Miliki Desain Khas Hindu, Masjid Pusaka Baiturrahmah Jadi Titik Awal Peradaban Islam di Indramayu
Konon, di titik inilah peradaban Islam pertama kali muncul dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat setempat.
Konon, di titik inilah peradaban Islam pertama kali muncul dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat setempat.
Miliki Desain Khas Hindu, Masjid Pusaka Baiturrahmah Jadi Titik Awal Peradaban Islam di Indramayu
Masjid Pusaka Baiturrahmah jadi salah satu rumah ibadah tertua di Indramayu, dengan nilai sejarah tinggi. Konon, di titik inilah peradaban Islam pertama kali muncul dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat setempat.
Tak hanya kisah yang melatar belakanginya. Daya tarik lain juga terdapat pada gaya arsitektur bangunan yang memadukan unsur Islam kuno dengan kebudayaan Hindu yang pernah berjaya di nusantara.
-
Apa keistimewaan Beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu? Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
-
Kenapa beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu berlubang? Rupanya setelah tak jadi dipinjam, beduk itu tiba-tiba berlubang dengan sendirinya.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Dimana Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu berada? Sebuah beduk di Masjid Jami Sabilul Huda, Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu dianggap memiliki keistimewaan.
-
Dimana masjid kuno ini ditemukan? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
Kabarnya, masjid ini dibangun bersamaan dengan diresmikannya Kabupaten Indramayu pada abad ke-16 masehi silam.
Salah satu bukti peninggalan yang masih terjaga keasliannya sejak dulu adalah sumur keramat yang banyak dipercaya berkhasiat oleh warga.
Sampai sekarang, masjid ini selalu jadi rujukan bagi para pencinta sejarah termasuk sebagai salah satu destinasi wisata religi yang menarik di Kabupaten Indramayu.
Berikut kisah menarik tentang Masjid Pusaka Baiturrahmah sebagai salah satu peninggalan Indramayu masa silam.
Dahulu Bernama Masjid Dermayu
Jika ditelusuri berdasarkan sejarahnya, masjid ini dahulu bernama Masjid Dermayu.
Ini tidak terlepas dari keberadaannya yang terletak di Desa Dermayu, Kecamatan Sindang dengan jarak 2 kilometer sebelah utara pusat kota Kabupaten Indramayu.
Mengutip Youtube The Heritage, penamaan Dermayu di masjid ini juga disebut untuk menghormati sosok Nyi Endang Darma Ayu sebagai salah satu sosok yang turut serta melakukan babad alas di masa lampau.
Nama Endang Darma Ayu juga merupakan nama awal dari Kabupaten Indramayu yang diresmikan pada 7 Oktober 1527. Tanggal dan tahun ini juga dipercaya sebagai waktu berdirinya masjid ini.
- Makna Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral, Simbol Harmoni Umat Beragama di Indonesia
- Masjid di Serang Ini Punya Desain Unik Mirip Kelenteng, Begini Potretnya
- Kisah di Balik Megahnya Masjid Sukalila di Serang yang Berusia Ratusan Tahun, Luasnya Satu Hektare dan Terdapat Makam Kuno
- Seorang Imam di AS Ditembak Mati di Depan Masjid, Pelaku Masih Buron
Gaya Arsitektur Berpadu dengan Budaya Hindu
Dari kejauhan, bangunan masjid sudah menampilkan ciri khas kebudayaan Hindu. Sebelum Islam masuk, Hindu menjadi agama dan kebudayaan yang dipeluk oleh seluruh masyarakat di sana.
Pusatnya ada di sekitar Sungai Cimanuk yang membelah kabupaten tersebut, dengan beberapa penemuan masa silam.
Itulah mengapa banyak bangunan Islam yang kemudian dipadukan dengan budaya Hindu agar bisa diterima baik oleh masyarakat.
Di Masjid Pusaka Baiturrahmah, corak Hindu bisa terlihat dari desain atapnya yang berbentuk tumpang tiga, dengan memolo di atasnya sebagai pengganti kubah.
Tiang-tiang Kayu Jadi Ciri Khas Masjid Pusaka Baiturrahmah
Bergeser ke sisi salam, rupanya pihak DKM masih menampilkan gaya lawas masjid ini melalui susunan tiang kayu di dalam.
Kayu-kayu ini sebagai pengganti pilar beton, dengan nuansa kuno yang kental.
Strukturnya saling terhubung dan mengikat satu sama lain, dengan tetap menampilkan kesan luas pada sisi dalam bangunan. Fungsi utama saka papat ini adalah untuk menopang atap, dengan tetap menampilkan sisi seninya.
Kemudian terdapat juga gebyog kaligrafi, yang terbuat dari kayu untuk menghiasi bagian dalam masjid tersebut.
Peradaban Awal Islam di Indramayu
Dahulu, masjid ini pernah difungsikan sebagai pusat penyebaran agama Islam di abad ke-16 silam. Saat itu roda pemerintahan dipegang oleh Raden Bagus Arya Wiralodra, sebagai bupati pertama Indramayu.
Melalui pemerintahannya, seluruh fasilitas diizinkan dibangun termasuk Masjid Pusaka Baiturrahmah. Masjid ini sejalan dengan berdirinya pendopo lama sebagai pusat pemerintahan.
Sayangnya, kedatangan Belanda membuat pendopo tersebut hancur dan pemerintah setempat memutuskan membangun pendopo baru yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Dicabutnya Status Cagar Budaya
Beberapa puluh tahun silam, masjid ini pernah menjadi salah satu warisan lampau dan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Namun, belakangan status tersebut rupanya sudah dicabut.
Ini karena renovasi masjid yang dilakukan terus menerus membuat bentuk asli masjid hilang. Kemudian, terjadi banyak perubahan dengan struktur konstruksi dan arsitektur yang lebih modern.
Menurut pihak DKM, renovasi dijalankan sebanyak enam kali dimulai pada 1775, 1813, 1883, 1927, 1956 dan terakhir 1986.
Renovasi ini dilakukan, agar bangunan lawas itu bisa tetap berdiri. Selain itu, kayu-kayu peninggalan masa silam sudah banyak yang lapuk sehingga perlu diganti dengan bahan yang lebih kuat.
Asal Usul Sumur Keramat
Di sisi belakang masjid juga terdapat sebuah sumur tua yang dipercaya mengandung karomah oleh masyarakat sekitar.
Sumur ini belakangan dikenal sebagai Sumur Pengantin, yang airnya masih digunakan untuk berwudhu sampai saat ini.
Tidak ada yang tahu pasti kapan sumur ini berdiri, namun terkait asal usul nama sumur kono dahulu pernah ada sepasang laki-laki dan perempuan yang memakai air tersebut untuk membasuh diri.
Setelahnya, mereka berdoa dan memohon ampun kepada Tuhan serta berharap bisa disatukan. Tak lama, doa tersebut dikabulkan hingga masyarakat percaya bahwa sumur memang mengandung keramat.