Lezatnya Lotek Legendaris Tjihapit, Resep Tidak Berubah Sejak 1970
Lotek Tjihapit menjadi kuliner yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Kota Bandung, Jawa Barat. Memiliki rasa yang lezat, menu ini sudah bertahan sejak 1970. Resepnya tetap dipertahankan oleh pengelola.
Lotek Tjihapit menjadi kuliner yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Kota Bandung, Jawa Barat. Memiliki rasa yang lezat, menu ini sudah bertahan sejak 1970. Resepnya tetap dipertahankan oleh pengelola.
Warungnya cukup sederhana, dan berada di Jalan Cihapit nomor 8A, Kecamatan Bandung Wetan. Di sana terdapat Nunung (65) yang setia menjajakan lotek khas warung tersebut sejak puluhan tahun.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Nunung mengungkapkan bahwa warungnya tetap menjaga bahan sampai resep sejak dulu. Ini merupakan warisan turun temurun dari sang ibu yang sudah merintisnya. Berkat konsistensi ini, pelanggan sejak puluhan tahun masih setia menikmati kelezatan Lotek Tjihapit.
“Lotek Tjihapit ini sejak 1970, dan ini resepnya dari keluarga” kata Nunung, mengutip YouTube Kisarasa, Kamis (8/6).
Masih pakai resep ibu
Lotek Tjihapit Bandung ©2023 YouTube Kisarasa/Merdeka.com
Kekuatan rasa dari Lotek Tjihapit terletak di bumbunya yang berbeda. Salah satu yang unik adalahnya digunakannya kentang rebus sebagai campuran bumbu kacang. Semua bahan itu diulek dadakan. Sayurannya juga segar dan berkualitas baik.
Kentang rebus sendiri akan membuat tekstur bumbu semakin kental, dan gurih. Berpadu dengan rempah seperti cabai, bawang dan lainnya, bumbu khas Lotek Tjihapit memiliki rasa gurih manis yang pas dan menyatu dengan sayuran.
“Dan ini nggak ada yang berubah (resepnya), dulu belajarnya itu dari ibu,” katanya
Mampu jual ratusan porsi lotek
Kelezatan Lotek Tjihapit mampu membuat para penikmatnya balik lagi. Dalam satu hari, Nunung mampu mengolah sekitar 100 porsi. Proses pembuatan bumbu dan pengolahan sayurannya berada di sisi belakang warung.
“Ini karena dulu ibu mengarahkan membuat bumbunya harus begini begini begini, jadi takarannya pas dan tidak diubah” katanya lagi
Selain lotek, terdapat karedok yang juga menjadi menu andalan. Karakter bumbu karedok sedikit berbeda, yakni lebih kuat di rempah kencur. Sayurnya pun mentah, tidak seperti lotek yang direbus.
Nunung sendiri dibantu oleh beberapa karyawan untuk memasak, dan bergantian berjualan bersama anaknya sebagai generasi ketiga penerus usaha Lotek Tjihapit.
Pelanggan selalu balik lagi
Para pelanggan sendiri disebut Nunung makin ramai. Bahkan sejak puluhan tahun silam masih ada yang setia kembali lagi untuk menikmati kelezatannya. Dia mengatakan, para pelanggan menyukai rasa seperti yang dulu ibunya buat.
“Sampai sekarang, pelanggan yang dulu-dulu datang itu cerita, ih inget dulu mah bu Yuyu (orang tua Nunung) suka gini-gini. Jadi senang ngobrol gitu” katanya
Untuk satu porsi lotek dan karedok, dibanderol dengan harga Rp20 ribu. Porsinya cukup mengenyangkan, dengan taburan bawang goreng kering yang makin membuatnya nikmat.
Selain menjual lotek dan karedok, warung tersebut juga menjajakan masakan Sunda macam tumis, sayur asam, ayam bakar dan yang lainnya dengan harga yang juga ramah di kantong. Disarankan untuk membeli di awal sampai pertengahan jam buka, mulai pukul 09.00 WIB sampai sebelum pukul 15.00 WIB karena akan kehabisan.