DKI dan Bekasi sepakat tambah rute serta jam operasional truk sampah
Nantinya truk sampah akan melewati tol menuju ke Bekasi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi bertemu di Balai Kota DKI untuk membahas pengelolaan sampah. Dari hasil pertemuan menyepakati penambahan rute dan jam operasional truk sampah ke Bekasi.
"Ada beberapa, salah satunya jam operasional 24 jam. Tentunya karena kita punya kepentingan nasional disesuaikan dengan kondisi yang ada. Yang kedua rutenya, kita siapkan rute tambahan, dengan itu harus ada sinergitas dengan DKI maka dari itu butuh kerjasama," kata Rahmat usai bertemu Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (25/11).
Kendati demikian, Rahmat enggan memberikan penjelasan terhadap penambahan rute tersebut. Dia menegaskan nantinya truk sampah akan melewati tol menuju ke Bekasi.
"Belum bisa kasih tahu. Lewat tol pasti, kan utamanya yang di Bekasi Barat, nanti akan ada satu rute lagi," ujar Rahmat.
Lanjut dia, pihaknya ingin pengelolaan sampah sesuai aturan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Dia mengaku tidak masalah jika pengelolaan sampah dilakukan oleh Pemkot Bekasi.
"Ada pengolahan, pada akhirnya tak menumpuk deposit. Artinya sampah makin hari makin berkurang. Pada saat Gubernur kita adakan addendum dan Gubernur nanti 'hey Bekasi ayo kelola bersama'," ujar dia.
Sementara di kesempatan yang sama, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengaku hasil pertemuan menemukan peningkatan kerja sama. Ahok juga mengaku addendum dengan Bekasi soal sampah tidak ada masalah.
"Enggak ada masalah Addendum selama tujuannya untuk lebih baik. Karena harus diakui selama ini pengolahan di sana tidak memenuhi kriteria standar. Jadi Bekasi dan Jakarta dirugikan, makanya dengan kita kerjasama dengan bekasi seperti ini maka warga Jakarta dan Bekasi harus saling diuntungkan," ujar Ahok.
Menurut Ahok, Bekasi memberikan kontribusi terhadap kemajuan Jakarta, terutama soal pendapatan pajak dari perusahaan di daerah penyangga ibu kota itu. Untuk itu, Ahok ingin persoalan sampah diselesaikan dengan kerja sama.
"Kami berdua hanya kepala pelayan saja kok, tak ada kepentingan kami. Beliau juga ingin warga Bekasinya sejahtera, otak perut dompet penuh, makanya kita sama-sama. Itu yang saya katakan saat pertemuan, saya sampaikan wilayah Jakarta itu bukan hanya Jakarta tapi termasuk Bekasi, Depok dan Tanggerang. Tapi bukan kekuasaan melainkan tanggung jawab duitnya," tandasnya.
Baca juga:
Ahok kirim Kadis Kebersihan untuk rapat, anggota DPRD Bekasi kecewa
Walhi: Konflik Ahok-Bekasi soal sampah akibat tak ada ITF
Jakarta masih punya 10 utang di TPST Bantargebang
Bahas pengelolaan sampah, Wali Kota Bekasi temui Ahok
Ahok beri dana hibah Rp 1 T, Bekasi harap Rp 2 T
-
Apa yang terjadi pada sampah yang diangkut dari Jakarta ke Bantargebang setiap hari? Tidak kurang dari 7.500 ton sampah diangkut oleh 1.200 truk sampah setiap hari dari Jakarta ke Bantar Gebang. Setiap hari buangnya ke Bantar Gebang. Mereka mindahin sampah dari Jakarta ke Bantar Gebang," kata Kadis LH DKI Asep Kuswanto.
-
Bagaimana cara petugas membersihkan tumpukan sampah di Kota Jogja? Pada Senin pagi (9/10), seperti terlihat pada akun Instagram @merapi_uncover, tampak beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan sampah-sampah yang menumpuk. Mereka juga membawa satu unit truk untuk memindahkan sampah-sampah tersebut ke dalam truk.
-
Kenapa Jogja sekarang darurat sampah? Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan masih ditutup dan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Apa yang dihasilkan dari pengelolaan sampah di TPST Kedungrandu? Dalam sehari, mereka bisa mengolah sekitar 15 ton sampah. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Randu Makmur Desa Kedungrandu, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mampu meraup omzet hingga Rp140 juta per bulan dari hasil mengelola sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kedungrandu.