Jadi Kudapan Khas Pandeglang, Ini Fakta Menarik Kue Jojorong yang Sudah Ada Sejak Kesultanan Banten
Siapapun yang mencicipi kue Jojorong dijamin langsung jatuh hati lewat rasa manis gurihnya. Kue ini juga sarat filosofi.
Siapapun yang mencicipi kue Jojorong dijamin langsung jatuh hati lewat rasa manis gurihnya. Kue ini juga sarat filosofi.
Jadi Kudapan Khas Pandeglang, Ini Fakta Menarik Kue Jojorong yang Sudah Ada Sejak Kesultanan Banten
Bagi yang akan bersiap mudik ke Pandeglang, kue Jojorong mungkin bisa masuk daftar jajanan yang wajib dicicipi. Tak hanya perkara rasa yang lezat, kue ini juga punya cerita masa lalu sejak zaman kesultanan Banten.
Kue Jojorong jadi salah satu kudapan tradisional nenek moyang Banten yang masih bertahan di era gempuran kuliner modern. Makanan ini juga menyehatkan, karena memakai bahan-bahan alami termasuk bungkusnya dari daun pisang.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Di mana letak Kubur Kalang di Bojonegoro? Kubur Kalang ditemukan di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
-
Apa yang dicapai dari panen jagung di food estate Keerom? Presiden Jokowi mengatakan bahwa lahan tersebut baru pertama kali ditanami jagung, sehingga tak perlu berpikir hasilnya bakal tinggi. Namun ia tetap mengapresiasi hasil panen yang mencapai 7 ton per hektare.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kapan Kebun Bibit Wonorejo buka? Kebun Bibit Wonorejo buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
Menyantap kue ini dijamin membuat siapapun ketagihan, dengan rasa manis gurihnya yang menggugah selera. Yuk, kenalan dengan kue unik yang satu ini.
Dibungkus Daun Pisang dengan Rasa Manis Gurih Tradisional
Mengutip YouTube seputar kebudayaan lokal Banten, Mang Dhepi, kue Jojorong menjadi kudapan warisan turun-temurun sejak zaman dulu.
Bahannya sederhana berupa tepung beras lembut, kemudian gula merah dan santan kental.
Semua bahan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan daun pisang yang dibentuk mirip wadah dan diikat di masing-masing ujungnya.
Setelah semua bahan masuk, langkah terakhir adalah pengukusan menggunakan dandang selama beberapa menit hingga kue tersebut matang.
Teksturnya Lembut dengan Rasa yang Lezat
Kue ini memiliki rasa yang sangat lezat, dengan perpaduan gurih dari adonan tepung dan santan kentalnya. Rasa manis gula merah jadi penyeimbang, sehingga makin komplet dan menggoyang lidah.
Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus rupanya menciptakan sensasi harum dari kue Jojorong ketika dikonsumsi.
Lebih nikmat jika kue Jojorong dikonsumsi berbarengan dengan secangkir teh maupun kopi pahit.
- Fakta-Fakta Gadis Penjual Gorengan yang Tewas Terkubur di Hutan dan Ditemukan Tanpa Busana
- Hampir Punah karena Dianggap Rumit, Ini Fakta Menarik Seni Pakemplung Khas Cianjur
- 6 Fakta tentang Jagung yang Jarang Diketahui, Warna Beragam hingga Biji Genap
- Tak Hanya Khas Jawa Tengah, Intip 6 Keunikan Kue Lupis Betawi yang Kini Mulai Langka
Artinya Bersinar dalam Bahasa Sunda Banten
Mengutip Liputan6, kue ini juga punya banyak filosofi. Semisal dari namanya yakni Jojorong yang berarti cahaya bersinar.
Ini dilambangkan dari warna putih dari kue yang terletak di dalam wadah daun pisang.
Teksturnya yang lengket juga konon dimaknai sebagai lambang persatuan oleh masyarakat Banten tempo dulu. Rasa yang gurih serta manis juga mampu mempersatukan banyak orang, karena rasa ini banyak disukai.
Selain itu, kue Jojorong juga melambangkan kehormatan keluarga Banten zaman dulu yang membuat dan menyajikannya.
Sudah Berusia 400 Tahun
Kue Jojorong diperkirakan sudah ada sejak masa Kesultanan Banten yang berkuasa di paling barat Pulau Jawa tahun 1526 sampai 1816. Jika dihitung, kue ini memiliki usia sekitar 498 tahun dan masih diwariskan resep hingga cara penyajiannya terhadap anak cucu.
Dahulu kue Jojorong menjadi sajian sederhana bagi keraton untuk acara-acara kunjungan para petinggi. Kue ini disajikan dengan rasa manis dan gurih yang lezat, sebagai sambutan warga Banten yang ramah.
Seiring berjalannya waktu, kue Jojorong tak hanya menjadi warisan kuliner Kesultanan Banten, tetapi juga masyarakat luas. Kehadiran kue ini melambangkan persatuan, kemakmuran dan harapan bagi yang menyajikan atau memakannya.