Kenalan dengan Tradisi Hajat Arwah di Bandung Barat, Ritual “Beri Hadiah” pada Orang yang Sudah Wafat
Pelaksanaan Hajat Arwah tidak seseram namanya. Justru, warisan budaya nenek moyang ini kental dengan nuansa Sunda dengan Islam khas zaman dulu.
Tradisi Hajat Arwah yang dilestarikan warga Kampung Parakansalam, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, tergolong unik. Para penduduk akan berbondong-bondong datang ke makam leluhur di sana untuk memberikan “hadiah”.
Sampai sekarang, warga Parakansalam masih menjalankan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini. Alasannya, leluhur jadi sosok yang paling berjasa sehingga kampung mereka masih tetap aman dan damai hingga saat ini.
-
Apa yang spesial dari tradisi tadarus di Masjid Agung Baiturrahman, Banyuwangi? Masjid Agung Baiturrahman di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, juga memiliki tradisi tadarus Alquran selama bulan suci Ramadan. Namun, menariknya adalah Alquran yang digunakan terlihat tak biasa. Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Apa tradisi yang masih dijaga oleh orang Jawa di Kampung Sri Arjuna, Malaysia? “Ini bertepatan dengan Bulan Mulud, kami bikin Nasi Ambeng, bawa ke surau. Masing-masing bawa satu, nanti dimakan ramai-ramai di sana,” kata Bang Sam dikutip dari kanal YouTube Pie’ie Mejink. Selain itu, bila ada warga kampung itu yang menikah, mereka juga melaksanakan tradisi rewang.
-
Di mana tradisi Ngitung Batih dilakukan? Mitos Masyarakat Desa Dongko Kabupaten Trenggalek masih mempercayai mitologi Kanjeng Ratu Kidul sebagai penguasa laut selatan Jawa.
-
Apa tradisi yang masih dijalankan oleh warga Kampung Adat Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa tradisi adat yang dirayakan di Desa Olehsari, Banyuwangi? Ritual adat Seblang Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, digelar selama satu pekan, sejak 15 April - 21 April.
Terdapat hal yang menarik saat pelaksanaannya, di mana sejumlah warga akan berbondong-bondong datang ke kompleks pemakaman leluhur dengan mengenakan pakaian tradisional Sunda pangsi dan kebaya.
Kekompakan juga ditonjolkan di sana, dengan hadirnya seluruh unsur warga mulai dari orang tua, anak-anak hingga sesepuh kampung yang memimpin doa. Yuk kenalan dengan tradisi leluhur Sunda ini.
Perpaduan Budaya Sunda dan Islam
Merujuk laman Kemdikbud, Kamis (17/10), pelaksanaan hajat arwah tidak seseram namanya. Justru, warisan budaya nenek moyang ini kental dengan nuansa Sunda dengan Islam khas zaman kerajaan ratusan tahun silam.
Ini terlihat dari iringan warga setempat yang berbondong-bondong datang ke makam yang dipimpin oleh tokoh adat sembari membaca salawat dan lafaz Al Quran.
Kemudian, nuansa Sunda terlihat dari pakaian pangsi yang dikenakan oleh laki-laki berwarna hitam lengkap dengan totopong dan ikat (serupa blangkon). Sedangkan kaum perempuan, mengenakan kebaya yang anggun.
- Kenalan dengan Suku Dayak Tomun dari Lamandau Kalteng, Punya Tarian Ritual Kematian
- Upaya Menghidupkan Kembali Ritual Irung-Irung, Tradisi Warga Adat di Bandung Barat untuk Rawat Sumber Air
- Melihat Keseruan Tradisi Sedekah Bumi di Demak, Kaya Hasil Tangkapan Laut
- Tangis Haru Warnai Tradisi Basuh Kaki Orang Tua Jelang Imlek di Semarang
Beri Hadiah ke Leluhur
Setelah sampai di area makam, warga akan berkumpul di area yang luas untuk kemudian melakukan doa bersama sekaligus menghaturkan rasa terima kasih kepada Eyang Entang atau Mbah Dalem Jagat Sekti serta sang istri yakni, Nyi Mas Raden Rahayu.
Keduanya diketahui merupakan leluhur dan orang yang berjasa akan Kampung Parakansalam pada masa lampau.
Merujuk Youtube Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia, Hadiah yang dimaksud pun bukan berbentuk barang, melainkan melalui doa serta ucapan terima kasih melalui jalan spiritual.
Acara kemudian dilanjut dengan menyiramkan air suci ke tubuh sembari dibacakan doa dan diakhiri dengan makan bersama antar warga.
Memwariskan Ilmu Perbintangan bagi Warga Parakansalam
Dalam penelitian karya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, Anne Nurseftiani, berjudul “Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat dalam Kegiatan Upacara Hajat Arwah Untuk Melestarikan Tradisi di Kabupaten Bandung Barat” disebutkan bahwa Eyang Entang dan Nyi Mas Raden Rahayu dahulu pernah berjasa membangun Kampung Parakansalam.
Salah satu warisannya adalah ilmu astronomi dan perbintangan yang sampai saat ini masih diterapkan oleh warga setempat.
Mereka memiliki pedoman tertentu untuk membangun rumah, bertani, melaksanakan hajatan dan lain sebagainya yang mengacu akan kondisi di langit.
Dilaksanakan Satu Tahun Sekali
Adapun tradisi ini dilaksanakan satu tahun sekali, setiap menjelang masuknya bulan Ramadan. Biasanya Hajat Arwah diadakan sekitar dua atau satu pekan menjelang puasa, tepatnya di akhir bulan Syaban.
Bagi pelestarinya di Kampung Parakansalam, tidak ada upaya manusia yang paling sejati selain berterima kasih kepada leluhur. Tanpa adanya nenek moyang, warga di sana mungkin tidak bisa menentukan hari baik untuk melakukan suatu hajatan.
Warga terus berupaya menjaga dan melestarikan Hajat Arwah agar bisa tetap lestari dan jadi salah satu tradisi unik yang ada di Kampung Parakansalam.