3 Fakta di Balik Teror Remaja Bawa Celurit di Magelang, Bikin Warga Resah
Sebuah video viral memperlihatkan aksi kejar-kejaran antara sebuah mobil dengan dua orang remaja yang berboncengan dengan sepeda motor. Seperti diketahui, peristiwa itu terjadi di Magelang, Jawa Tengah. Peristiwa itupun membuat warga setempat resah. Berikut fakta-fakta seputar kejadian tersebut.
Sebuah video viral memperlihatkan aksi kejar-kejaran antara sebuah mobil dengan dua orang remaja yang berboncengan dengan sepeda motor. Pengendara mobil memang sengaja memepet kedua remaja itu karena keduanya telah mengancam pengguna mobil dengan celurit.
Untuk menghentikan aksi ancaman, pengendara mobil itu menabrak kedua remaja tersebut. Kedua remaja yang mengendarai motor pun terjatuh sementara pengendara mobil segera melapor ke polsek terdekat.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Seperti diketahui, peristiwa itu terjadi di Magelang, Jawa Tengah. Peristiwa itupun membuat warga setempat resah. Berikut selengkapnya:
Kesaksian Pengendara Mobil
©YouTUbe/Liputan 6 SCTV
Kholiq Sugiarto, pengendara mobil yang menabrakkan mobilnya ke pengendara motor itu mengatakan, pada saat itu kedua remaja mengejar pengendara motor ibu-ibu. Karena tidak ingin terjadi apa-apa dengan ibu-ibu itu, Kholiq mengejar kedua motor itu.
“Tapi mobil saya dibacok. Terus saya kejar sampai ke metro square. Saya pepet, saya senggol, anak itu nabrak truk. Setelah itu saya lapor ke Polsek Mertoyudan. Terus diamankan oleh Polsek Mertoyudan,” kata Kholiq dikutip dari kanal YouTube Liputan6.com pada Kamis (9/3).
Masih di Bawah Umur
©YouTUbe/Liputan 6 SCTV
Polisi membenarkan peristiwa itu. Kini kedua remaja yang masih berusia 16 tahun itu ditahan di Polres Magelang.
“Kalau sudah membahayakan, seperti yang rekan-rekan lihat pada video kemarin, mereka terjatuh, kemudian pengendara mobil melapor ke Polsek Mertoyudan, tidak begitu lama anggota polsek langsung datang karena tidak jauh dari polsek. Kita amankan keduanya,” kata Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono.
Kedua remaja mengalami luka lecet dan sudah dirawat. Saat diperiksa, ternyata keduanya berada dalam pengaruh minuman keras saat berkeliaran. Polisi masih mencari ibu-ibu yang dikejar remaja.
Warga Resah
©YouTUbe/Liputan 6 SCTV
Teror senjata tajam oleh para remaja di Kabupaten Magelang membuat warga cemas. Mereka meminta agar polisi menggelar patroli terutama pada dini hari. Selain itu perlu ada pembinaan pada anak-anak agar tidak meresahkan lingkungan.
“Takut sih, tapi saya selalu pulang malam. Jadi ngeri juga. Apalagi yang pelaku itu kan masih muda, masih SMA, kasihan orang tuanya,” kata Nuraini, warga Magelang.
“Kita keluar jadi takut. Kok kayaknya keamanannya kurang. Yang jelas anak-anak seperti itu. Bimbingan moral harus lebih dipertegas lagi,” kata Tri Utami.
“Kebanyakan tersangka itu masih pelajar ya, masih di bawah umur. Alangkah lebih baiknya dari pemerintah dan dari pihak kepolisian juga sering-sering melakukan patroli, apalagi saat menjelang dini hari. Dan juga untuk para orang tua lebih mengawasi dan mendidik anak-anaknya. Dari sekolah juga memberikan edukasi yang terbaik,” kata Inan Istiani.