam, cara memancing ini merupakan salah satu cara untuk mempererat tali persaudaraan di kalangan masyarakat.
Warga yang ikut Marak Beunteur akan bekerja sama untuk membendung dan mengeringkan air sungai. Mereka juga saling berbagi tangkapan ikan, dan membantu mencarikan tempat yang dimungkinkan para ikan bersembunyi.
Ikan yang didapat merupakan jenis ikan kecil dengan nama umum beunteur. Jika di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, ikan ini lebih dikenal dengan nama Wader dengan ukuran yang hanya sebesar jari kelingking orang dewasa.
Dilakukan Juga oleh Anak-anak
Dalam tayangan di kanal Youtube Irwan Gamoz, ditampilkan kekompakan sekelompok warga yang tengah mencari ikan beunteur di sungai. Namun menariknya, tradisi ini juga kerap dilakukan oleh anak-anak sepulang sekolah.
Kegiatan mencari ikan kecil merupakan cara anak-anak di tanah Sunda untuk melepaskan penat setelah belajar seharian di sekolah. Meski tak selalu mendapat banyak, namun mencari ikan di sungai menjadi kepuasan tersendiri.
“Kadang kalau hasil tidak selalu banyak, dan hanya senang berburunya. Ada kepuasan tersendiri, untuk menghilangkan kejenuhan,” tulis kreator di tayangan videonya.