5 Fakta Tanaman Kepel, Buahnya Dipercaya Bisa Bikin Keringat jadi Wangi
Kepel adalah tanaman khas dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi salah satu tanaman langka di Indonesia. Tanaman ini punya banyak khasiat. Di kalangan Kraton Jogja, Kepel menjadi kesukaan para putri raja karena bisa membuat keringat mereka jadi wangi.
Kepel adalah tanaman khas dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi salah satu tanaman langka di Indonesia. Tanaman ini banyak tumbuh di provinsi tersebut, terutama di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta. Di kalangan Kraton Jogja, tanaman yang memiliki nama latin Stelechocarpus burahol ini menjadi kesukaan para putri raja yang tinggal di sana.
Dikutip dari Jogjaprov.go.id, tanaman Kepel punya banyak khasiat. Daging buah kepel bisa memperlancar air kencing, mencegah inflamasi ginjal, dan mengurangi bau badan. Sementara itu, kayu pohonnya dapat digunakan sebagai bahan industri dan bahan bangunan yang tahan hingga 50 tahun.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Masyarakat di Provinsi DIY, Pohon Kepel melambangkan manunggaling sedya kaliyan gegayuhan yang memiliki arti bersatunya antara niat dengan kerja.
Ciri-Ciri Tanaman Kepel
©Jakarta.go.id
Tanaman Kepel dapat mencapai tinggi 25 meter dengan diameter batang utama mencapai 40 meter. Sedangkan batangnya berwarna coklat sampai hitam, dan di tengah-tengah batangnya terdapat tonjolan-tonjolan bekas tumbuh buah.
Sementara daunnya, memiliki bentuk bermacam-macam. Ada yang berbentuk elips, ada yang berbentuk bulat seperti telur, dan ada pula yang berbentuk agak runcung. Bentuk daun itu rata di masing-masing tepinya dan memiliki ujung yang runcing.
Bisa Bikin Keringat Jadi Wangi
©Almendah.org
Salah satu khasiat unik dari daging buah Kepel adalah bisa membuat keringat jadi berbau wangi. Pada zaman dulu, tanaman ini dimanfaatkan oleh putri-putri kraton sebagai deodoran. Tak hanya itu, mereka percaya dengan mengonsumsi buah kepel air seninya bisa berbau harum seperti bau buah Kepel.
Selain untuk wewangian, tanaman Kepel juga berkhasiat untuk pembatas kelahiran (KB). Dilansir dari Pertanian.go.id, pada zaman dewasa ini daunnya banyak digunakan untuk pengobatan tradisional untuk mengatasi asam urat yang banyak diderita para manula.
Tanaman Langka
©Jogjaprov.go.id
Pohon Kepel termasuk tanaman langka di Indonesia. Keberadaannya sulit ditemukan walaupun tanaman ini merupakan identitas dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di provinsi tersebut, pohon itu pun kebanyakan hanya ditemukan di sekitaran kraton, karena awalnya merupakan tanaman eksklusif dan hanya digunakan oleh kalangan bangsawan. Jika tidak ada tindakan konservasi maka tanaman ini terancam punah.
Dilansir dari Ums.ac.id, salah satu hal yang mungkin menjadi sebab kelangkaan Kepel adalah keengganan masyarakat untuk membudi dayakan. Alasan lain ialah karena nilai ekonominya kurang menarik. Daging buahnya hanya sedikit sementara sebagian besar berisi biji.
Berbunga Setelah Delapan Tahun
©Wikipedia.org
Satu lagi yang menjadi keunikan tanaman ini, yaitu Kepel dapat berbunga setelah berumur delapan tahun. Bunga biasanya akan muncul pada Bulan September sampai Oktober. Setelah itu, buahnya dapat dipanen setelah enam bulan berbunga yaitu pada Maret sampai dengan April.
Tanaman Kepel tumbuh liar pada tanah yang lembab dan dalam yang bisa dijumpai pada hutan-hutan sekunder di Jawa. Pohon ini dapat dibudidayakan sebagai pohon buah pada ketinggian sekitar 600 mdpl. Namun, jenis pohon ini tidak dapat tumbuh baik di sela-sela rumpun bambu.
Usaha Konservasi
©Jakarta.go.id
Untuk mencegah kepunahan tanaman Kepel, usaha konservasi terus dilakukan. Dilansir dari laman resemi Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tahun 2012 dilakukan usaha konservasi tanaman Kepel di Mangunan.
Koleksi bibitnya diambil dari dua tempat wilayah pertumbuhan Kepel yaitu di Kabupaten Magelang dan kabupaten Karanganyar. Dari uji coba konservasi yang dilakukan di Mangunan, ditemukan bahwa Kepel yang berasal dari Karanganyar dapat tumbuh lebih baik dari kepel asal Magelang.
Dari sanalah disimpulkan bahwa tanaman tersebut mempunyai keragaman genetik yang tinggi.