Melihat Pembuatan Gula Aren Super di Darmaraja Sumedang, Si Manis yang Sulit Ditemukan di Kota
Gula kualitas super ini cukup sulit ditemukan di kota, karena keterbatasan pohon aren.
Gula kualitas super ini cukup sulit ditemukan di kota karena keterbatasan pohon aren.
Melihat Pembuatan Gula Aren Super di Darmaraja Sumedang, Si Manis yang Sulit Ditemukan di Kota
Berada di kawasan pegunungan membuat Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kaya akan potensi alam. Berbagai tumbuhan bisa dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi, salah satunya pohon aren.
Di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Darmaraja pohon ini dijadikan sebagai pedapatan warga melalui pembuatan gula aren secara tradisional. Ia adalah Teh Apong yang masih menjalankan usaha pembuatan gula aren.
-
Apa itu gula kawung? Sampai saat ini gula kawung jadi andalan orang Sunda sebagai pengganti gula pasir. Yuk kenalan lebih dekat dengan gula kawung yang khas. Dibuat dari Pohon Aren Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Rabu (11/10), gula kawung dibuat dari air nira pohon aren, bukan dari air kelapa.
-
Kenapa Curug Cimarinjung di Sukabumi terkenal? Memotret diri dengan keindahan ngarai dan air terjun akan membuat hasil foto pengunjung semakin istimewa.
-
Apa yang ditawarkan di Kampung Kawangi, Sumedang? Pengunjung bisa mendapatkan tiga keuntungan sekaligus yakni kuliner Sunda yang lezat, panorama alam yang indah dan kebudayaan lokal yang bikin nostalgia.
-
Apa yang istimewa dari Curug Cimarinjung di Sukabumi? Selain menawarkan keindahan, curug ini juga memiliki kisah misterius tentang keraton gaib yang berkembang di masyarakat.
-
Bagaimana ciri khas 'kuda' di Pulau Sumba yang menjadikannya cocok dengan tebakan 'kuda, berjenggot, luas, serba ada'? Pulau Sumba di Indonesia dikenal dengan kuda-kuda pony yang kecil dan kuat, yang kadang-kadang terlihat seperti memiliki ‘jenggot’ karena bulu lebat di leher mereka.
-
Apa yang ditemukan di Gua Leang Karampuang? Lukisan gua tertua di dunia ditemukan ilmuwan di Gua Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan dan diperkirakan berusia 51.200 tahun.
Terdapat proses yang panjang untuk menghasilkan gula dengan kualitas super. Pembuatan bisa berhari-hari. Gula aren Cipeuteuy jadi oleh-oleh khas Darmaraja yang sulit ditemukan di wilayah kota. Berikut selengkapnya
Prosesnya Sampai Dua Hari
Alur pembuatan gula aren secara tradisional sendiri dimulai saat Wisnu menaruh katung atau potongan bambu di atas pohon aren. Ini merupakan tahap awal untuk mendapatkan air nira, sebagai bahan baku utama gula.
Dalam satu pohon air yang didapatkan pun sedikit, sehingga perlu waktu dua hari untuk memanennya sampai air cukup untuk memproduksi gula yang sudah dipesan pelanggan.
“Untuk satu katel itu buku 15 lodong, sekitar dua hari untuk dapat air niranya,” kata Teh Apong, mengutip YouTube Pelosok Sumedang.
Mengambil di Atas Pohon Aren yang Tinggi
Teh Apong mengambil air nira di kawasan hutan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Biasanya air dipanen di pohon nira setinggi belasan hingga puluhan meter. Uniknya pemanjat tidak menggunakan tangga, tetapi menggunakan bambu yang diberi nama sigay.
“Naiknya pakai bambu ini, namanya sigay,” kata Teh Apong.
Didihkan Lima Jam
Setelah air didapat, tidak boleh disimpan terlalu lama agar tidak kedaluwarsa. Air nira lantas didihkan dan dicampur dengan air nira baru agar tetap segar.
Setelahnya, air nira hasil panen langsung dimasak di suhu tinggi menggunakan hawu alias tungku kayu bakar. Pendidihan berlangsung sekitar 5 jam, sampai air nira berubah kecokelatan dan kental.
“Ini juga sudah lama mendidihkannya, sekitar lima jam, diambilnya pakai katung atau potongan bambu kecil,” katanya lagi.
Dibungkus Memakai Daun Aren Kering
Perbedaan gula aren di Cipeuteuy dengan di daerah lain adalah penggunaan daun aren kering sebagai pembungkusnya.
Daun yang memanjang diposisikan berdiri beberapa lapis, kemudian di tengahnya dimasukan gula aren yang sudah dicetak dan mengeras.
Setelahnya, gula dibungkus menggunakan daun tersebut, dan diikat kuat memakai tali dari batang aren. Gula siap dipasarkan hingga ke kota Sumedang.
Sulit Dicari
Gula aren dari Cipeuteuy terkenal kualitasnya yang unggul. Cita rasanya manis, legit dan sedikit gurih dari proses memasaknya yang memakai hawu.
Menurut Teh Apong, gula aren murni seperti yang ia buat sulit ditemukan di kota, karena pembuatannya terbatas. Ia masih kesulitan mendapat banyak air nira, sehingga hanya bisa memproduksi maksimal hingga 20 bungkus gula aren saja per harinya.
“Ini kalau harga jual mah Rp12.500 per bungkusnya. Tapi kalau mau borongan untuk dijual lagi, bisa dapat Rp10.000 per bungkus,” terangnya.
Teh Apong membuat gula ini tanpa campuran apapun, dan murni memakai air nira yang dididihkan sampai menggumpal dan dicetak memakai bambu. Seluruh produksinya masih dilakukan secara tradisional, khas Desa Cipeuteuy.