9 Tanda Diabetes yang Muncul di Kulit, Jangan Diabaikan
Jika melihat salah satu tanda ini pada kulit, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Jika melihat salah satu tanda ini pada kulit, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Diabetes adalah penyakit yang dapat mempengaruhi berbagai organ dan jaringan tubuh, termasuk kulit. Ya, ada beberapa tanda-tanda diabetes yang bisa muncul di kulit, yang mungkin menunjukkan adanya masalah kesehatan yang serius.
Jika tidak segera ditangani, tanda-tanda ini bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya, seperti infeksi, luka terbuka, gangren, atau amputasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengobati tanda-tanda diabetes yang muncul di kulit sebelum terlambat.
Diabetes adalah penyakit yang dapat meningkatkan kadar gula darah (glukosa) di dalam tubuh. Diabetes dapat mempengaruhi berbagai organ dan jaringan, termasuk kulit.
Berikut adalah 9 tanda-tanda diabetes yang muncul di kulit, beserta penjelasannya:
Tanda diabetes yang muncul di kulit yang pertama adalah munculnya bercak. Kondisi ini disebut dengan nekrobiosis lipoidika, yang ditandai dengan adanya benjolan padat kecil yang mirip jerawat.
Benjolan ini kemudian berubah menjadi bercak kulit yang bengkak dan keras, dengan warna kuning, kemerahan, atau cokelat.
Kulit di sekitarnya tampak seperti porselen mengkilap, dan pembuluh darah lebih terlihat. Kulit juga bisa terasa gatal dan nyeri.
Kondisi ini biasanya berkembang di kaki, terutama di bagian depan dan samping. Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi diduga berkaitan dengan peradangan pembuluh darah.
Tanda diabetes yang muncul di kulit kedua yaitu adanya area gelap pada kulit. Kondisi ini disebut dengan acanthosis nigricans, yang ditandai dengan adanya area kulit yang lebih gelap, tebal, dan kasar, yang terasa seperti beludru jika disentuh.
Area ini biasanya muncul di leher belakang, ketiak, selangkangan, siku, lutut, atau tangan.
Kondisi ini menunjukkan adanya resistensi insulin, yaitu ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, sehingga kadar gula darah meningkat. Resistensi insulin sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas atau diabetes tipe 2.
Tanda diabetes yang muncul di kulit yang ketiga yakni kulit keras dan menebal.
Kondisi ini disebut dengan sklerosis digital, yang ditandai dengan adanya penebalan kulit di jari tangan, jari kaki, atau keduanya. Kulit terasa kencang dan seperti lilin, dan jari-jari menjadi kaku dan sulit digerakkan.
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke jaringan kulit, akibat komplikasi diabetes yang merusak pembuluh darah. Kondisi ini biasanya berkembang pada orang yang mengalami diabetes tipe 1.
Kondisi ini disebut dengan bullosis diabeticorum, yang ditandai dengan adanya luka melepuh yang tiba-tiba muncul di kulit, tanpa adanya cedera atau infeksi. Luka melepuh ini biasanya muncul di tangan, kaki, atau lengan bawah, dan terlihat seperti luka bakar.
Luka melepuh ini tidak terasa sakit, tetapi bisa berisiko terinfeksi. Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi diduga berkaitan dengan kerusakan saraf atau pembuluh darah akibat diabetes.
Diabetes dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi kulit. Infeksi kulit yang sering terjadi pada penderita diabetes antara lain adalah infeksi jamur, infeksi bakteri, dan infeksi virus.
Gejala infeksi kulit bisa bervariasi, tergantung pada jenis dan lokasi infeksinya.
Beberapa gejala umum yang bisa muncul adalah kemerahan, bengkak, nyeri, gatal, panas, nanah, atau bau tidak sedap. Infeksi kulit bisa menyebar ke jaringan lain jika tidak diobati dengan segera.
Kondisi ini disebut dengan ulkus diabetik, yang ditandai dengan adanya luka terbuka yang sulit sembuh di kulit, terutama di kaki.
Luka ini bisa disebabkan oleh cedera, gesekan, atau tekanan yang berlebihan pada kulit. Luka ini bisa menjadi dalam dan luas, dan bisa mengenai tulang atau otot.
Luka ini juga bisa terinfeksi dan menyebabkan komplikasi yang serius, seperti gangren atau amputasi. Penyebabnya adalah kerusakan saraf dan pembuluh darah akibat diabetes, yang mengurangi sensitivitas dan aliran darah ke kulit.
Kondisi ini disebut dengan dermatopati diabetik, yang ditandai dengan adanya bercak cokelat atau merah yang muncul di kaki, terutama di bagian bawah betis.
Bercak ini tidak terasa sakit atau gatal, tetapi bisa menjadi bersisik atau mengelupas.
Bercak ini bisa berubah menjadi luka terbuka jika terkena cedera atau infeksi. Penyebabnya adalah kerusakan pembuluh darah akibat diabetes, yang mengurangi aliran darah ke kulit.
Kondisi ini disebut dengan eruptif xanthomatosis, yang ditandai dengan adanya benjolan kuning kemerahan yang muncul di kulit, terutama di tangan, kaki, lengan, atau pantat.
Benjolan ini terasa gatal dan nyeri, dan bisa menjadi melepuh jika digaruk.
Benjolan ini sebenarnya adalah akumulasi lemak di bawah kulit, yang disebabkan oleh kadar trigliserida yang sangat tinggi akibat diabetes yang tidak terkontrol. Kondisi ini bisa hilang jika kadar gula darah dan trigliserida diturunkan.
Kondisi ini disebut dengan xerosis, yang ditandai dengan adanya kulit yang kering, bersisik, dan gatal. Kulit kering dan gatal bisa disebabkan oleh dehidrasi, penggunaan sabun atau deterjen yang keras, atau perubahan cuaca.
Namun, pada penderita diabetes, kulit kering dan gatal juga bisa disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi, yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan mengurangi produksi minyak di kulit. Kulit kering dan gatal bisa diperburuk oleh infeksi jamur atau bakteri, yang sering terjadi pada penderita diabetes.
Sebelum seseorang mengalami diabetes, terdapat kondisi pra-diabetes yang mungkin terjadi dan bisa dikenali.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda hipertensi pada anak bisa berbeda-beda, tergantung pada usia dan penyebabnya. Namun, tetap ada tanda-tanda umum yang wajib orang tua tahu.
Baca SelengkapnyaDiabetes juga mendapat sebutan sebagai kencing manis. Apakah kondisi ini benar menyebabkan kencing yang keluar benar terasa manis?
Baca SelengkapnyaKeluarga Ken Ken juga memiliki riwayat penyakit diabetes. Sang ibunda diketahui mengidap diabates.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenis buah memiliki kandungan baik untuk kontrol gula darah.
Baca SelengkapnyaDiet dan pola makan yang berdampak tidak sehat di dalam tubuh kita bisa menunjukkan sejumlah tanda yang tidak boleh dilewatkan.
Baca SelengkapnyaTelat makan bisa mengganggu keseimbangan nutrisi, hormon, dan metabolisme tubuh. Hal ini pada akhirnya bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi gula tidak berlebihan sangat penting untuk mencegah diabetes sejak dini.
Baca SelengkapnyaPenderita diabetes perlu memperhatikan jenis buah yang mereka konsumsi karena kandungan gula dan karbohidrat di dalamnya.
Baca Selengkapnya