Kisah Suami-Istri Sukses Jual Petai Hingga ke Taiwan dan Hong Kong
Hingga akhirnya, usaha petainya semakin berkembang dan dia memiliki reseller di Jakarta.
Dira merupakan petani asal Wonogiri yang sukses berjualan petai online.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Bagaimana pasangan ini memulai usaha ternak puyuh? Setelah itu mereka mulai merintis beternak puyuh. Uang Rp10 juta hasil pinjaman dari bank digunakan untuk modal awal serta pembangunan kandang seluas 3x6 meter. 'Untuk mendirikan kandang ini kit acari bahan-bahan yang bekas, biar murah. Cor-corannya bekas, gentengnya bekas, kayu-kayunya. Pokoknya semuanya bekas,' kata Evi dikutip dari kanal YouTube Dari Kami Untuk Kamu.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Siapa petani melon inspiratif ini? Mohammad Asnawi merupakan seorang anggota DPRD Rembang periode 2014-2019. Setelah itu ia mulai merintis hidup sebagai petani melon.
-
Kenapa petani di Desa Sukobubuk ekspor petai? Saman yang juga kepala Desa Sukobubuk, akhirnya mendapatkan kesempatan berdialog dengan Menteri KLHK (kala itu Siti Nurbaya), ketika berkunjung ke Purwodadi, Jawa Tengah. Keluh kesah Saman, akhirnya direspons oleh Kementerian KLHK, karena pada tahun 2023 dipertemukan dengan satu perusahaan yang memfasilitasi penjualan petai ke pasar ekspor.
-
Mengapa pasangan ini memilih beternak puyuh? 'Dan jadilah usaha puyuh ini. Benar juga, dalam waktu dua jam hasilnya dua kali lipat dibanding gaji saya saat masih bekerja di perusahaan di mana saya bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore,' kata Evi.
Kisah Suami-Istri Sukses Jual Petai Hingga ke Taiwan dan Hong Kong
Kisah Suami-Istri Sukses Jual Petai Hingga ke Taiwan dan Hong Kong
Petai menjadi jenis sayuran yang tidak bgitu banyak disukai orang, karena memiliki bau menyengat. Tetapi berbeda dengan Dira, seorang petani asal Wonogiri yang memanfaatkan petai sebagai sumber penghasilan.
Dira merupakan petani asal Wonogiri yang sukses berjualan petai online. Pada awalnya, Dira dan suaminya memilih berjualan petai karena terinspirasi dari orang tuanya. Pada awalnya Dira hanya berjualan di daerah sekitar.
Hingga akhirnya, usaha petainya semakin berkembang dan dia memiliki reseller di Jakarta. Namun pertama kali mulai berjualan online, banyak uang hasil penjualan petai yang tidak dibayar oleh pembeli karena sistem penjualan yang Dira lakukan tidak tepat.
Akhirnya, Dira mencari cara berjualan lain dengan melakukan live melalui media sosial. Dira melakukan live hingga 2 jam 3 jam sekali live, padahal saat itu tidak ada yang menonton livenya.
Sampai beberapa waktu, ada sekitar sembilan pembeli yang membeli petai di toko mereka. Dengan modal Rp250.000 didapat, Dira gunakan untuk menambah usaha petai tersebut.
Dira bersama suami terus menekuni live berjualan petai hingga banyak penonton dan membeli petai milik mereka. Dalam berjualan online tersebut, Dira dan suami mengutamakan kepercayaan konsumen, jadi produk yang dikirim harus sama dengan pada saat live.
Untuk harga petai yang dijual Dira adalah Rp48.000 untuk isian 16 keris petai pada saat musim petai. Petai yang dijual tetap mengikuti harga pasar.
Saat ini, penjualan petenya telah sampai ke luar negeri. Dira mengatakan bahwa penjualan petenya telah terjual hingga ke negara Hong Kong dan Taiwan.
“Penjualan pernah ke Hong Kong sama ke Taiwan kalau ke luar negeri sendiri Itu kalau misalnya yang nyariin ekspedisinya dia terus nanti kita tinggal kirim barangnya,” kata Dira dalam wawancara pada channel Youtube Cap CApung, Kamis(30/11).
Dalam sehari, Dira menyampaikan bahwa dia bisa menjual sampai 500 sampai 1000 paket petai. Namun, dalam menjalankan usahanya juga pernah tertipu dengan orang yang hanya iseng memesan tetapi tidak membayar.
“Kita sehari bisa 500 sampai 1.000 paket petai, tapi ada banyak loh ini orang yang iseng beli tapi ngak melakukan pembayaran,” kata Dira.
Dari usahanya tersebut, Dira dan suami mampu membiayai kehidupan rumah tangganya dan menjadi pengusaha muda sukses, yang mampu mengekspor jualannya hingga keluar negeri.