Mengenal Tenun Baduy, Kain Khas Masyarakat Kanekes yang Kukuhkan Identitas Leluhur
Kerajinan khas masyarakat Kanekes tersebut terbilang unik lantaran memiliki latar belakang kearifan lokal yang kuat hingga semakin mengukuhkan ciri khasnya sebagai kain tradisional masyarakat Baduy.
Kain tenun merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang menjadi identitas leluhur. Beberapa daerah di Indonesia memiliki kain tenun masing-masing, sebut saja songket, ulos, hingga ikat yang namanya sudah mendunia.
Di Provinsi Banten, ternyata juga terdapat kain tenun yang mulai populer, yaitu kain tenun Baduy. Kerajinan khas masyarakat Kanekes tersebut terbilang unik lantaran memiliki latar belakang kearifan lokal yang kuat hingga semakin mengukuhkan ciri khasnya sebagai kain tradisional masyarakat Baduy.
-
Bagaimana para jawara Banten mendapatkan kekuatannya? Kekuatan magis yang dimiliki para jawara ini bersumber dari para kiai melalui bimbingan khusus. Ilmu-ilmu yang dimanfaatkan untuk memukul mundur penjajah di antaranya brajamusti, kanuragan, dan ilmu kebal.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kenapa Banten disebut tanah jawara? Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten. Para kiai ini memiliki dua kategori murid, yang pertama adalah para santri yang terus masif menyebarkan agama Islam untuk mengusir penjajah. Lalu murid kedua adalah para jawara yang fokus menangani perlawanan secara fisik dan spiritual.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
Mengandung Filosofi Kedisiplinan
https://indonesia.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari Indonesia.go.id, salah satu identitas leluhur yang kuat di balik warna-warni kain tenun Baduy adalah adanya unsur ajaran kedisiplinan bagi anak-anak perempuan di Kampung Kanekes.
Setiap anak perempuan yang lahir di Baduy, sejak kecil sudah ditanamkan kedisiplinan yang tinggi terkait kebiasaan menenun yang dilakukan para nenek moyang mereka.
Dengan melakukan aktivitas menenun, para anak perempuan di Baduy berupaya melestarikan aturan adat yang mereka dapatkan secara turun-temurun hingga terus ke anak cucu mereka.
Bersinergi dengan Alam
Salah satu keunikan dari kain tenun Suku Baduy adalah pembuatannya yang konon dibantu oleh alam. Sejak dahulu masyarakat di sana memang terkenal dengan kehidupannya yang begitu menghormati lingkungan sekitar.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pembuatan kain tenun Baduy bukan berawal dari pemitalan benang atau pengumpulan bahan kain dari buah kapas, melainkan sejak penanaman biji kapas hingga berbuah.
Setelah berbuah, maka si pembuat bisa memintalnya menjadi benang dengan menggunakan alat pintal kayu sederhana, hingga kemudian dirajut sampai menjadi bentuk kain yang diinginkan.
Tak Boleh Dilakukan Oleh Lelaki
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Proses menenun kain tenun khas Baduy ini juga hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan.
Mitos yang berkembang di Kanekes menyebutkan bahwa ketika kaum laki-laki menenun, maka tingkah lakunya akan berubah seperti wanita. Bahkan ada pula yang menyebutkan perubahan perangai tersebut juga bisa terjadi hanya dengan menyentuhnya saja.
Mendunia
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Selain kuat akan nilai budaya, kain tenun khas Baduy juga memiliki beragam motif tradisional yang khas.
Ciri khas tersebut terlihat dari beragam warna dari motif yang tersedia seperti poleng paul, murasadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, hingga suat songket.
Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Sutisna mengungkapkan jika beragamnya motif tradisional tersebut membuat kain urang kanekes itu berhasil menembus pasar internasional seperti Asia bahkan Eropa hingga Inggris Raya dan Jerman.
“Saya kira perbedaan warna dan motif itu yang memiliki keunggulan. Sehingga bisa menembus ke pasar internasional” katanya beberapa waktu lalu seperti dilansir dari Antara.