Wujudkan Ketahanan Pangan saat Pandemi, Kelompok Wanita Tani Cirebon Lakukan Inovasi
Jauh sebelum pandemi, petani wanita pedesaan sebenarnya sudah cukup lama dikenal memiliki peran penting sebagai salah satu tonggak penghasil pangan. Mereka terlibat dalam semua tahap kegiatan, mulai dari pengolahan tanah sampai dengan pemasaran hasil.
Pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir, ketidakpastian tersebut membawa dampak dalam semua bidang kehidupan masyarakat. Salah satu yang dikhawatirkan jika kondisi ini terus berlanjut adalah terjadinya krisis pangan. Maka dari itu, mewujudkan ketahanan pangan di masa pandemi menjadi prioritas bersama. Artinya, semua pihak dapat turut serta berperan menjaga ketersediaan, stabilitas dan akses pangan.
Jauh sebelum pandemi, petani wanita pedesaan sebenarnya sudah cukup lama dikenal memiliki peran penting sebagai salah satu tonggak penghasil pangan. Mereka terlibat dalam semua tahap kegiatan, mulai dari pengolahan tanah sampai dengan pemasaran hasil.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa itu Pecak Bandeng? Awalnya hanya ikan bandeng yang diberi sambal Mengutip YouTube Assaadah Documentation, pecak bandeng mulanya merupakan menu ikan bandeng yang dibakar lalu diberi sambal.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana Pangeran Antasari memimpin Perang Banjar? Dalam perang ini, Pangeran Antasari muncul sebagai tokoh utama dalam memimpin perang melawan penjajah Belanda ini.
-
Apa yang dimakan oleh petani Pangandaran di hutan? Beberapa yang biasa digunakan untuk lauk makan adalah daun-daunan seperti singkong, papaya, kacang-kacangan sampai terubuk.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
Di masa adaptasi kebiasaan baru, keberadaan Kelompok Wanita Tani (KWT) di setiap desa menjadi semakin penting. Hal ini sejalan dengan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang di usung Kementan sebagai upaya meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan yang berkelanjutan.
Inovasi yang Dilakukan Kelompok Wanita Tani Sumber Rejeki
©2020 Merdeka.com/ Novi Fuji Astuti
Dibentuk sejak 2015, KWT Sumber Rejeki, Desa Budur, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon masih tetap berusaha produktif meski terbatas oleh kondisi ekonomi dan sosial di tengah pandemi Covid-19.
Berbekal bantuan dari Kementan, mereka menanam sayuran berupa kangkung, bayam, sawi, seledri, terong, kembang kol, cabai dan kucai. Selain sayur mereka juga menanam buah-buahan dan rempah seperti lengkuas, jahe dan kencur. Bukan hanya itu, budidaya ikan lele juga tak luput mereka lakoni.
Memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam, KWT Sumber Rejeki menggunakan irigasi kapiler yaitu model budidaya tanaman dalam polybag atau wadah berisi akses air terus menerus melalui kapiler berbahan kain flanel, yang mana sistem kapiler ini juga diintegrasikan dengan budidaya ikan. Sehingga selain memproduksi sayuran, pada saat yang sama juga kebutuhan protein hewani terpenuhi.
"Kapiler kita ini macam-macam ya, ada kapiler yang sederhana dari ember, terus ada kapiler dari paralon, di kasih sumbu dari kain flanel untuk nyedot air jadi ngga perlu sering nyiram. Kapiler ini juga lebih hemat kalau dibanding sistem hidroponik," jelas Aan Selaku bendahara sekaligus penggagas KWT Sumber Rejeki, saat ditemui di kediamannya, Senin (30/11).
Inovasi tersebut mengantarkan KWT Sumber Rejeki sebagai juara kedua tingkat nasional pada peringatan Hari Tani pada 24 September 2020 lalu. Acara tersebut digelar oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bidang Ketahanan Pangan KRPL di Lembang.
Pentingnya Ketahanan Pangan di Masa Pandemi
©2020 Merdeka.com / Novi Fuji Astuti
Ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Mengingat pangan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi masyarakat. Dalam hal ini KWT Sumber Rejeki sadar betul bahwa apa yang mereka lakukan bisa jadi upaya menjaga produksi pangan secara mandiri.
"Sejauh ini dengan pekarangan yang terbatas terasa banget manfaatnya, bisa menuhin kebutuhan sayur sendiri, kita juga punya rempah-rempah sendiri dan ada buah juga jadi bisa lebih hemat dan ngurangin pergi ke pasar," jelas Aan.
Kegiatan yang dilakukan KWT tak hanya menanam dan budidaya. Akan tetapi, mereka juga menyelenggarakan pelatihan membuat kue, membuat serbuk jahe dari hasil panen hingga membuat pupuk kompos sendiri.
"Kegiatan lain selain nanem, kita juga ada buat kue, buat serbuk wedang jahe dari hasil panen sendiri. Terus kemarin kita juga baru ngadain kegiatan bareng remaja masjid bikin pupuk kompos sendiri, manfaatin limbah rumah tangga kaya sampah sayuran sama air cucian beras". jelas Aan antusias menceritakan kegiatan KWT Sumber Rejeki.
Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat Sekitar
©2020 Merdeka.com / Novi Fuji Astuti
Bicara dukungan dari pemerintah dan masyarakat, Aan mengaku Ia dan kelompoknya telah melalui jalan cukup panjang. Hal ini berawal dari hobi Aan menanam bunga untuk hiasan. Kemudian ia beralih mencoba menanam sayuran.
Pertama ia menanam bawang yang sudah kering di dalam polybag ternyata hasilnya bagus. Lama kelamaan ia jadi semakin semangat menanam dan coba mulai mengajak masyarakat sekitar untuk juga ikut menanam. Dari situ mulailah terbentuk KWT Sumber Rejeki.
"Pada awalnya pendanaannya bersifat swadaya masyarakat, sampai akhirnya alhamdulillah bisa dapat bantuan dari pemerintah pusat sebesar 50 juta untuk membuat demplot pekarangan untuk menanam." ungkap Aan menjelaskan.
Pada 8 September 2020 lalu demplot pekarangan milik KWT Sumber Rejeki ditinjau langsung oleh Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), Panutan Sulendrakusuma. Dalam kesempatan tersebut Panutan mengatakan, pihaknya mendorong program pekarangan sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
"Kami di KSP, mempunyai tugas mengendalikan program prioritas nasional salah satunya ketahanan pangan. Jadi kami ikut memantau, dan kalau misalnya ada kendala kami turun membantu," ungkap Panutan dikutip dari bpk.pertanian.go.id pada Selasa, (8/9/2020).