Sejarah 28 September 1939: Berakhirnya Pengepungan Warsawa yang Dilakukan Jerman
Pengepungan ini tidak hanya menandai awal dari agresi Jerman terhadap Polandia, tetapi juga menjadi gebrakan awal dalam perang yang akan memakan jutaan nyawa.
Pengepungan ini mengakibatkan kota lumpuh dan korban jiwa yang mencapai belasan ribu.
Sejarah 28 September 1939: Berakhirnya Pengepungan Warsawa yang Dilakukan Jerman
Pada tahun 1939, terjadi salah satu peristiwa paling tragis yang mendahului pecahnya Perang Dunia II di Eropa. Pengepungan Warsawa oleh pasukan Jerman Nazi, yang dimulai pada September tahun itu, adalah sebuah episode kelam yang menciptakan landasan konflik yang akan mengguncang benua Eropa dalam waktu-waktu berikutnya.
Pengepungan ini tidak hanya menandai awal dari agresi Jerman terhadap Polandia, tetapi juga menjadi gebrakan awal dalam perang yang akan memakan jutaan nyawa dan mengubah wajah Eropa untuk selamanya.
-
Apa yang diikrarkan oleh para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Hasilnya yakni berupa ikrar yang diberi nama Sumpah Pemuda.
-
Apa yang terjadi dalam peristiwa Tebing Tinggi 13 Desember 1945? Pertempuran ini berlangsung hingga 14 Desember 1945. Kondisi Tebing Tinggi pun mencekam, sunyi, tanpa ada kehidupan. Hanya terdapat orang-orang Cina saja di sana.
-
Bagaimana Pakta Warsawa dibentuk? Pakta Warsawa, atau Pakta Pertahanan Bersama Warsawa, dibentuk pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.
-
Apa yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1914? Pada 14 Agustus 1914, (dua hari setelah Pertempuran Haelen), Prancis memasuki kota Lorraine dengan Tentara Pertama dan Kedua mereka.
-
Apa peran organisasi buruh dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menurut Djohan Sjahroezah? Menurut Djohan pada saat itu, organisasi buruh memiliki peran besar dalam mobilisasi massa pada gejolak sosial dan pertempuran di Surabaya pada tahun 1945.
-
Apa yang terjadi di Sekolah Teknik Simpang Haru pada 27 November 1945? Peristiwa ini menjadi awal pemicu perlawanan rakyat Padang menghadapi kelompok sekutu. (Foto: Pixabay) Pada saat itu, serdadu KNIL memaksa melakukan pendudukan di sekolah tersebut.
Latar Belakang
Invasi Jerman ke Polandia pada 1939 memiliki beberapa latar belakang, antara lain:
- Jerman ingin mendapatkan kembali wilayah yang hilang akibat Perjanjian Versailles setelah Perang Dunia I, seperti Kota Danzig dan Koridor Polandia yang memisahkan Jerman dengan Prusia Timur
- Jerman ingin memperluas wilayahnya di Eropa Timur dan menerapkan ideologi Nazi yang menganggap bangsa Jerman lebih unggul daripada bangsa Slavia yang mendominasi Polandia
- Jerman ingin mengantisipasi kemungkinan perang dengan Uni Soviet, yang juga memiliki kepentingan di Polandia dan negara-negara Baltik. Jerman menandatangani pakta non-agresi dengan Uni Soviet pada Agustus 1939, yang juga memuat pembagian wilayah pengaruh di Eropa Timur
- Jerman ingin menguji reaksi negara-negara Barat, terutama Inggris dan Prancis, yang telah menjamin kemerdekaan Polandia.
Jerman Memulai Invasi
Pada 1 September 1939, Jerman menginvasi Polandia. Untuk membenarkan tindakan tersebut, para propagandis Nazi menuduh Polandia menganiaya etnis Jerman yang tinggal di Polandia. Mereka menyebarkan kabar palsu bahwa Polandia berencana, bersama sekutunya Inggris Raya dan Prancis, untuk mengepung dan memecah belah Jerman.
