Keunikan Seni Wayang Catur Sunda, Pertunjukan Dilakukan Dalang Tanpa Pakai Wayang
Dalang hanya membacakan naskah, tanpa memainkan media wayang.
Dalang hanya membacakan naskah, tanpa memainkan media wayang.
Keunikan Seni Wayang Catur Sunda, Pertunjukan Dilakukan Dalang Tanpa Pakai Wayang
Wayang jadi salah satu warisan budaya yang kaya dan mendalam dari Indonesia. Sebagai seni pertunjukan tradisional yang berabad-abad lamanya, wayang hadir dalam berbagai bentuk dan gaya di seluruh nusantara, seperti Wayang Catur.
-
Kapan Dusun Pucung menjadi Sentra Kerajinan Wayang Kulit? Sejak saat itu, Dusun Pucung dinobatkan sebagai Sentra Kerajinan Wayang Kulit di Kabupaten Bantul.
-
Kapan Museum Wayang Sendang Mas diresmikan? Dilansir dari Liputan6.com, museum ini diresmikan pada 31 Desember 1983 dengan mendatangkan ketua Senawangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) pada waktu itu.
-
Kapan Festival Wayang Kulit Banyuwangi diselenggarakan? Selama 3 hari (6 – 8 November), setiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
-
Bagaimana cara membedakan Wayang Kulit Khas Solo dengan Wayang Kulit lainnya? Wayang kulit khas Solo memiliki ukuran lebih tinggi dari wayang kulit pada umumnya. Selain itu, proporsi tubuhnya yang ramping dan panjang membuat wayang kulit Solo disebut juga sebagai Gagrak Surakarta.
-
Bagaimana cara Wayang Krucil dipentaskan? Pementasan Wayang Krucil biasanya dilakukan berkaitan dengan acara tertentu seperti peringatan kematian ulama terkenal, ada kalanya ditemukan pada hajatan pernikahan atau khitanan di daerah Kediri, Nganjuk, Malang dan sekitarnya.
-
Apa yang disimpan di Museum Wayang Sendang Mas selain wayang? Koleksi museum di sana tidak hanya berbagai jenis wayang, namun juga sejumlah alat bantu pertunjukkan wayang seperti blencong sebagai alat tata Cahaya, gamelan sebagai alat musik wayang baku, calung sebagai alat musik gagrag Banyumasan, hingga pakeliran atau layar.
Wayang khas Jawa Barat ini memiliki ciri yang unik dan berbeda. Pasalnya, dalang yang mementaskan Wayang Catur tidak menggunakan media wayang sama sekali. Walau demikian, cerita yang diangkat tetap mengisahkan kehidupan secara epik dan moral untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan pertimbangan atas tindakan manusia. Wayang Catur sendiri memiliki filosofi yang kuat, berwarna dan melekat dari sisi spiritual di setiap tokoh yang diangkat. Seni Wayang Catur kiranya perlu dikenalkan agar keberadaannya terus lestari. Berikut keunikan Wayang Catur.
Dalang berkisah tanpa wayang
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (9/8), keunikan Wayang Catur terletak dari cara pementasannya, di mana dalang tidak menggunakan media wayang sama sekali. Diketahui, dalang hanya menuturkan kisah dari para tokoh pewayangan, melalui penuturan lisan. Jika diamati sepintas, pertunjukan wayang ini mirip pembacaan cerita tunggal (monolog), dengan latar belakang cerita pewayangan.
Wayang Catur juga sedikit mirip dengan pertunjukkan teater modern, karena menggunakaan naskah dialog yang kuat, dan tetap mempengaruhi emosi penonton.
Arti Wayang Catur
Berbeda dari wayang pada umumnya yang menekankan seni visual, Wayang Catur benar-benar menenkankan daya tariknya pada dialog yang diucapkan oleh dalang.
Ini juga sesuai dengan definisi dari Wayang Catur yang berarti penuturan. Catur dalam bahasa Sunda, artinya pitutur, atau tutur kata, atau pesan dari leluhur agar manusia bisa berbuat baik. Keberadaan Wayang Catur yang unik, tanpa media wayang ini seolah hanya disuguhkan sebagai kepentingan auditif saja, sehingga tidak ada unsur pertunjukkan visual sama sekali di pementasannya.
- Kenali Apa Itu Wayang Beber, Seni Pertunjukan yang Paling Tua di Indonesia
- Mengenal Wayang Kulit Purwa Cirebon, Berusia Hampir 600 Tahun dan Punya 9 Tokoh Punakawan
- Uniknya Kerajinan Wayang Sodo Khas Gunungkidul, Dibuat dari Bahan Lokal
- Mengunjungi Sentra Kerajinan Wayang Kulit di Bantul, Berkembang Sejak Sebelum Era Kemerdekaan
Diiringi musik kecapi
Mengutip kanal YouTube Asep Bendrong, untuk memperindah pertunjukan, biasanya terdapat pengiring berupa sinden Sunda dengan alat musik tradisional kecapi serta beberapa gending (gamelang-kendang sesuai kebutuhan). Sinden kemudian bernyanyi dengan cengkok Sunda untuk mengiringi seni tersebut membuat kesan makin hidup. Selain sinden, sang dalang juga memiliki tugas lain yakni ikut bernanyi, dengan lirik-lirik yang berupa pesan, bernada tegas sampai humor. Ini merupakan bagian dari seni pertunjukkan seni Wayang Catur.
Media penghormatan untuk Tokoh Dewi Sri
Sebagai daerah agraris, wilayah Jawa Barat meyakini adanya sosok Dewi Sri yang memberikan kelancaran dan kesuburan terhadap tanah pertanian, dan lahan sayur mayur.
Menurut kisahnya, Wayang Catur merupakan medium yang digunakan untuk menghormati sosok Dewi Sri yang banyak memberikan penghidupan kepada warga Jawa Barat melalui pertanian yang subur dan melimpah. Tak heran, jika pertunjukkan ini selalu dilakukan di acara-acara tertentu seperti panen raya, dan masa tanam, dengan harapan hasilnya akan baik.