Kedai Kopi di Jakarta Ini Disebut Tertua di Indonesia, Berdiri Tahun 1878
Ini jadi kedai kopi pertama di Jakarta sejak 1878, bertahan selama 145 tahun.
Ini jadi kedai kopi pertama di Jakarta sejak 1878
Kedai Kopi di Jakarta Ini Disebut Tertua di Indonesia, Berdiri Tahun 1878
Warung Kopi Tek Sun Ho berhasil memikat para pencinta kopi di seantero Jakarta. Kedai ini disebut-sebut yang tertua di Indonesia karena didirikan pada 1878. Bertahan selama 145 tahun, cita rasa kopi di sini tidak berubah sejak dulu.
-
Kapan kopi pertama kali disangrai? Di wilayah Arab, biji kopi disangrai untuk pertama kalinya pada abad ke-15.
-
Kapan kopi instan mulai populer di Indonesia? Kopi instan merupakan jenis kopi yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Harganya yang murah dan pembuatannya yang mudah, membuatnya banyak disukai.
-
Kapan kopi mulai populer di Indonesia? Namun, seiring berjalannya waktu, kopi semakin populer di kalangan rakyat biasa dan menjadi bagian dari budaya minum teh dan kopi di Indonesia.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
-
Apa yang unik dari mesin penggorengan kopi di Kedai Kopi Dharma Boutique Roastery? Di dalam pabrik tersebut, beberapa mesin kopi peninggalan Belanda masih tersimpan.
-
Bagaimana Warung Kopi Ake menjaga tradisi "Kopi Kuli"? Buka dari jam 06.00 WIB sampai 00.30 WIB, tempat ini cocok bagi pengunjung yang ingin eksplor tentang kopi dan teh yang ada di Belitung. Warung Kopi Ake turut menjaga tradisi "Kopi Kuli" yang menjadi budaya ngopi bagi penambang timah Tiongkok pada zaman kolonial.
Di jam operasionalnya, kedai ini dikunjungi ramai para penikmatnya. Aroma sedap khas varian kopi menyeruak di segala penjuru ruangan.
Beberapa varian kopi yang terkenal di sana adalah berjenis rajabika, arabika spesial dan robusta. Secara umum pengembangan dilakukan dengan tetap mempertahankan resep khas kedai tersebut.
Didirikan saudagar China
Mengutip laman Warung Kopi Tinggi, kedai tersebut mulanya didirikan oleh seorang pengusaha dan saudagar rempah asal China, Liaw Tek Soen.
Di awal-awal, kedai tersebut hanya biji kopi berkualitas premium. Biji-biji itu dibawa oleh seorang perempuan yang merupakan penjual biji kopi mentah keliling.
Perempuan ini yang kemudian mejeng di halaman depan bangunan, dan diberi brand “Bakoel Koffie”
Diolah secara profesional
Selaku pendiri, Liaw Tek Soen merasakan peluang yang besar jika di dekat pelabuhan (Batavia) didirikan kedai kopi. Pasalnya saat itu, biji-biji kopi merupakan komoditas ekspor utama dari Hindia Belanda.
Dengan mengandalkan biji berkualitas prima, kedai kopi ini kemudian meracik secangkir kopi dengan sempurna. Biji dijemur di bawah terik, kemudian disangrai dengan pasir.
Setelahnya, kopi diayak dan ditumbuk menggunakan lesung.
Di masa masa setelahnya, kedai kopi itu memiliki jargon “Eerstee Weltevredensche Koffiebranderij” atau kedai kopi pertama di Sawah Besar secara layak.
Disukai warga Belanda dan pribumi
Perlahan-lahan kedai kopi yang juga dikenal dengan nama "Warung Tinggi" tersebut makin ramai, terutama setelah kepemilikannya dipindahtangankan kepada anak angakatnya Liaw Tek Siong.
Ketika itu banyak warga Belanda dan pribumi yang bertandang ke warung tersebut untuk menyesap secangkir nikmatnya.
Kedai tersebut lantas mulai dikenal karena kualitas kopinya yang mulai diolah menggunakan mesin modern.
Jadi destinasi wisata sejarah kopi
Saat ini, kedai dengan resep turun temurun itu terpisah menjadi dua, yakni Warung Kopi Tinggi di di Jalan Batu Jajar No.35 B, Hayam Wuruk dan Bakoel Koffie di kawasan Cikini.
Keduanya masih dikelola oleh satu keluarga yang sama, dan ingin mengembangkan resep keluarga mereka.
Di sini, pengunjung tak hanya menikmati secangkir kopi lezat, namun juga mengetahui sejarah panjangnya yang menarik untuk disimak.