Lezatnya Soto Ojolali Bandung, Melegenda Sejak 1939 Berkat Kisah Cinta
Sang penjual sempat membocorkan kisah di balik nama ‘Ojolali’ yang selama ini identik dengan kosakata Jawa. Ceritanya pun unik dan berkesan, karena berkaitan dengan kisah cinta dari generasi pertama penjualnya di masa sebelum kemerdekaan.
Soto otentik tak hanya tersebar di Kota Yogyakarta saja. Makanan berkuah bening ini juga bisa ditemui di Kota Bandung, Jawa Barat dengan ciri khasnya tersendiri seperti yang ada di warung Ojolali. Di sini, menu tersebut sudah melegenda sejak 1939 silam.
Berlokasi di Jalan Cibadak No.79, Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, menu berkuah ini memiliki keunikannya tersendiri. Rasanya gurih, daging sapinya melimpah serta porsinya yang banyak menjadi daya tarik dari warung tersebut. Satu lagi, soto ini juga diberi irisan lobak sehingga menambah rasa segar saat disantap.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Sang penjual sempat membocorkan kisah di balik nama 'Ojolali' yang selama ini identik dengan kosakata Jawa. Ceritanya pun unik dan berkesan, karena berkaitan dengan kisah cinta dari generasi pertama penjualnya di masa sebelum kemerdekaan.
Setiap harinya, Soto Ojolali selalu ramai dikunjungi oleh para penikmat yang bukan hanya warga lokal, namun sampai ke luar kota. Berikut informasi selengkapnya tentang Soto Bandung Ojolali.
Nikmat Disantap Pakai Nasi
©2023 YouTube Dyodoran/Merdeka.com
Di beberapa daerah Jawa Barat, soto biasa disantap dengan lontong. Namun di warung Ojolali, sotonya disajikan dengan nasi terpisah. Satu porsi soto bening dengan nasi hangat begitu nikmat saat disantap.
Irisan daging sapinya lembut, lobaknya segar, serta kacang dan bawang gorengnya menambah aroma serta rasa gurih di satu mangkuknya. Menu ini selalu jadi favorit pelanggan di jam-jam makan.
“Ini soto bening, isinya ada daging sapi, potongan lobak, kacang, seledri dan bawang. Ini dimakan pakai nasi terpisah atau dicampur juga bisa,” kata penjual bernama Adnan, mengutip kanal YouTube Dyodoran, Rabu (15/3).
Sensasi Gurih Manis yang Menggugah Selera
Berbeda dengan soto kuah santan, Soto Bandung Ojolali ini memiliki rasa yang dominan gurih dengan sedikit manis. Rasanya berpadu nikmat dengan rempah-rempah yang terkandung di dalam kuahnya. Belum lagi daging dengan sedikit lemak yang lembut makin menggugah selera.
Untuk melengkapi sajian soto tersebut, penjual juga menyediakan sejumlah tambahan lauk seperti iso, babat dan perkedel. Soto ini sangat cocok disantap di tengah udara Kota Bandung yang sejuk karena menghangatkan.
Saat ini, Adnan merupakan generasi kelima pengelola Soto Ojolali dan tetap mempertahankan resep asli dari buyutnya.
“Ini sudah ada dari tahun 1939, dulunya oleh buyut saya,” kata dia lagi.
Cerita di Balik Nama Ojolali
©2023 YouTube Dyodoran/Merdeka.com
Ditambahkan Adnan, nama Ojolali berasal dari sang buyut yang biasa dipanggil Uyut Karta. Dulunya, Uyut Karta diketahui memiliki kekasih yang berasal dari daerah Jawa Tengah.
Menurut Adnan, Ojolali diambil dari perpisahan Uyut Karta dengan kekasihnya dulu yang harus kembali ke Jawa di Stasiun Bandung. Saat itu, wanita tersebut berkata “ojo lali yo” yang artinya jangan lupa ya (terhadap saya).
“Jadi dulu itu kan pacarnya uyut orang Jawa. Kalau dulu kan kepercayaannya Jawa sama Sunda itu nggak bisa bersatu, lalu pas terakhir di Stasiun Bandung bilangnya begitu, ‘ojo lali yo’. Ini dari kisah cinta juga (berdirinya),” kata Adnan, tertawa ringan.
Warung soto Ojolali buka mulai pukul 09-00 sampai 21.00 WIB. Harganya mulai dari Rp35 ribu jika makan di tempat dan Rp48 ribu dibungkus.
“Satu bungkusnya ini porsinya bisa untuk dua orang,” tambah Adnan.