Tanda-Tanda Hipertensi pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Cegah sejak Dini
Tanda-tanda hipertensi pada anak bisa berbeda-beda, tergantung pada usia dan penyebabnya. Namun, tetap ada tanda-tanda umum yang wajib orang tua tahu.
Hipertensi pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan memunculkan tanda-tanda yang perlu diwaspadai.
Tanda-Tanda Hipertensi pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Cegah sejak Dini
Meski hipertensi adalah kondisi yang identik dengan orang lanjut usia, namun beberapa faktor juga dapat membuat anak mengalaminya. Tugas orang tua sekarang adalah mengenali bagaimana tanda-tanda hipertensi pada anak dan membantu mereka untuk melakukan tindakan pencegahan.
Tanda-tanda Hipertensi pada Anak
Tanda-tanda hipertensi pada anak bisa berbeda-beda, tergantung pada usia dan penyebabnya. Namun, beberapa gejala umum yang bisa muncul adalah:
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi pada anak? Pengelolaan hipertensi pada anak melibatkan perubahan gaya hidup seperti diet seimbang, peningkatan aktivitas fisik, dan pengurangan asupan garam. Dalam beberapa kasus, obat-obatan mungkin diperlukan.
-
Apa penyebab hipertensi pada anak? Penyebab hipertensi pada anak bisa bervariasi, termasuk obesitas, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tinggi garam, dan riwayat keluarga dengan hipertensi.
-
Kapan kita harus waspada terhadap hipertensi pada anak? Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan ini dan memantau tekanan darah anak secara teratur.
-
Bagaimana cara untuk mencegah hipertensi? Dalam rangka pencegahan hipertensi, Prima menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan makanan berlemak. Ia juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan olahan dan cepat saji serta meningkatkan asupan ikan, buah-buahan, dan sayuran.
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Kenapa obesitas bisa menyebabkan hipertensi pada anak? Obesitas atau kelebihan berat badan adalah faktor risiko utama untuk perkembangan hipertensi pada anak. Gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan yang tidak seimbang bisa menyebabkan peningkatan berat badan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan memberi tekanan ekstra pada sistem kardiovaskular anak.
- Sakit kepala pada anak
- Penglihatan anak kabur
- Anak mual dan/atau muntah
- Mimisan pada anak
- Nyeri dada
- Kenaikan berat badan pada anak yang tak tahu penyebabnya
- Rasa lelah
- Anak kejang
- Sesak napas pada anak
- Detak jantung cepat atau berdebar (palpitasi)
Jika anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera bawa ke dokter untuk memeriksakan tekanan darahnya.
Penyebab Hipertensi pada Anak
Hipertensi dianggap sebagai penyakit yang menyerang orang tua. Lalu, bagaimana bisa anak-anak mengalaminya? Berikut ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hipertensi pada anak:
- Penyakit bawaan sejak lahir. Hipertensi pada anak, terutama anak di bawah 6 tahun, sering kali disebabkan oleh beragam kondisi kesehatan lain sejak lahir. Misalnya, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal, gangguan hormonal, atau kelainan genetik.
- Kelebihan berat badan atau obesitas. Selain kelebihan asupan garam, kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi salah satu faktor pemicu hipertensi pada anak. Hipertensi yang disebabkan karena obesitas biasanya dialami oleh anak usia 7 tahun ke atas.
- Penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat, seperti steroid, obat pereda nyeri, obat batuk, obat alergi, atau obat kontrasepsi bisa meningkatkan tekanan darah pada anak.
- Pola makan yang tidak sehat. Asupan makanan tinggi garam dan kalori bisa meningkatkan tekanan darah pada anak. Garam memiliki sifat untuk menyerap air, sehingga meningkatkan volume darah di dalam pembuluh darah. Kalori yang berlebihan bisa menyebabkan penumpukan lemak di dalam pembuluh darah, sehingga menyempitkan ruang aliran darah.
