4 Potret Megah Masjid Agung Cilacap, Dibangun Keturunan Sunan Kalijaga
Masjid Agung Darussalam Cilacap telah berusia dua abad. Dulunya, masjid itu dibangun oleh keturunan Sunan Kalijaga. Walaupun telah direnovasi berkali-kali, beberapa bagian masjid masih dijaga keasliannya.
Suasana Masjid Agung Darussalam Cilacap begitu meriah saat memasuki bulan suci Ramadan. Saat salat tarawih, masjid itu selalu dipadati jemaah.
Walaupun padat jemaah, suasana masjid tetap terasa nyaman. Selain sirkulasi udara yang mendukung, arsitektur masjid itu juga memesona. Hal inilah yang membuat para jemaah bisa melaksanakan salat dengan khusyuk.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Di samping kemegahan dan kenyamanannya, Masjid Agung Darussalam Cilacap punya banyak sisi keunikan. Apa saja? Berikut selengkapnya:
Dibangun Keturunan Sunan Kalijaga
©jatengprov.go.id
Ketua Takmir Masjid Agung Darussalam Cilacap, KH Muslihun Ashari, mengatakan bahwa berdasarkan sejarah yang ia ketahui, masjid yang ia kelola itu merupakan masjid tua. Dalam kesempatan itu, KH Muslihun memperlihatkan angka Arab yang tertera pada badan beduk masjid yang tertulis 1776.
Dia menjelaskan bahwa angka itu menunjukkan tahun pembuatan masjid, yaitu tahun 1776 Masehi. Dengan kata lain masjid itu telah berusia 2 abad.
Ia menambahkan, masjid itu didirikan oleh keturunan dan murid Sunan Kalijaga, yaitu Kiai Husein dan Kiai Kali Ibrahim. Mereka mendirikan masjid saat Cilacap belum menjadi kabupaten seperti sekarang.
Banyak Tiang Penyangga
©jatengprov.go.id
KH Muslihun mengungkapkan, Masjid Agung Darussalam Cilacap punya keunikan lain, yaitu jumlah tiang yang berbeda dengan masjid lainnya. Biasanya, masjid-masjid lain memiliki empat tiang saka guru. Tapi tiang di masjid itu jumlahnya lebih banyak.
“Di masjid ini, tiangnya ada 22, plus tiang yang ada di sekitar masjid. Jumlah totalnya ada 36 tiang,” kata KH Muslihun.
Pertahankan Ciri Khas
©jatengprov.go.id
Karena usianya yang tua, tempat ibadah itu termasuk bangunan cagar budaya. Meski telah beberapa kali direhab, namun masjid itu tetap mempertahankan ciri khas. Salah satunya adalah bentuk atap masjid yang secara sekilas mirip atap Masjid Agung Demak.
“Mungkin karena pendirinya tak lepas dari cucu pendiri Masjid Kadilangu Demak, yang tak lain adalah Sunan Kalijaga,” ungkap KH Muslihun, mengutip dari Jatengprov.go.id pada Selasa (12/4) lalu.
Ramai di Bulan Ramadan
©jatengprov.go.id
Pada Bulan Ramadan ini, Masjid Agung Darussalam Cilacap selalu ramai dengan berbagai kegiatan antara lain pengajian jelang berbuka puasa, pengajian jelang salat tarawih, tadarus, penyediaan takjil, dan kajian bakda salat subuh.
“Di Bulan Ramadan yang suci ini, kami mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid,” pungkas KH Muslihun.
(mdk/shr)