Mengintip Keunikan Kampung Legok Awi di Tasikmalaya, Warna Rumah Disebut Mencirikan Penghuninya
Masing-masing warna rumah mencirikan penduduk di sana. Berikut fakta uniknya.
Masing-masing warna rumah mencirikan penduduk di sana. Berikut fakta uniknya.
Mengintip Keunikan Kampung Legok Awi di Tasikmalaya, Warna Rumah Disebut Mencirikan Penghuninya
Jalan menanjak di depan gapura selamat datang jadi ciri khas pintu masuk Kampung Legok Awi, Desa Cukang Jaya, Kecamatan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Keelokannya sangat lengkap, mulai dari alam sampai kebiasaan masyarakatnya. Bisa dibilang permukiman di sini merupakan kampung adat, karena warganya masih melestarikan kebiasaan nenek moyang zaman dulu.
-
Di mana perkampungan yang unik dengan akulturasi Dayak dan Tionghoa berada? Sebuah perkampungan di tepian Danau Laet, Kalimantan Barat menyimpan keunikan dari masyarakatnya.
-
Apa yang membuat Kampung Talas unik di Tangerang? Jalanan di permukiman warga biasanya tidak memiliki rambu lalu lintas. Namun kondisi berbeda bisa ditemui di Kampung Talas, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Saat Anda memasuki kampung tersebut, jalannya terlihat tertata dengan rapi. Paving blok di sana juga dicat menarik, sehingga menyerupai jalan protokol maupun provinsi. Eits, tak sampai di situ, jalanan di Kampung Talas ini ini juga memiliki rambu lalu lintas dan lampu merah.
-
Apa yang unik dari Desa Budaya Pampang? Desa ini menjadi tempat tinggal tetap masyarakat Suku Dayak Apokayan. Kampung ini juga menjadi salah satu objek wisata budaya di Kalimantan Timur, tepatnya di Kota Samarinda.
-
Mengapa Kampung Seni Yudha Asri unik? Ini tercermin dari mudahnya menemukan ikon-ikon khas adat Sunda seperti pertunjukan seni musik angklung, rampak bedug sampai tradisi ngaruwat bumi yang diturunkan ke generasi muda.
-
Mengapa Desa Wisata Tajur di Purwakarta begitu unik? Desa Wisata Tajur, atau Kampung Tajur, adalah desa unik yang menawarkan pengalaman wisata edukasi dengan menjaga kearifan lokal dan keasrian alam.
-
Mengapa Desa Penglipuran disebut sebagai desa yang unik? Desa Penglipuran dikenal karena rumah-rumah tradisional Bali yang masih dipertahankan dengan baik. Pengunjung dapat melihat dan mengenal lebih dalam tentang arsitektur tradisional Bali yang memiliki ciri khas, seperti atap berundak, pintu gerbang yang indah, dan pengaturan tata letak rumah yang simetris.
Salah satu yang menarik adalah karakter warga yang bisa diterawang melalui warna cat rumahnya.
“Jadi tiap-tiap rumah warnanya mencirikan warganya,” kata RT setempat, Kostaman dalam kanal YouTube FHR 21 Entertaiment.
Merupakan Kampung Adat
Desain masing-masing rumah di kampung tersebut sebenarnya serupa, yakni membentuk bangunan panggung dengan atap segitiga yang khas.
Bahan utamanya menggunakan kayu dan bambu dengan beberapa tumbuhan di halamannya. Ini semakin menguatkan kesan jika kampung ini menampilkan budaya khas tatar priangan di masa silam.
Ciri ini juga bisa dilihat dari belum banyaknya bangunan modern di sana, serta beberapa pos ronda yang masih beratapkan jerami. Lalu terdapat juga toilet di luar rumah yang biasa disebut sebagai helikopter.
Selalu Sambut Tamu dengan Lesung Bambu
Bagi warga setempat, tamu merupakan pihak yang harus disambut kedatangannya. Agar terkesan, warga sekitar akan melakukan penyambutan melalui pemukulan lesung kayu.
Para ibu berbaris di sebuah ruang terbuka, sembari memegang lesung. Mereka lantas membunyikannya saat tamu mulai masuk ke perkampungan Legok Awi.
“Ibu-ibu biasanya baru berhenti saat tamunya sudah masuk ke rumah yang dituju di Awi Legok,”
kata Kostaman.
- Mengenal Dhurung Bawean, Tempat Warga Gresik Berkumpul hingga Menyimpan Padi yang Dilengkapi Alat Penghalau Tikus
- Intip Keindahan Kampung Lamping Garut yang Syahdu Selepas Hujan, Pemandangan Taman di Halaman Rumah Bikin Betah
- Ketahuan Buang Sampah Sembarangan, Rumah Wanita ini Langsung Dibanjiri Sampah oleh Warga Biar Kapok
- Kisah Kampung di Pelosok Gunung Tasikmalaya yang Belum Teraliri Listrik, Warga hanya Bisa Pakai Satu Lampu di Rumah
merdeka.com
Warna Rumah Menandakan Jumlah Anak
Semakin memasuki ke dalam perkampungan adat itu, warna rumah semakin beragam. Ada yang berwarna biru, kuning, merah, hitam, putih, hijau dan sebagainya.
Usut punya usut, masing-masing warna dari rumah tersebut memiliki arti tersendiri terutama untuk mengetahui jumlah anak di dalam keluarga tersebut.
“Nah, jadi kalau rumahnya warna merah berarti punya anak 3. Terus putih itu, penghuninya punya anak dua, yang hitam itu mempunyai anak satu dan yang kuning itu belum punya anak,” kata dia.
Alasannya agar Mudah Disensus
Pemberian warna ini sebenarnya memiliki maksud agar mempermudah perhitungan sensus penduduk.
Ini karena kampung tersebut saat ini berstatus sebagai kampung KB.
“Nah kalau yang biru atau di luar warna-warna tadi biasanya masih baru berkeluarga. Jadi warnanya bebas,” tambahnya.
Warga Benar-Benar Disambut dengan Baik
Selain melalui tetabuhan lesung, penyambutan juga dilakukan dengan budaya minum teh setempat bernama Langetu. Langetu ini terdiri dari ngelahang, ngeteh dan nutu.
Ngelahang adalah menyambut warga setempat dengan memberikan minuman berupa air nira, lalu ngeteh adalah menjamu warga dengan teh dan nutu merupakan memukul lesung dari kayu.
“Warga di sini akan kami sambut dengan Langetu tadi,” tambahnya.
Terapkan Budaya Ramah Lingkungan
Kampung ini juga rupanya menerapkan budaya ramah lingkungan dari para warganya.
Bagi yang memiliki anak dan ingin bersekolah di TK atau Paud, orang tuanya wajib menyumbangkan bibit pohon.
Begitupun bagi pemuda desa yang akan menikah, juga wajib menyumbangkan bibit pohon.
“Sudah adatnya, jadi nanti pohonnya dikasihkan ke RT, untuk ditanami di tanah-tanah wakaf kampung,” kata dia lagi.
Kampung ini cocok dikunjungi sebagai destinasi edukasi karena kental dengan budaya khas Sunda yang hampir punah.