SS, berkolusi dengan militer Jerman, melancarkan serangan palsu terhadap stasiun radio Jerman. Jerman kemudian menuduh Polandia melakukan serangan ini. Hitler kemudian menggunakan serangan palsu itu untuk melancarkan kampanye “pembalasan” terhadap Polandia.
Jerman melancarkan serangan yang tak beralasan saat fajar tanggal 1 September 1939, dengan kekuatan awal yang terdiri dari lebih dari 2.000 tank yang didukung oleh hampir 900 pembom dan lebih dari 400 pesawat tempur. Secara keseluruhan, Jerman mengerahkan 60 divisi dan hampir 1,5 juta orang dalam invasi tersebut. Dari Prusia Timur dan Jerman di utara, serta Silesia dan Slovakia di selatan, unit Jerman dengan cepat menerobos pertahanan Polandia di sepanjang perbatasan dan maju ke Warsawa dalam serangan pengepungan besar-besaran.
Polandia terlambat melakukan mobilisasi, dan pertimbangan politik memaksa tentaranya melakukan penempatan yang buruk. Tentara Polandia juga kekurangan persenjataan dan peralatan modern, hanya memiliki sedikit unit lapis baja dan bermotor, dan hanya dapat mengerahkan kurang dari 300 pesawat, yang sebagian besar dihancurkan oleh Luftwaffe di beberapa hari pertama invasi.
Meskipun bertempur dengan gigih dan menimbulkan korban jiwa yang serius bagi pihak Jerman, tentara Polandia berhasil dikalahkan dalam waktu beberapa minggu. Dunia mengadopsi istilah baru untuk menggambarkan keberhasilan taktik perang Jerman: Blitzkrieg, atau “perang kilat.” Taktiknya terdiri dari serangan mendadak dengan kekuatan besar-besaran dan terkonsentrasi dari unit-unit lapis baja yang bergerak cepat yang didukung oleh kekuatan udara yang luar biasa.
- BEM UI Gagal Gelar Adu Gagasan 3 Bacapres di September 2023, Ini Penjelasan Melki Sedek Huang
- Misteri Letnan Satu Doel Arif, Komandan Penculik Para Jenderal Saat G30S/PKI
- Sejarah 6 September 1914: Dimulainya Pertempuran Marne Pertama yang Hentikan Jerman
- Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diresmikan Presiden September 2023
Inggris dan Prancis mempertahankan jaminan perbatasan Polandia dan menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September 1939. Namun, Polandia mendapati dirinya terlibat dalam perang di dua bagiannya, ketika Uni Soviet menginvasi Polandia dari timur pada 17 September. Pemerintah Polandia pun meninggalkan negara tersebut pada hari yang sama.
Setelah penembakan dan pemboman besar-besaran, Warsawa secara resmi menyerah kepada Jerman pada 28 September 1939.
Akhir dan Dampak Peperangan
Keesokan harinya, sekitar 140.000 tentara Polandia meninggalkan kota dan ditawan oleh Jerman. Pada 1 Oktober, Wehrmacht memasuki Warsawa, dan memulai periode pendudukan Jerman yang berlangsung hingga Pemberontakan Warsawa pada tahun 1944 dan kemudian hingga 17 Januari 1945, ketika pasukan Wehrmacht meninggalkan kota karena kemajuan pasukan Soviet.
Dampak Pengepungan Warsawa benar-benar dirasakan oleh masyarakatnya. Sekitar 18.000 warga sipil Warsawa tewas selama pengepungan. Akibat dari pemboman udara, 10% bangunan di kota itu hancur total dan 40% lagi rusak berat.
Pengepungan Warsawa tahun 1939 adalah salah satu pertempuran paling sengit dan berdarah dalam Perang Dunia II. Selain fasilitas militer seperti barak infanteri dan bandara Okęcie dan pabrik pesawat, pilot Jerman juga menargetkan fasilitas sipil seperti pabrik air, rumah sakit, pasar dan sekolah, yang mengakibatkan korban jiwa manusia yang tinggi