Kisah Inspiratif Wanita Asal Magelang Bertani Kaktus, Jatuh Bangun Berkali-Kali
Karena tidak ada penjualan, semangat Vita untuk berjualan kaktus kembali menurun.
Sempat gagal berkali-kali, kini hasil penjualan kaktus mendatangkan omzet ratusan juta rupiah per hari.
Kisah Inspiratif Wanita Asal Magelang Bertani Kaktus, Jatuh Bangun Berkali-kali
Dia memulai berjualan hanya dengan 30 tanaman.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Kenapa buah kaktus populer? Selain memiliki rasa yang segar, buah naga memiliki begitu banyak manfaat bagi tubuh, seperti menurunkan risiko diabetes dan kanker, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, hingga baik untuk sistem pencernaan.
-
Apa jenis buah kaktus yang paling dikenal? Ada beberapa jenis dari buah naga. Tetapi yang paling dikenal dan banyak dikonsumsi adalah jenis Hylocereus costaricensis, dengan ciri kulit berwarna merah dan dagingnya merah atau merah muda.
-
Siapa petani melon inspiratif ini? Mohammad Asnawi merupakan seorang anggota DPRD Rembang periode 2014-2019. Setelah itu ia mulai merintis hidup sebagai petani melon.
-
Kenapa KWT Srikandi membuat kebun sayur? Pada masa pandemi COVID-19, masyarakat harus berpikir keras bagaimana agar mereka tetap bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari di tengah krisis ekonomi. Hal inilah yang mendorong kelompok wanita tani (KWT) Srikandi untuk membuat kebun sayur sendiri.
-
Bagaimana KWT Srikandi mengelola kebun sayur? Setiap anggota piket bertugas untuk menyirami tanaman, menyiangi, dan melayani pembeli.
Setelah satu tahun menjadi ibu rumah tangga, Vita Aprilia, wanita asal Pakis, Magelang, mencoba berjualan kaktus.
Ia memulai berjualan pada tahun 2018. Pada awalnya Vita hanya berjualan melalui Instagram. Dalam tiga bulan berjualan kaktus, pembelinya hanya sekitar 2-3 orang. Ia pun memutuskan untuk berhenti berjualan kaktus. “Ya sudah ditutup saja. Tidak usah jualan saja dari pada tanamannya hanya mati karena saya belum bisa merawat. Kaktus kan bukan tanaman yang mudah untuk dirawat. Karena mereka tidak butuh banyak air. Beda dengan tanaman lain yang setiap hari disiram,” kata Vita dikutip dari Cap Capung.
Pada akhir 2018, ada teman suaminya yang bekerja di Dinas Pertanian menawarkannya untuk ikut pameran tanaman hias di Kota Magelang. Vita pun mengikuti pameran itu dengan sisa-sisa tanaman yang ada. “Alhamdulillah di pameran itu euforia penjualannya lumayan dan saya semangat lagi untuk berjualan. Setelah itu di tahun berikutnya penjualannya lumayan. Dalam satu minggu ada penjualan 3-4 kali. Saya bisa membuat satu greenhouse kecil 3-3 meter di samping kontrakan saya,” kata Vita.
Karena tidak ada penjualan, semangat Vita untuk berjualan kaktus kembali menurun.
Pada tahun 2020 Virus Corona datang. Tidak ada orang yang datang ke tempat ia berjualan.
“Dan akhirnya ada satu pembeli yang tidak bisa datang ke tempat saya, menawarkan kalau dikirim tapi pakai gratis ongkir. Gimana kalau Mbak Vita membuat toko Shopee.”
ungkap Vita Aprilia Savitri
Akhirnya setelah membuat akun toko online tersebut dalam tiga bulan dia bisa mendapatkan penjualan minimal 20 paket per hari. Singkat cerita, omzet penjualannya bisa mencapai Rp200 juta per hari.
Tidak Ada Kata Menyerah
Dalam memulai usaha, Vita dan suaminya mengalami jatuh bangun berkali-kali. Suaminya yang berjualan pupuk dan obat tanaman pernah kehilangan barang dagangan di etalasenya yang jumlahnya mencapai Rp40 juta. Dia pun pernah kehilangan kaktus-kaktus dengan kerugian mencapai Rp7 juta. “Tapi tetap kita tidak ada kata menyerah untuk berjualan karena memang orang namanya kalau mau naik harus mendapatkan ujian yang sulit. Jadi setiap ujian yang kita dapatkan, kita langsung memikirkan solusinya,” kata Vita.
Punya Usaha Sampingan Bertani Cabai
Selain bertani kaktus, Vita juga punya usaha sampingan bertani cabai. Ia melihat, di tempatnya tinggal banyak pertanian yang hasilnya kurang maksimal. Banyak cabai di sana yang daunnya kuning. “Banyak orang yang tidak tahu kenapa daunnya kuning. Itu adalah virus gemini atau virus bule yang membuat hasil dari pertanian turun menjadi 20-50 persen,” kata Vita. Karena inilah ia dan suami belajar tentang pertanian cabai dan berhasil menghasilkan cabai yang bagus.