Dulu Diprotes Warga, Rumah Potong Hewan di Cilegon Sulap Limbah Kotoran Jadi Pupuk Organik
Berawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
Berawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
Dulu Diprotes Warga, Rumah Potong Hewan di Cilegon Ini Kini Sukses Berkat Limbah Kotoran
Setiap hari para petugas di rumah potong hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Banten sibuk mengumpulkan kotoran sapi. Sisa buang itu kemudian dikeringkan dan difermentasi untuk dijadikan pupuk organik. Mereka mengumpulkannya di sebuah tempat khusus untuk proses pembusukan secara kimiawi. Setelah jadi, pupuk tersebut sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan para petani di wilayah Kota Cilegon. Sebelumnya, ide ini muncul usai keberadaan limbah diprotes warga. Pengelolaan limbah ini menimbulkan keresahan karena memunculkan bau tidak sedap. Berikut informasi selengkapnya.
-
Kapan rumah potong hewan itu diresmikan? Pada akhirnya, rumah pemotongan hewan bernama Semarangsche Slachthuis itu diresmikan pada tahun 1929.
-
Kenapa rumah potong hewan di Semarang dipindahkan? Pada tahun 1995, Abbatoir tersebut dipindahkan ke wilayah Penggaron, Semarang, karena wilayah tersebut pada tahun itu sudah menjadi pemukiman padat penduduk dan pula untuk menghindarkan masyarakat dari penyakit yang disebabkan oleh pemotongan hewan.
-
Hewan purba apa yang ditemukan terjebak dalam getah pohon damar? Fosil cacing parasit laut, bagian dari cacing pita laut, ditemukan terperangkap di dalam getah pohon damar.
-
Apa tujuan dibangunnya rumah potong hewan di Semarang? Idenya berawal dari keprihatinannya akan kurangnya pasokan daging yang bersih dan sehat.
-
Mengapa para petani di Semarang beralih ke pupuk organik? Penggunaan pupuk organik tersebut dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk petani di tengah sulitnya mendapatkan pupuk kimia bersubsidi. Selain lebih ekonomis, penggunaan pupuk organik juga membuat tanah lebih subur.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
Proses Pengolahan Limbah Jadi Pupuk
Berdasarkan pantauan, pupuk-pupuk ini mulanya dikumpulkan dan difermentasi selama dua bulan. Selama itu, tiap hari para pegawai melakukan penyiraman pupuk menggunakan cairan prebiotik dan tetes tebu (molasses) untuk meningkatkan kandungan mineralnya. Setelah penyiraman dilakukan secara rutin, dalam kurun waktu dua bulan pupuk sudah siap digunakan oleh para petani. Adapun pupuk ini sangat bagus untuk media tanam, karena kandungan mineralnya yang tinggi terutama setelah masa fermentasi.
Mencegah Pencemaran Lingkungan
Pegawai di sana, Nuris mengatakan pengolahan limbah ini juga dijalankan sebagai upaya untuk mencegah pencemaran lingkungan yang berasal dari aroma tidak sedap.
Pupuk ini juga bisa meningkatkan unsur hara di dalam tanah, sehingga proses penanaman komoditas pertanian akan tumbuh dengan subur dan sehat. “Jadi kegunaan untuk media tanam, pupuk ini harus difermentasi terlebih dahulu,” katanya Nuris, mengutip kanal YouTube SCTV Banten, Minggu (9/7).
Diberikan kepada Petani secara Gratis
Menurut Nuris, pupuk-pupuk ini akan diberikan kepada para petani di Kota Cilegon secara gratis. Petani bisa memanfaatkan pupuk ini untuk membantu produktivitas cocok tanamnya secara maksimal. Bahkan pegawai di rumah potong hewan itu mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan pupuk organik ramah lingkungan, lantaran permintaannya tinggi namun produksinya terbatas.
Untuk Budidaya Cacing
Selain untuk memenuhi kebutuhan pertanian, pengelolaan pupuk organik juga bisa membantu budidaya cacing tanah berjenis african night crawler (african night crawler). Cacing ini memiliki pangsa pasar yang tinggi, sebagai umpan memancing, pakan ternak ikan maupun bahan untuk pembuatan kosmetik. Untuk membudidayakan cacing ini cukup mudah. Peternak hanya tinggal menebarkan cacing ke media pupuk organik yang sudah disiapkan. Di sini, cacing tidak perlu diberi makanan karena sudah menyerap dari kandungan pupuk.
Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi
Pengolahan dan pengelolaan limbah kotoran sapi ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dimanfaatkan secara maksimal. Selain membantu para petani, pupuk tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan budidaya cacing tersebut yang memiliki permintaan cukup tinggi di pasaran. “Yang mana cacing ini punya nilai ekonomis yang sangat tinggi, salah satunya sebagai bahan baku kosmetik. Di samping itu pengembangan ke depan, akan dijadikan pakan lobster air laut, tapi masih direncanakan,” katanya.