Kisah Masjid Perahu di Tebet yang Tersembunyi, Desainnya Unik dan Bikin Nyaman Beribadah
Keberadaan masjid ini jarang diketahui karena tersembunyi di antara gedung pencakar langit.
Keberadaan masjid ini jarang diketahui karena tersembunyi di antara gedung pencakar langit.
Kisah Masjid Perahu di Tebet yang Tersembunyi, Desainnya Unik dan Bikin Nyaman Beribadah
Sebuah masjid di wilayah Tebet, Kota Jakarta Selatan memiliki desain yang unik. Desainnya menyerupai perahu, dengan detail mirip aslinya. Rumah ibadah ini diketahui bernama Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman.
Hingga sekarang rumah ibadah ini masih belum banyak diketahui, karena keberadaannya tersembunyi di antara gedung-gedung tinggi. Persisnya, masjid perahu ini berada di Jalan Raya Menteng Pulo, Kelurahan Menteng Dalam.
-
Kenapa Masjid Ats Tsauroh disebut Masjid Agung Serang? Penyematan nama Masjid Agung Serang sendiri karena pertimbangan posisi yang berada di tengah pusat kota, dengan kapasitas jemaah yang besar.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Apa nama lain dari Masjid Kemayoran? Masjid Kemayoran Surabaya memiliki nama Masjid Raudlatul Musyawwarah.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Di mana Masjid Agung Palembang terletak? Masjid Agung ini merupakan bagian dari peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I atau biasa dikenal dengan Jayo Wikramo.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
Bagi yang ingin beribadah atau menikmati keindahan arsitekturnya, disarankan memarkir mobil di pinggir jalan, karena letak bangunan masjid berada di dalam sebuah gang. Untuk mengaksesnya, bisa melalui gapura masjid di Jalan Cassablanca, atau Jalan Menteng Pulo Atas dengan memasuki gang sempit.
Intip keunikan Masjid Perahu yang ikonik.
Foto: Youtube Jalan Plesiran
Dibangun Pada 1963
Mengutip majalah digital Pemprov DKI Jakarta, Masjid Perahu ini rupanya sudah ada sejak sejak 1963. Kala itu pembangunannya dilakukan oleh seorang tokoh agama setempat bernama KH Abdurrahman Masum dengan konsep yang berbeda dari kebanyakan masjid.
Bentuk perahu ini dibuat bukan tanpa alasan. Menurut kisahnya, si empunya dahulu sangat mengagumi sosok Nabi Nuh AS.
Dahulu, Nabi Nuh AS menyelamatkan umat Islam dari bencana banjir besar. Nabi Nuh membawa umat muslim menggunakan perahu besar yang mampu menerjang banjir besar.
Perahunya Jadi Tempat Berwudu
Bangunan perahu sebenarnya bukan area utama untuk melaksanakan ibadah salat. Perahu hanya difungsikan sebagai tempat berwudu bagi jemaah yang baru datang, termasuk kamar mandi.
Bangunan utama masjid terdapat di sisi perahu, dengan ukuran 8x5 meter sebanyak satu lantai. Sedangan untuk perahunya dibangun dengan dua lantai, dengan lantai atas untuk para musafir yang ingin beristirahat.
- Kisah di Balik Megahnya Masjid Agung Banten yang Berusia Hampir 5 Abad, Dikerjakan Arsitek dari Tiga Negara
- Miliki Desain Khas Hindu, Masjid Pusaka Baiturrahmah Jadi Titik Awal Peradaban Islam di Indramayu
- Hikayat Masjid Pecinan Tinggi Banten yang Berusia 400 Tahun, Kini Tersisa Menara dan Ruang Imam
- Masjid di Serang Ini Punya Desain Unik Mirip Kelenteng, Begini Potretnya
Bangunan menyerupai perahu inilah yang kemudian menjadi ikon dari masjid tersebut. Tak sedikit juga jemaah yang mengabadikan gambar di sekitar area perahu.
Foto: Youtube Jalan Plesiran
Gaya Bangunannya Klasik
Untuk bangunan utama, desain ala tahun 1960-an masih benar-benar terasa. Terlihat dari atapnya yang bulat dan berundak sebagai ciri khas budaya setempat.
Ornamen jendela dan pintunya juga berukuran besar yang lazim digunakan oleh bangunan mewah di masa itu.
Ornamen jendela dan pintunya juga berukuran besar yang lazim digunakan oleh bangunan mewah di masa itu.
Warna cat yang didominasi putih dan krem emas membuat nuansa tenang masih terasa, dan membuat siapapun khusyuk dalam melaksanakan ibadah.
Terdapat Al Quran Raksasa
Mengutip Youtube Jalan Plesiran, di sudut bangunan utama masjid terdapat benda koleksi berupa Al Quran raksasa.
Ukurannya berkali-kali lipat dari biasanya yakni 2x1 meter, dengan ketebalan total mencapai 30 cm. Terdapat ornamen batu akik dengan jumlah yang cukup banyak.
Al Quran tersebut jadi salah satu daya tarik utama Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman, yang merupakan destinasi religi di wilayah Tebet.