Mengunjungi Sate Ayam Haji Ishak yang Legendaris di Tangerang, Sajikan Kuliner Khas Madura sejak 1954
Selain gurih, cita rasa sedikit manis dan smoky menjadi ciri khas dari sate ayam Haji Ishak.
Selain gurih, cita rasa sedikit manis dan smoky menjadi ciri khas dari sate ayam Haji Ishak.
Mengunjungi Sate Ayam Haji Ishak yang Legendaris di Tangerang, Sajikan Kuliner Khas Madura sejak 1954
Sate Ayam Haji Ishak menjadi kuliner legendaris di Pasar Lama Kota Tangerang. Keberadaannya sudah ada sejak 1954 silam.
Sate ini memiliki cita rasa khas pulau Madura yang otentik. Selain gurih, cita rasa sedikit manis dan smoky menjadi ciri khas dari sate ayam Haji Ishak.
-
Dimana Sate Tegal terkenal di Kota Tegal? Salah satu warung sate terkenal di Kota Tegal adalah warung makan sate Tirus H. Sakya yang berada di Jl. Kapten Soedibyo, Kota Tegal, Warung Sate Kambing Wendy's di daerah Tegalsari, Warung Sate Sari Mendo di Jl. Teuku Umar, warung sate Cempu Lemu di Jl. Ahmad Yani No. 84, dan masih banyak lagi.
-
Kenapa Sate Tegal populer di Jakarta? Di Jakarta, Sate Tegal populer disebut Sate Kambing Muda Tegal.
-
Di mana sate pertama kali populer di Indonesia? Diperkirakan Ponorogo menjadi kota pertama sate mulai populer dan menyebar.
-
Dimana Sate Madura pertama kali dibuat? Mengutip situs PT Suparma Tbk, munculnya Sate Madura berawal dari cerita rakyat yang melibatkan dua orang yaitu Arya Panoleh dan Batara Katong.Arya Panoleh adalah seorang penguasa Madura sedangkan Batara Katong adalah kakak dari Arya Panoleh. Saat itu, Arya Panoleh mengunjungi sang kakak yang berkuasa di Ponorogo.
-
Kenapa Pasar Lama Tangerang menarik? Di lokasi ini, para pengunjung dapat memilih berbagai kios makanan dengan sajian yang begitu menggugah selera.
-
Siapa yang bisa menikmati Pasar Lama Tangerang? Di sini, Anda dapat berburu kuliner yang begitu beragam dan lezat. Di samping itu, Anda juga dapat berfoto dengan latar belakang Kelenteng Boen Tek Bio.
Sate ini sampai sekarang masih jadi buruan para penikmat kuliner daging, dan selalu ramai di jam-jam makan. Yuk simak keistimewaan Sate Haji Ishak yang legendaris di Kota Tangerang.
Gambar: tangerangkota.go.id
Berjualan di Tempat dan dengan Gerobak yang Sama
Mengutip tangerangkota.go.id, pedagang sate ini sudah 70 tahun berjualan di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang. Bahkan dari tempat, resep, sampai gerobaknya tetap sama sejak 1954 silam.
Ini yang membuat para pelanggan terus datang dan enggan untuk beranjak ke warung sate lainnya.
“Sejak awal berdiri dulu, Sate Ayam Haji Ishak memang tidak pernah sepi, tidak pernah berganti lokasi, bahkan tidak pernah mengganti gerobaknya. Saat ini masuk ke generasi ketiga, Sate Ayam Haji Ishak masih menjadi pilihan utama para penikmat sate,” ujar Pengelola Sate Ayam Haji Ishak, Rofi.
Habiskan 5.000 Tusuk
Saking terkenal enaknya, sate ini banyak diburu para pelanggan baik yang makan di tempat atau dibungkus dibawa pulang.
Dalam satu hari, Sate Haji Ishak bisa menghabiskan sebanyak 5.000 sampai 5.500 tusuk. Saat akhir pekan bahkan bisa mencapai 8.000 tusuk. Pembelinya bahkan ada juga yang bertahan sejak dulu.
“Rata-rata pelanggannya sendiri sangat beragam, mulai dari pelanggan lawas, pelanggan baru, bahkan para pelancong pun terlihat sangat menyukai cita rasa sate ayam legendaris ini. Karenanya, hampir setiap hari ramai, terlebih saat akhir pekan,” kata dia.
Jual Seluruh Unsur Ayam
Keunikan sate ayam di sini adalah menjual berbagai unsur ayam sejak dulu.
Beberapa unsur yang dijual seperti daging, kulit, ampela, hati, sampai telur.
“Yang membedakan di sini adalah kami menjual seluruh unsur ayam, mulai dari daging, kulit, hati, ampelanya, pokoknya semua sampai dalamnya ayam kami jual sebagai sate,” terang Rofi dalam Youtube The Story.
Tak Ingin Buka Cabang Demi Originalitas
Sampai saat ini Sate Ayam Haji Ishak tak ingin membuka cabang di tempat lain agar kualitasnya bisa terus terjaga.
Menurutnya, membuka banyak cabang cukup sulit mengelolanya terlebih di rasa dan kualitas sate yang dijual.
“Sementara saat ini masih konsisten di sini dan belum ingin membuka cabang," tambah Rofi.
Gambar: Youtube The Story