3 Fakta Kemunculan Gelembung Besar di Selat Sunda yang Ramai Dibicarakan
Sempat menghebohkan ini klarifikasi dari BMKG terkait gelembung besar di tengah perairan Selat Sunda.
Beberapa waktu belakangan masyarakat pengguna media sosial dihebohkan dengan misteri kemunculan gelembung besar di Selat Sunda. Wilayah perbatasan antara Sumatera dengan Jawa (Provinsi Banten).
Dilansir dari dream.co.id, gelembung besar tersebut pertama kali ditemukan BKSDA Bengkulu Lampung saat menjalankan aktivitas patroli di sekitar Cagar Alam Kepulauan Krakatau.
-
Kapan sanggar batik Krakatoa didirikan? Gambarkan kondisi alam Cilegon dan Banten Keberadaan batik yang didirikan oleh pasangan suami istri Helldy Agustian dan Hany Seviatry pada 2014 ini tak terlepas dari dari minatnya akan batik dan sosial budaya di kotanya.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Slamet menurut informasi yang beredar? Pada Selasa (1/8), beredar kabar status Gunung Slamet mengalami peningkatan dari Level I menjadi Level III atau Siaga tanpa melewati Level II atau waspada.
-
Apa yang ditemukan di lereng Merapi-Merbabu sebagai bukti peradaban kuno? Bukti-bukti itu terlihat dari banyaknya candi dan prasasti yang ditemukan.
Kemunculan gelembung besar juga dikaitkan dengan dugaan akan memunculkan gelombang Tsunami sehingga menggemparkan para pengguna sosial media.
Kemunculan video gelembung tersebut pertama kali diunggah oleh akun sosial media @krakatau_ca_cal, dan langsung mendapat banyak komentar dari warganet.
Merupakan Aktivitas Vulkanik Bawah Laut
Akun Instagram @krakatau_ca_cal 2020 Merdeka.com
Dilansir dari Liputan6 dijelaskan oleh Daryono, selaku Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG pada Rabu (1/4/2020) mengatakan jika kemunculan gelembung berukuran besar di zona gunung api bawah laut merupakan suatu hal yang biasa dan wajar terjadi.
Hal tersebut menandakan akan adanya aktivitas vulkanisme dibawah laut, selain itu dugaan kuat merupakan aktivitas vulkanisme adalah suhu air yang menjadi hangat mengingat lokasi tersebut berada tidak jauh dari gunung anak Krakatau.
"Aktivitas vulkanisme bawah laut, gunung api aktif biasa seperti itu," ungkap Daryono.
Pasca Letusan Anak Krakatau
Akun Instagram @krakatau_ca_cal 2020 Merdeka.com
Daryono juga menjelaskan jika kemungkinan bisa dari efek letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terakhir erupsi terjadi pada Maret 2020. Berdasarkan aplikasi resmi Kementerian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tertulis getarannya terekam melalui alat seismograf di pos pantau Pasauran, Kabupaten Serang, Banten. Erupsi terjadi pada Rabu, 18 Maret 2020 yang lalu, sekitar pukul 12.42 WIB.
Pantauan CCTV Lava93 terlihat kala itu ketinggian kolom abu mencapai 300 meter. Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau berwarna putih kelabu tebal.
Tidak Ada Kaitannya dengan Pertanda Khusus Apapun
Merespon dari beragam tanggapan warga pengguna sosial media yang merasa panik dan takut akan kejadian tersebut, Daryono pun menegaskan jika kemunculan gelembung besar tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan prediksi datangnya gempa atau tsunami.
Hal itu merupakan gejala aktivitas bawah laut biasa. Aktivitas seperti itu bisa terjadi karna berada dikawasan gunung berapi yang kerap memunculkan gas.