Sejarah Semur Jengkol Betawi, Berawal dari Interaksi Warga Pribumi dengan Orang Eropa
Sebagai menu yang melegenda, ternyata semur jengkol memiliki perjalanan unik di masa lampau hingga identik dengan masyarakat Betawi. Konon saat itu, proses memasaknya lahir dari interaksi antara warga pribumi dengan warga Eropa.
Semur jengkol merupakan kudapan kegemaran warga Betawi di pinggiran ibu kota Jakarta. Biasanya hidangan ini kerap hadir di meja makan dan disandingkan dengan lauk pauk lainnya, bersama nasi uduk.
Aromanya yang kuat tak mengurangi rasa nikmatnya saat disantap. Perpaduan bumbu rempah yang beragam, serta empuk dan gurihnya buah jengkol, begitu berpadu di lidah siapapun yang menikmatinya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
Sebagai menu yang melegenda, ternyata semur jengkol memiliki perjalanan unik di masa lampau hingga identik dengan masyarakat Betawi. Konon saat itu, proses memasaknya lahir dari interaksi antara warga pribumi dengan warga Eropa.
Tak Hanya Sekadar Rebusan Daging dan Tomat
©2021 Merdeka.com
Kreativitas masyarakat Indonesia sejak lama memang tak diragukan. Mereka mampu mengolah berbagai bahan di alam, menjadi satu menu khas seperti semur jengkol. Melansir laman encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, Kamis (13/1), mulanya resep semur dibawa oleh keluarga Belanda yang menetap di Indonesia. Dahulu bahan semur hanya sebatas daging sapi yang dimasak perlahan bersama tomat dan bawang.
Oleh masyarakat setempat, bahan utama daging lantas dikreasikan dengan sejumlah komoditas lain, salah satunya jengkol yang banyak tersedia di kebun-kebun pekarangan rumah.
Asal Usul Kata Semur
Beberapa versi menyebutkan bahwa istilah semur mengacu pada Stomerijj atau steamer yang merupakan alat masak. Dalam laman jakartakita, disebutkan bahwa pada zaman dahulu warga Belanda banyak yang memiliki asisten juru masak warga setempat. Saat itu, seorang nyonya Eropa kerap memberi perintah Stomerijj saat mengukus makanan, diduga warga pribumi menafsirkannya dengan kata Smoor atau Semur.
Argumen tersebut juga diperkuat lewat buku resep tahun 1902 di Hindia Belanda berjudul Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek, dikutip dari p2k.unkris.ac.id. Buku tersebut menegaskan bahwa kata smoor yang dilafalkan sebagai semur adalah masakan yang dikembangkan di dalam dapur Indis, kaum peranakan Eropa
Adapun dalam buku tersebut tertulis enam resep semur (Smoor Ajam I, Smoor Ajam II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Banten van Kip, Solosche Smoor van Kip).
Cara Ajaib Warga Betawi Hilangkan Bau Jengkol
Salah satu keunikan semur jengkol yakni bahan jengkol yang digunakan. Aromanya terkenal sangat pekat, tapi saat menjadi semur, aroma itu hilang. Usut punya usut, mereka memiliki resep jitu untuk menghilangkan bau jengkol, yakni dengan merebusnya bersama air kapur atau air rebusan tangkai padi. Selain itu, bau jengkol juga bisa hilang dengan direndam semalaman di dalam air bersih sebelum diolah.
Semur jengkol Betawi sendiri tidak berkuah encer, melainkan sedikit kental dengan rasa dominan manis dan sedikit pedas.
Biasanya, menu tersebut juga dihadirkan dalam acara adat atau keagamaan setempat seperti pada malam Nisfu Sya’ban untuk menyambut bulan Ramadan. Di situ, semur jengkol akan disantap bersama setelah acara pengajian dan doa bersama.