Cerita Sumur Tua Keramat di Tengah Sawah Serang, Tak Pernah Kering Meski Kemarau Ekstrim
Uniknya, sumur yang diklaim tertua di wilayah tersebut masih menyimpan air dalam jumlah yang banyak dan tidak mengalami surut meski dilanda kemarau panjang.
Kelurahan Sawah Luhur di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, menjadi salah satu daerah yang terdampak kemarau. Kondisi ini membuat sebagian besar warga kesulitan mendapat air bersih.
Warga sehari-hari hanya mengandalkan sebuah sumur tua yang terletak di tengah-tengah persawahan. Sejak pagi hingga sore, warga bergantian mengangkut air menggunakan ember besar, galon hingga penampung air lainnya.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Di mana situs Banten Girang berada? Lalu, ada juga situs Banten Girang yang berbentuk gua dan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda saat masih menguasai Banten, sebelum berdirinya Kesultanan Surosowan tahun 932 dan 1030 masehi.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
Uniknya, sumur yang diklaim tertua di wilayah tersebut masih menyimpan air dalam jumlah yang banyak dan tidak mengalami surut meski dilanda kemarau panjang. Rasa air juga tetap sama, meski sumur-sumur lain milik warga berubah rasa menjadi payau karena dekat dengan pesisir.
Masyarakat percaya jika sumur tersebut merupakan peninggalan di masa Kesultanan Banten dan memiliki nilai sejarah yang kuat. Berikut informasinya.
Sumur Tidak Pernah Kering Meski Berada di Puncak Musim Kemarau
Keunikan sumur tua di tengah sawah ini akan terlihat saat memasuki puncak musim kemarau. Jika kebanyakan sumber air rumah-rumah warga akan mengering atau menyusut dan berubah rasa, namun air di sumur tua ini justru tetap melimpah.
Bahkan dipercaya jika jumlah airnya juga tidak berkurang meski selalu diambil oleh warga sekitar.
“Kalau musim kemarau di Sawah Luhur mah pada kering, susah air, gitu. Dan sumur di sawah ini satu-satunya yang terisi,” kata seorang warga, Jauri, mengutip Youtube SCTV Banten, Jumat (6/9).
- Keramatnya Sumur Giling Bejagung Tuban, Konon Airnya Bisa Ungkap Kebohongan
- Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
- Cerita Musala Al-Kautsar di Riau jadi Pusat Kegiatan Warga, Ternyata Kondisinya Bikin Miris
- Mengenal Tuk Si Bedug, Sumber Mata Air Keramat di Sleman Konon Warisan Sunan Kalijaga
Jadi Tumpuan Warga di Empat Kampung
Menurut Jauri, Sumur ini menjadi tumpuan warga di hingga empat kampung seperti Kampung Kebasiran, Manggerong, Kemayuan dan Setu.
Air dari sumur ini jernih dan bersih, sehingga bisa digunakan untuk mandi, mencuci pakaian dan memasak.
“Warga yang ngambil itu rata-rata dari Kampung Kebasiran, Manggerong, Kemayuan dan Setu, semua total sekitar empat kampung. Biasanya dipakai buat masak, mandi, mencuci,” ujar Jauri.
Sumur Tak Pernah Kering Setiap Musim Kemarau
Letak sumur diketahui tak jauh dari makam ulama di zaman dulu bernama Syekh Abdul Wafa. Biasanya, sumur digunakan untuk para peziarah berwudu, maupun mencuci wajah sebelum berdoa.
Warga juga tidak mengetahui mengapa sumur tidak mengering, di tengah banyak sumber air menyusut. Banyak yang meyakini, jika sumur mengandung keajaiban dan keberkahan.
“Sejak dulu sumur ini bukan khusus bagi peziarah, melainkan juga warga yang membutuhkan air bersih,” kata juru kunci makam Syekh Abdul Wafa, Imron.
Peninggalan Ulama Banten Zaman Dulu
Dalam kanal Youtube Jammas TV, dikabarkan bahwa Syekh Abdul Wafa merupakan tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan agama Islam di wilayah Banten utara.
Tokoh ini disebutkan hidup di masa Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan raja pertama kesultanan Islam di sana, sekitar abad ke-15 silam. Diperkirakan, sumur tua tersebut peninggalan era dari Syekh Abdul Wafa.
Sejak dahulu hingga sekarang, sumur tidak akan pernah mengering meski wilayah Serang diterpa cuaca panas ekstrem.
Mengawal Kerajaan Islam di Banten
Ada keterkaitan tokoh Syekh Abdul Wafa dengan pendirian Kesultanan Banten. Kala itu, ia ditugaskan mengawal Maulana Hasanudin yang merupakan putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Kala itu, Maulana ditugaskan untuk membangun kerajaan Islam. Ia bersama pengawalnya bernama Syekh Abdul Wafa, kemudian mendirikan sejumlah penunjang kerajaan, salah satunya sumur tua tersebut.
“Awalnya ini untuk mengantisipasi Pucuk Umun yang merupakan patih Kerajaan Pajajaran mendirikan keraton di Banten,” terang juru kunci.
Sampai sekarang, keberadaan sumur masih menjadi daya tarik lain dari wisatawan usai berziarah di sana.