5 Fakta Terbaru Pembunuhan Sadis di Rembang, Dikenal Sebagai Keluarga Baik
Pemakaman jenazah kasus pembunuhan sekeluarga di Rembang diiringi tangis histeris. Para keluarga dan kerabat tak menyangka bahwa keluarga itu menjadi korban dari pembunuhan sadis. Padahal selama ini mereka dikenal sebagai keluarga baik-baik.
Pelaku pembunuhan sadis satu keluarga di Rembang masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Dalam peristiwa itu, tercatat empat orang meninggal dunia yaitu Ki Anom Subekti (60), Tri Purwati (50), Alfitri Saidatina (13), serta Galuh Lintang Laras (12).
Dilansir dari Liputan6.com pada Jumat (5/2), mereka semua merupakan keluarga seniman. Ki Anom Subekti merupakan seniman yang cukup terkenal di Rembang.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Malam hari setelah peristiwa itu, seluruh korban disemayamkan di rumah duka dan dimakamkan saat itu juga. Pemakaman diiringi tangis histeris pihak keluarga dan kerabat yang tak menyangka bahwa keluarga itu menjadi korban dari sebuah peristiwa pembunuhan sadis.
Padahal selama ini warga sekitar mengenal mereka sebagai keluarga baik-baik. Hingga kini, polisi masih berusaha mengungkap otak di balik pembunuhan sadis itu.
Berikut adalah 5 fakta terbaru seputar pembunuhan satu keluarga di Rembang:
Suara Bising Motor pada Tengah Malam
©2021 Liputan6.com
Sami, ketua RT setempat yang rumahnya tak jauh dari TKP, menceritakan bahwa pada tengah malam dia mendengar suara sepeda motor bolak-balik dan mengeluarkan suara yang bising. Namun selain suara motor, dia mengaku tak mendengar suara mencurigakan yang terdengar dari rumah korban.
“Sekitar jam 12 malam itu ada sepeda motor yang knalpotnya jeblok. Dia itu wira-wiri gitu. Sampai depan rumah saya, belok lagi, sampai depan rumah saya lagi, mbelok lagi, begitu,” kata Sami dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa pada Kamis (4/2).
Diiringi Tangis Histeris
©YouTube/Musyafa Musa
Pemakaman keempat jenazah korban itu diiringi tangis histeris oleh keluarga korban. Bahkan, Danang, ayah dari Galuh Lintang, berteriak histeris karena masih belum percaya bahwa putri kesayangannya turut menjadi korban pembunuhan saat bermain ke rumah kakeknya.
Kebetulan pada hari nahas itu, sang nenek yang juga turut menjadi korban, Tri Purwati, akan merayakan ulang tahun. Di rumah itu, sehari-hari keluarga Ki Anom Subekti membuka usaha penyewaan gamelan.
Almarhum Merupakan Seorang Seniman
©YouTube/Musyafa Musa
Salah satu korban meninggal dalam peristiwa itu adalah Ki Anom Subekti. Menurut Purwono, rekan Anom Subekti sesama seniman, menceritakan bahwa di masa mudanya almarhum merupakan pemain ketoprak dan dalang wayang kulit yang handal.
Setelah itu, dia menjabat sebagai PNS di Dinas Penerangan Humas Pemkab Rembang hingga pensiun. Ki Anom Subekti juga berperan dalam menciptakan lagu gending berjudul “Rembang Bangkit” bersama almarhum dalang Ki Adi Sumarto. Hingga sekarang, gending itu masih melegenda di tengah masyarakat Rembang.
Rekan Seniman Bertemu Almarhum dalam Mimpi
©YouTube/Musyafa Musa
Sebelum kejadian tragis itu, Purwono mengungkapkan bahwa dia bermimpi bertemu almarhum Ki Anom Subekti selama dua hari berturut-turut. Kemudian hari Selasa pagi atau dua hari sebelum peristiwa itu, Purwono menelpon rekan sesama senimannya itu untuk menanyakan kabarnya.
“Pagi itu saya telpon langsung pada beliau, ’Pakdhe sehat?’ kita sama-sama kangen. Beliau kangen saya, saya juga kangen beliau,” kata Purwono dilansir dari kanal YouTube Musyafa Musa pada Jum’at (5/2).
Dikenal Sebagai Keluarga yang Baik
Purwono sendiri tak menduga bahwa Ki Anom Subekti dan keluarganya menjadi korban dari pembunuhan sadis. Selama ia mengenalnya, keluarga Ki Anom Subekti dikenal sebagai keluarga baik-baik.
“Semoga saja pelaku segera tertangkap. Karena kami bisa menyatakan bahwa Mas Bekti sekeluarga itu orang baik,” kata Purwono.