- Kurangnya aktivitas fisik. Hati-hati, hipertensi lebih berisiko dialami anak-anak yang kurang aktif bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk diam, seperti main games atau menonton TV.
- Faktor keturunan. Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, diabetes tipe 2, atau kolesterol tinggi lebih berisiko mengalami hipertensi.
- Faktor lingkungan. Anak yang sering terpapar asap rokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan kafein, kurang tidur, atau mengalami stres juga lebih rentan terkena hipertensi.
Cara Mencegah Hipetensi
Hipertensi pada anak bisa menimbulkan komplikasi yang serius, seperti kerusakan pada jantung, ginjal, otak, atau mata. Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengatasi hipertensi pada anak dengan cara-cara berikut:
- Menerapkan diet antihipertensi. Diet antihipertensi adalah pola makan yang rendah lemak, garam, dan gula, serta kaya akan serat, sayur, buah, dan biji-bijian. Diet ini bisa membantu menurunkan tekanan darah, berat badan, dan kolesterol pada anak.
- Membiasakan anak untuk aktif bergerak dan rutin berolahraga. Aktivitas fisik dan olahraga bisa meningkatkan sirkulasi darah, menguatkan jantung, dan membakar kalori pada anak. Anak disarankan untuk berolahraga minimal 60 menit per hari, 5 hari dalam seminggu.
- Menghindari paparan asap rokok, minuman beralkohol, dan kafein. Asap rokok, alkohol, dan kafein bisa meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah pada anak. Anak sebaiknya tidak merokok, tidak terpapar asap rokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan kafein.
- Menjaga berat badan ideal anak. Kelebihan berat badan atau obesitas bisa meningkatkan risiko hipertensi pada anak. Berat badan ideal anak bisa dihitung dengan menggunakan rumus Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Anak yang memiliki BMI di atas 85 persentil untuk usia dan jenis kelaminnya tergolong overweight, sedangkan anak yang memiliki BMI di atas 95 persentil tergolong obesitas.
- Memberikan obat-obatan yang diresepkan dokter jika diperlukan. Jika hipertensi pada anak disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, atau gangguan hormonal, dokter akan memberikan obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi penyakit tersebut. Obat-obatan ini bisa membantu menurunkan tekanan darah pada anak, tetapi harus diminum sesuai dengan petunjuk dokter.
- Mengatur pola tidur anak agar cukup dan berkualitas. Kurang tidur bisa menyebabkan stres, peningkatan berat badan, dan peningkatan tekanan darah pada anak. Anak membutuhkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Anak usia 3-5 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 10-13 jam per hari, anak usia 6-12 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 9-12 jam per hari, dan anak usia 13-18 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 8-10 jam per hari.
- Membantu anak mengatasi stres. Stres bisa meningkatkan hormon adrenalin dan kortisol, yang bisa meningkatkan tekanan darah pada anak. Anak bisa mengalami stres karena berbagai hal, seperti sekolah, teman, keluarga, atau lingkungan. Untuk mencegah dan mengatasi stres, sekaligus sebagai cara mencegah hipertensi, Anda bisa melakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan dan membuat tubuh menjadi lebih rileks, seperti mendengarkan musik dan bermeditasi.
Ketika Anak Didiagnosis Hipertensi
Jika anak Anda terdiagnosis hipertensi, Anda perlu melakukan beberapa hal berikut:
- Konsultasikan dengan dokter. Dokter akan menentukan penyebab, tingkat keparahan, dan pengobatan yang sesuai untuk hipertensi pada anak Anda. Dokter juga akan memeriksa kondisi kesehatan lain yang mungkin berhubungan dengan hipertensi, seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, atau gangguan hormonal.
- Ikuti resep obat yang diberikan dokter. Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada anak Anda. Obat-obatan ini harus diminum sesuai dengan petunjuk dokter dan tidak boleh dihentikan tanpa sepengetahuan dokter.
- Lakukan perubahan pola hidup sehat. Anda bisa membantu anak Anda mengatasi hipertensi dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti cara pencegahan yang telah disebutkan.