Bukan Kekerasan Seksual, Terungkap Penyebab Kematian Balita di Jaktim
Hasil autopsi dari tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS (5) tidak meninggal akibat kekerasan seksual.
Polisi telah mengidentifikasi penyebab kematian seorang balita di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Hasil autopsi yang dilakukan oleh tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS yang berusia 5 tahun tersebut meninggal akibat infeksi virus akut pada paru-paru.
"Tidak ada indikasi lain selain penyakit infeksi virus akut yang diderita oleh korban," ungkap Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, kepada wartawan pada Jumat (20/12).
- Bukan Diperkosa, Hasil Autopsi Balita Tewas di Pasar Rebo Jakarta Timur Akibat Sakit Infeksi Paru-Paru
- Polisi Tunggu Hasil Autopsi Tentukan Penyebab Kematian Bocah Lima Tahun di Jaktim
- Terungkap Penyebab Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kulonprogo
- Hasil Autopsi, Wanita Tewas Membusuk di Peti Kemas Menunjukan Tanda Kematian yang Wajar
Nicolas menjelaskan bahwa AGS awalnya mengalami demam, dan neneknya hanya memberikan obat batuk. Karena kondisi korban tidak kunjung membaik, keluarga, termasuk neneknya, membawanya ke klinik di sekitar Pasar Rebo pada Minggu, 1 Desember 2024.
Namun, dokter di klinik merekomendasikan agar AGS segera dirujuk ke RSUD Pasar Rebo. "Sekitar pukul 11.20 WIB, korban dibawa oleh orang tua dan neneknya ke IGD RSUD Pasar Rebo dalam keadaan lemas, tidak sadarkan diri, mengalami diare, dan dehidrasi berat," jelas Nicolas.
Menurut keterangan dari pihak RSUD Pasar Rebo, saat tiba di rumah sakit, kondisi AGS sangat kritis dengan suhu tubuh yang tinggi.
"Pada tanggal 2 Desember 2024, dokter meminta izin dari pihak keluarga untuk merawat korban di ruang ICU karena terindikasi adanya infeksi paru," ujar Nicolas.
Selama perawatan di ruang ICU, kesadaran AGS semakin menurun, dan akhirnya tim dokter menyatakan bahwa ia telah meninggal dunia. "Pada hari Selasa, 3 November 2024, sekitar pukul 10.22, korban dinyatakan telah meninggal," kata Nicolas.
Nicolas juga menyampaikan bahwa pihak RSUD berkoordinasi dengan Polsek Pasar Rebo karena terdapat indikasi mencurigakan terkait kondisi fisik korban. Akibatnya, jasad AGS dibawa ke RS Polri untuk dilakukan autopsi.
"Hal ini dilakukan karena ada sejumlah indikasi yang disampaikan oleh pihak Rumah Sakit Pasar Rebo," tambah Nicolas. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa AGS sehari-hari berada di bawah pengasuhan neneknya, sementara ayahnya bekerja sebagai sopir di luar kota dan jarang pulang. "Dan jarang pulang," tutup Nicolas.
Tidak Ada Tanda Kekerasan Pada Alat Vital
Menurut Nicolas, korban adalah seorang anak berkebutuhan khusus. Informasi ini diperoleh dari neneknya saat proses pemeriksaan berlangsung. Dalam penjelasan neneknya, Nicolas mengungkapkan bahwa balita tersebut sering mengalami kesulitan saat buang air besar dan kotoran tersebut menempel di area duburnya. Untuk membersihkan anak tersebut, neneknya menggunakan selang.
"Nenek korban membersihkan itu menggunakan selang, karena sudah keras. BAB-nya keras, di pantat di dubur, dan pakai selang yang keras juga sering. Ini keterangan daripada neneknya," jelas Nicolas.
Dia juga menambahkan, "Karena BAB-nya sudah mengering di sekitar dubur, itulah yang sering dilakukan oleh nenek korban."
Sementara itu, perwakilan dokter forensik menyampaikan bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban pada tanggal 3 Desember 2024. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tidak terdapat tanda-tanda kekerasan seksual pada alat vital korban.
"Kami menyimpulkan bahwa penyebab kematian anak ini adalah infeksi paru-paru. Kami juga tidak menemukan indikasi kekerasan di bagian vagina korban," ungkap perwakilan dokter forensik.
Menanggapi hasil tersebut, pihak kepolisian berencana untuk menggelar perkara guna menentukan langkah selanjutnya dalam kasus ini.
Kasus ini bermula dari laporan mengenai seorang balita yang dilaporkan meninggal dunia setelah diduga mengalami kekerasan seksual. Polisi segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian anak tersebut. Kapolsek Pasar Rebo, Kompol Rihold Sihotang, mengonfirmasi peristiwa tersebut.
Awalnya, pihak kepolisian menerima laporan dari rumah sakit mengenai kematian korban. Anggota Polsek Pasar Rebo, bersama Polres Metro Jaktim, langsung menindaklanjuti laporan tersebut. "Sudah (kami monitor kasusnya). Kasus ditangani Unit PPA Polres Metro Jaktim," kata dia saat dihubungi, Jumat (6/12).