Ada Tulisan Aksara Tionghoa di Situs Batu Kuno Gunung Singkil Cirebon, Ini Kisah di Baliknya
Di Desa Ciawi Japura, Cirebon, Jawa Barat, ditemukan sebuah situs batu tulis berusia ratusan tahun.
Di Desa Ciawi Japura, Cirebon, Jawa Barat, ditemukan sebuah situs batu tulis berusia ratusan tahun.
Ada Tulisan Aksara Tionghoa di Situs Batu Kuno Gunung Singkil Cirebon, Ini Kisah di Baliknya
Di Desa Ciawi Japura, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ditemukan sebuah situs batu tulis berusia ratusan tahun.
Terdapat dua batu andesit bertuliskan aksara Tionghoa di bidang datar batu kuno itu.
-
Apa saja yang bisa ditemukan di wisata Cirebon? Cirebon menawarkan berbagai macam daya tarik yang akan membuat Anda terpesona. Namun, dengan begitu banyaknya tempat wisata di Cirebon, Anda mungkin bingung harus mulai dari mana.
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
-
Kenapa Kawah Wurung disebut bukit Cincin? Kawah ini juga sering disebut bukit Cincin karena dikelilingi pohon berbentuk melingkar.
-
Di mana tempat wisata di Kuningan yang terkenal dengan pemandangan eksotis Gunung Ciremai? Kemudian ada juga Waduk Darma yang menampilkan pemandangan eksotis dari Gunung Ciremai. Saat sore, kemunculan matahari terbenam benar-benar jadi primadona di sini.
-
Mengapa Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon dianggap penting? Hadirnya eduwisata heritage ini menjadi salah satu penguat hubungan antara Jakarta dengan Cirebon sebagaimana dalam sejarah perebutan dari bangsa Portugis di masa silam.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Menurut keterangan warga sekitar, situs batu tulis ini merupakan peninggalan warga Tionghoa di masa silam. Batu ini sebagai penanda adanya seseorang yang dimakamkan di sana.
Tulisan di situs batu kuno
Di batu pertama terdapat tulisan aksara China kuno bertuliskan “Chao zhou jie yang xi qi xii dao guang er shi ba nian zhi qing kao ya xiao xii gong mu bi zii men lin she xiao nan qian wan (cheng – jian) ying deng tong,”
Jika diartikan tulisan tersebut berbunyi “Makam ayahanda Bapak Xii Ya Xiao dari dinasti Qing yang berasal dari Desa Xi Qi Xii. Kabupaten Jie Yang. Karesidenan Chao Zou dan makam Ibunda Kelaurga XII dari suku (marga) Lin diletakkan bersama-sama oleh putera-puteranya yang berbakti yaitu Qian Wan, Qian Jian, Qian Cheng, Qian Ying padatahun ke-28 Pemerintahan Dao Guang”
Secara keseluruhan, tulisan aksara tersebut melintang dari kanan ke kiri dengan total tujuh bait. Posisinya juga membujur dari atas ke bawah, dengan beberapa posisi lainnya.
Peninggalan tahun 1848
Menurut penuturan penjaga situs, bebatuan ini sudah ada sejak 1848 atau pada masa Dinasti Qing dalam pemerintahan ke-28 yang dipimpin oleh Dao Guang.
Ini merupakan makam suami istri yang dikebumikan oleh sang anak di kawasan tersebut di masa silam. Tidak diketahui secara pasti asal muasal kisah dari batu tersebut.
Posisinya berada di tengah perkebunan pisang milik warga, dan berjarak sekitar dua kilometer dari permukiman masyarakat. Posisinya ada di dekat area persawahan. Bentuknya juga mirip punden berundak.
Jadi wisata sejarah di Cirebon
Tak sedikit pengunjung yang datang ke kawasan ini, terutama yang ingin mendalami sejarah seputar komunitas Tionghoa di Cirebon.
Gambar: Liputan6
Pengurus sendiri tidak mematok biaya tiket masuk, dan mengandalkan keiklasan pengunjung untuk perawatan situs.