6 Fakta Selat Muria, Pernah Memisahkan Kudus dan Jepara dari Pulau Jawa
Selat Muria adalah wilayah laut yang dulunya pernah memisahkan antara daratan Jawa dengan Gunung Muria. Sebelum abad ke-17, Selat Muria menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai dilalui. Keberadaan selat itu membuat kota-kota pantura seperti Jepara, Kudus, dan Pati terpisah dari Pulau Jawa.
Selat Muria adalah wilayah laut yang dulunya pernah memisahkan antara daratan Jawa dengan Gunung Muria. Karena keberadaan selat itu, kota-kota pantura yang sekarang bernama Jepara, Kudus, dan Pati pernah berada terpisah di luar daratan Pulau Jawa.
Sebelum abad ke-17, Selat Muria menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai dilalui. Bukti dari sisa-sisa peninggalan Selat Muria masih ada hingga kini. Salah satunya penemuan fosil hewan laut di Situs Purbakala Patiayam, Kudus.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Selain itu, keberadaan selat ini pernah menjadikan Kota Demak menjadi kota pelabuhan yang ramai. Namun seiring waktu, selat itu mengalami sedimentasi dan pendangkalan. Hal inilah yang kemudian membuat wilayah itu menjadi dataran hingga kini. Berikut 6 Fakta Selat Muria yang pernah ada di masa lalu:
Sejarah Selat Muria
©Ub.ac.id
Pada masa glasial, Gunung Muria beserta pegunungan kecil di Patiayam dulunya bergabung dengan dataran utama Pulau Jawa. Namun pada inter glasial, kondisi itu berbalik. Volume air laut yang meningkat membuat dataran Gunung Muria dan Pulau Jawa terpisahkan oleh laut dangkal yang tidak terlalu lebar.
Dikutip dari Brilio.net, bergabungnya Pulau Muria secara permanen dengan Pulau Jawa terjadi pada abad ke-17 di mana terjadi pendangkalan dan perkembangan daratan alluvial di sepanjang pantai utara Jawa.
Jalur Transportasi yang Ramai
©Undip.ac.id
Dikutip dari Kemendikbud.go.id, dulunya Selat Muria adalah jalur perdagangan dan transportasi yang ramai dilalui. Selat itu menjadi jalan antara masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dengan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau lainnya.
Karena adanya selat ini, masyarakat yang ingin bepergian antara Kudus dan Demak harus menggunakan kapal. Keberadaan selat ini pulalah yang dahulu membuat Kerajaan Demak menjadi kerajaan maritim.
Hunian Kuno di Situs Medang
©Ub.ac.id
Bukti dari bekas-bekas keberadaan Selat Muria dapat dilihat pada Situs Medang yang terletak di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Dalam sebuah ekskavasi yang dilakukan di sana, ditemukan jejak sebuah hunian kuno dan beberapa temuan lainnya seperti fragmen gerabah, keramik, dan perhiasan berbahan emas.
Dari adanya temuan-temuan tersebut, diduga Situs Medang dulunya merupakan hunian kuno yang letaknya berada di sisi selatan Selat Muria.
Fosil Binatang Laut di Patiayam
©2020 brilio.net
Dikutip dari Brilio.net, salah satu bukti lain dari adanya Selat Muria adalah temuan fosil hewan laut di Situs Patiayam Kudus. Di situs itu, ditemukan beberapa fosil hewan laut seperti moluska, ikan hiu, penyu, dan buaya. Diperkirakan, fosil-fosil itu sudah berumur di atas 800.000 tahun.
Hilangnya Selat Muria
©Grobogan.go.id
Dilansir dari Undip.ac.id, setelah abad ke-17 Selat Muria semakin dangkal sehingga kapal tidak dapat berlayar mengarunginya. Meski demikian, pada musim hujan perahu-perahu kecil masih bisa mengarungi selat itu dari Demak hingga Juwana.
Pada 1996, seorang peneliti bernama Lombard menjelaskan ada air laut dari Selat Muria yang masih tersisa sampai sekarang. Air laut yang terperangkap di dataran Jawa itu kemudian dikenal dengan nama Bledug Kuwu.
Diduga Sebabkan Kemunduran Kerajaan Demak
©kemendikbud
Dilansir dari Ub.ac.id, diduga Kerajaan Demak yang pernah berjaya di masa silam mengalami kemunduran karena pendangkalan yang terjadi di Selat Muria. Karena pendangkalan itu, Demak yang mulanya berada di tepi Selat Muria kemudian berubah menjadi sebuah kota yang dikelilingi oleh daratan.
Setelah pendangkalan yang terjadi di Selat Muria, pelabuhan kerajaan itu kemudian berpindah ke Jepara. Namun, sempat muncul kekhawatiran Selat Muria akan terbentuk lagi setelah terjadinya banjir yang melanda wilayah Kabupaten Pati dan sekitarnya pada 2014.