Kisah Sukses Diana Dirikan Usaha Modal Hanya Rp1 Juta, Kini Raup Omzet Rp60 Juta per Bulan
Pilihannya jatuh ke usaha budi daya jamur. Wanita ini tercetus ide untuk memopulerkan jamur di Makassar.
Padahal, awalnya dia sulit memasarkan jamur tiram yang diproduksi karena dianggap beracun. Tapi kini dia kewalahan memenuhi permintaan pasar.
Kisah Sukses Diana Dirikan Usaha Modal Hanya Rp1 Juta, Kini Raup Omzet Rp60 Juta per Bulan
Kisah Sukses Diana Dirikan Usaha Modal Hanya Rp1 Juta, Kini Raup Omzet Rp60 Juta per Bulan
Kesuksesan menjalankan bisnis tak tergantung pada jenis kelamin. Kesuksesan akan datang bagi mereka yang berusaha.
Buktinya, bisa dilihat dari kisah sukses yang dialami oleh wanita asal Maros, Sulawesi Selatan, yang bernama Mardiana.
Berkat berbisnis jamur, wanita ini sukses mengantongi omzet hingga Rp60 juta per bulan. Padahal sebelumnya, Mardiana memulai bisnis dengan modal minim yakni hanya Rp1 juta.
Wanita yang akrab disapa Diana ini sukses menjadi petani jamur. Padahal, awalnya dia sulit memasarkan jamur tiram yang diproduksi karena dianggap beracun. Tapi kini dia kewalahan memenuhi permintaan pasar.
Bisnis ini bermula dari tahun 2010. Kala itu, Diana meriset peluang usaha yang cocok dikembangkan di Makassar, Sulawesi Selatan, yang tidak memerlukan dana besar.
Pilihannya jatuh ke usaha budi daya jamur. Wanita ini tercetus ide untuk memopulerkan jamur di Makassar.
“Saat itu, saya berpikir pokoknya dimulai dulu. Belum berpikir bagaimana pemasarannya,” kata lulusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin itu.
Diana dan seorang temannya patungan untuk menghimpun modal. Bermodal Rp1 juta, mereka membeli 100 kantong berisi bibit yang siap ditumbuhkan.
Dia menggandeng masyarakat untuk membudidayakan jamur tiram dan mengolahnya menjadi panganan, seperti jamur crispy, sup jamur, dan sate jamur.
“Ibu-ibu yang tadinya mencari kutu di tangga atau di teras rumahnya, kini, lebih aktif karena disibukkan dengan usaha jamur,” kata dia.
Usai panen, lanjut Diana, jamur tiram diperkenalkan kepada teman-teman sambil membawa contoh jamur yang dibagi gratis.
Lalu, dia menyurvei ke supermarket yang menjual jamur tiram. Ketika disurvei, ternyata orang yang membeli jamur ini mayoritas etnis Tionghoa. Dari situ, Diana mulai memasok jamur tiram ke pasar-pasar.
“Pemasarannya terus meluas. Kini, banyak pedagang yang mengambil dari kami, menjadi reseller dan menjualnya ke pasar-pasar dan ke hotel-hotel. Kalau kami, ada tiga hotel di Makassar yang kami supply langsung,” kata dia.
Diana mengatakan, mereka bisa menjual 400-500 kg jamur setiap hari. Jumlah ini merupakan total gabungan jamur yang dikembangkan oleh masyarakat yang didampingi oleh Diana.
Harga jamur tiram per Kg pernah dibanderol sebesar Rp25.000 per kg. Karena produksi minim, wanita ini menjatahi reseller 30 Kg jamur.
Tak hanya jamur, usaha Diana yang bernama Celebes Mushroom Farm, juga memproduksi bibit jamur dengan dibantu 11 karyawan. Mereka bisa memproduksi 7.000-10 ribu kantong dengan harga Rp 4.000 per kantong.
“Omzetnya kini mencapai Rp40 juta-Rp 60 juta per bulan dengan keuntungan bersih mencapai 40 persen dari total omzet,” kata dia.
Menurut Diana, penjualan jamur tiram ini melayani wilayah Gorontalo, Manado, dan daerah Sulawesi Selatan. Ada juga permintaan dari Brasil dan Inggris, tapi tak bisa dipenuhi karena produksinya masih minim.
“Saya terobsesi membuat usaha ini jauh lebih besar dari sekarang. Tapi, terkendala dana,” kata dia.
Diana tak memungkiri usahanya mengalami pasang surut. Dia pernah merugi karena 2.00 baglog jamur tidak tumbuh. Jamur-jamur ini diserang serangga dan jamur liar.
“Kegagalan ini terus dievaluasi. Saya belajar sendiri lewat internet. Alhamdulillah, kalau menemuka lagi masalah di bsinis ini, tidak ditanggapi dengan panik karena masalah yang lebih berat sudah dilalui,” kata dia.