Sejarah Tari Serampang XII, Perpaduan Budaya Melayu dengan 12 Macam Gerakan Tarian
Tari Serampang XII, kesenian tradisional dari Sumatra Utara yang menggambarkan kisah asmara dengan 12 ragam gerakan berbeda.
Sumatra Utara memiliki ragam kesenian tradisional yang kental dengan budaya Melayu. Salah satunya Tari Serampang XII yang memadukan unsur Melayu Deli.
Sejarah Tari Serampang XII, Perpaduan Budaya Melayu dengan 12 Macam Gerakan Tarian
Profil Pendiri
Tari Serampang XII menjadi salah satu tari tradisional asal Sumatra Utara yang terdiri dari 12 gerakan berbeda. Selain itu, di setiap penampilannya penuh dengan nuansa Melayu Deli yang kental.
Namun, tarian ini rupanya diciptakan oleh seorang pria bernama Guru Sauti. Ia kelahiran Pantai Cermin tahun 1903. IA merupakan tokoh di balik lahirnya tarian khas Sumatra Utara tersebut.
-
Apa itu Tari Selapanan? Tari Selapanan sampai saat ini masih jarang diketahui, terutama masyarakat Lampung itu sendiri. Meski demikian, tarian ini harus tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya di tengah gempuran teknologi yang serba modern.
-
Apa itu Tari Piriang Suluah? Tari Piriang Suluah ini bukanlah tarian biasa. Kesenian ini menggambarkan kehidupan para petani dan juga gerakannya terinsipirasi dari aktivitas ketika bercocok tanam.
-
Siapa pencipta Tari Sulintang? Melalui tangan dingin Raden Tjetje Soemantri, tari Sulintang ini lahir.
-
Kapan Tari Selapanan muncul? Mengutip berbagai sumber, Tari Selapanan sudah mulai muncul dan populer pada masa kejayaan pemerintahan adat istiadat Keratuan Darah Putih pada abad ke-16 di Desa Kahuripan Saka/Negara Ratu.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Dimana Tari Selapanan ditampilkan? Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.
Pada masa mudanya, Guru Sauti telah menamatkan pendidikan di sekolah belanda bernama School voor Inland Hulpoderwijers atau sekolah perguruan pada 1921 di Pematang Siantar.
Kemudian, dirinya ditunjuk sebagai kepala sekolah Gouvernement Inlandschool atau Sekolah Dasar Negeri di Simpang Tiga. Setelah menjadi kepala sekolah, ia diangkat menjadi pemilik sekolah untuk Perwakilan Jawatan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Utara.
Guru Sauti terus mengabdi di dunia pendidikan hingga wafat di usianya yang ke-60 tahun.
Asal Usul Tari Serampang
Mengutip mediacenter.serdangbedagaikab.go.id, Tari Serampang XII dulunya bernama Tari Pulau Sari. Asal usul penamaan Tari Pulau Sari diambil dari sebuah judul lagu bernama "Pulau Sari".
Penamaan Tari Pulau Sari dirasa kurang cocok karena tarian ini tergolong memiliki tempo yang sangat cepat. Maka dari itu, antara 1950 dan 1960 tarian ini berubah nama menjadi Tarian Serampang XII.
Alasan utama digantinya nama tarian ini berangkat dari kata "Pulau" yang tariannya cenderung bertempo rumba. Oleh karena itu, tarian ini memiliki tempo yang lebih cepat dari tari-tari yang bernama "Pulau".
Macam-Macam Gerakan
Sesuai dengan namanya, tarian ini memiliki 12 jenis gerakan dengan makna yang berbeda-beda. Berikut 12 macam gerakan Tari Serampang XII:
1. Gerak Tari Permulaan: gerakan yang menunjukkan perasaan canggung atau malu dari sang gadis dan juga diikuti rasa penasaran oleh pemuda.
2. Gerak Tari Berjalan: gerakan ini dimaknai antara pemuda dan pemudi telah tumbuh perasaan cinta, namun masih ada perasaan canggung.
3. Gerak Tari Pusing: kedua pasangan mulai memiliki rasa gundah gulana dan menginginkan pertemuan.
4. Gerak Tari Gila: pemuda dan pemudi mulai merasakan jatuh cinta dan sudah dimabuk asmara.
5. Gerak Tari Sipat: pada bagian ini sang gadis sudah memberi isyarat yang mengindikasikan ingin menjalin kasih dengan pemuda tersebut.
6. Gerak Tari Goncat-Goncet: pemuda telah menerima isyarat dari sang gadis untuk segera mencurahkan isi hatinya.
7. Gerak Tari Sebelah Kaki: kedua belah pihak mulai menjalin asmara setelah keduanya mengetahui saling cinta.
8. Gerakan Tari Langkah Tiga: gerakan ini menggambarkan keduanya memiliki perasaan gembira dan keduanya telah mengenalkan kepada orang tuanya masing-masing.
9. Gerak Tari Melonjak: bagian ini menggambarkan keduanya muncul perasaan deg-degan saat menunggu restu dari kedua orang tuanya.
10. Gerak Tari Datang: proses ini menggambarkan pemuda mulai meminangnya. Kemudian diikuti dengan dua penari tambahan.
11. Gerak Tari Rupa: pasangan tersebut sudah menuju ke jenjang pelaminan dan mengisyaratkan perasaan sukacita yang besar.
12. Gerak Tari Sapu Tangan: sang laki-laki mengeluarkan lap tangan dan menyilangkan lap tersebut yang menggambarkan keterikatan. Kemudian, mereka berdua menari bersama sebagai simbol keduanya tak akan terpisahkan.