Melihat Jejak Kerajaan Majalengka di Museum Talagamanggung, Peninggalan Tahun 1300
Barang-barang tersebut merupakan peninggalan sekaligus petilasan, sisa kejayaan dari kerajaan Talaga Manggung yang pernah berkuasa di Majalengka, medio 1371 – 1819.
Museum Talagamanggung, di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di sana tersimpan barang-barang sisa kejayaan masa lalu yang diperkirakan berusia 600 tahun lebih.
Mengutip laman resmi Museum Talagamanggung, Senin (26/9), barang-barang tersebut merupakan peninggalan sekaligus petilasan, sisa kejayaan dari kerajaan Talaga Manggung yang pernah berkuasa di Majalengka, medio 1371 – 1819.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Saat itu, kerajaan tersebut berdiri sendiri alias tidak di bawah pengaruh siapa pun, dengan corak Budhisme. Pusat pemerintahannya terletak di barat daya Gunung Ciremai, tepatnya di Kecamatan Talaga, saat ini.
Barang-barang yang Tersimpan di Museum
©2022 YouTube Tika Puspita Sariningsih/Merdeka.com
Mengutip laman direktoripariwisata.id, setidaknya terdapat 11 barang peninggalan sejarah dari Kerajaan Talaga Manggung yang masih bisa diselamatkan. Beberapa di antaranya, yaitu kereta kencana, peralatan perang sampai peralatan kesenian berupa seperangkat gamelan ada alat tetabuhan khas kerajaan.
Beberapa barang sendiri, berupa keris hingga perkakas kecil lainnya disimpan ke dalam sebuah tempat berlapis kaca agar terlindungi dari debu dan kotoran luar.
Selain itu di sana juga terdapat sisa bangunan keraton, seperti wuwung (bagian atap), pakaian anggota kerajaan, alat pembayaran yang berlaku pada masa itu, batu-batuan menhir dan bandring, sampai kerajinan gerabah.
Terdapat Tiga Ruangan Museum
Mengutip kanal YouTube Tika Puspita Sariningsih, di dalam bangunan Museum Talagamanggung, terdapat tiga ruangan penyimpan benda bersejarah.
Untuk ruangan pertama, menyimpan barang-barang yang merupakan milik dari keluarga Kerajaan Talaga Manggung. Di ruangan ke dua, terdapat gamelan, serta senjata milik panglima kerajaan dan di ruangan lain terdapat benda-benda yang juga milik kerajaan, termasuk tersimpan juga kereta kencana.
Sebelumnya, terdapat banyak peninggalan sisa Kerajaan Talaga Manggung, namun beberapa di antaranya diambil oleh pihak Hindia Belanda, dan lainnya juga rusak karena termakan usia ratusan tahun.
Tidak ada patokan harga tiket untuk memasuki museum, pengunjung hanya dikenakan biaya seikhlasnya sebagai bentuk sumbangan.
Kerajaan Talaga Manggung
©2022 YouTube Tika Puspita Sariningsih/Merdeka.com
Sebelumnya, Kerajaan Talaga Manggung sendiri didirikan oleh keturunan Kerajaan Galuh, Ciamis yakni Sunan Talaga Manggung putra Pandita Prabu Darmasuci, putra Batara Gunung Picung l, putera Suryadewata yang merupakan anak terakhir dari Maharaja Sunda yang bernama Ajiguna Linggawisesa di tahun 1333.
Penamaan Kerajaan Talaga Manggung sendiri karena letaknya yang tidak jauh dari sebuah talaga atau situ sangiang yang lebih dikenal masyarakat.
Saat ini, pihak pengelola museum bersama kalangan keturunan Kerajaan Talaga Manggung masih memiliki tradisi kerajaan yang rutin digelar di area museum, yakni “Nyiramkeun Benda Pusaka Talaga”
Upacara ini merupakan prosesi membersihkan benda peninggalan kerajaan talaga yang biasa digelar pada hari Senin, setiap tanggal akhir di bulan Safar. Acara ini bertujuan untuk menghormati dan melestarikan adat turun temurun masyarakat Talaga.