7 Fakta Situs Liyangan, Bekas Pemukiman Kuno yang Terkubur Letusan Gunung Sundoro
Situs Liyangan merupakan sebuah situs pemukiman kuno yang berada di lereng Gunung Sundoro. Pada awalnya, situs itu terkubur di atas lahan pertambangan pasir milik warga. Namun sejak ditemukannya pada tahun 2008, tempat itu menjadi sebuah situs yang mengagumkan,
Situs Liyangan merupakan sebuah situs pemukiman kuno yang berada di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah. Pada awalnya, situs itu terkubur di atas lahan pertambangan pasir milik warga.
Namun sejak ditemukannya pada 2008, tempat itu menjadi sebuah situs yang mengagumkan, hingga banyak ilmuwan yang terus melakukan penelitian di tempat itu. Mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar yang belum terungkap tentang kehidupan masa lalu.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Penemuan pertama pada tahun 2008 mengungkapkan adanya talud, yoni, arca, dan batu-batu candi di situs itu. Selanjutnya, ditemukan pula bangunan candi yang tinggal bagian kakinya saja. Di atas kaki candi itu, ditemukan sebuah yoni yang memiliki bentuk unik.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta pada periode tahun 2010-2011 mengungkapkan situs tersebut sebenarnya bukan merupakan kompleks percandian. Namun merupakan sebuah desa kuno di zaman Mataram Kuno yang terkubur selama ratusan bahkan ribuan tahun. Berikut selengkapnya:
Penemuan Situs Liyangan
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Keberadaan Situs Liyangan pertama kali terungkap pada 2008. Waktu itu sejumlah penambang pasir dan batu menemukan sejumlah benda kuno dan batu bekas bangunan candi itu merupakan warisan peradaban di masa lalu.
Namun ada seorang warga yang mengerti tentang artinya penemuan itu. Dari pada dijual, dia memilih menyimpan sendiri benda-benda itu agar tidak rusak dan dicuri.
“Awalnya saya menemukan patung-patung berjumlah 10, tapi ada juga yang sebenarnya sudah dicuri orang,” ungkap Bronto, salah satu warga Liyangan yang menemukan patung-patung di situs itu dikutip dari YouTube Melawan Lupa Metro TV.
Bekas Pemukiman Kuno yang Terkubur
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Setelah Balai Arkeologi Jawa Tengah dan DIY melakukan penelitian di sana, terungkaplah bahwa tempat itu dulunya merupakan bekas pemukiman kuno yang telah berusia 1.000 tahun.
Dilansir dari YouTube Melawan Lupa Metro TV, para peneliti situs ini menduga jejak tertua di sana berasal dari abad ke-2 Masehi. Selama ratusan tahun kemudian, tempat itu menjadi hunian masyarakat pada zaman itu.
Hingga akhirnya tempat itu terkubur oleh muntahan lahar Gunung Sundoro yang meletus besar pada abad ke-11.
Situs Peninggalan Kuno Terlengkap
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Situs Liyangan merupakan tempat peninggalan kuno yang terlengkap. Selain batu-batuan candi, di sana ternyata juga ditemukan peninggalan lain seperti sisa bangunan tempat peribadatan, potongan bangunan sisa tempat tinggal, dan benda perkakas rumah tangga.
“Menurut saya Situs Liyangan menjadi sangat menarik karena komponennya banyak sekali. Salah satu di antaranya adalah adanya bekas prasarana jalan. Menurut saya, itu baru ditemukan di Liyangan dan sebelumnya di situs Ratu Boko. Tapi yang di situs Ratu Boko itu tidak sebagus yang ada di Liyangan,” jelas Djoko Dwiyanto, mantan guru besar UGM.
Terkubur Letusan Gunung Sundoro
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Kehidupan masyarakat di pemukiman kuno itu terus berjalan hingga meletusnya Gunung Sundoro pada abad ke-11. Pada waktu itu, masyarakat Liyangan kuno diperkirakan telah memiliki pengetahuan tentang mitigasi bencana.
Sehingga sebelum gunung itu meletus, mereka telah menyelamatkan diri mereka, harta dan hewan ternak mereka untuk mengungsi ke daerah lain.
“Mereka sudah mengungsi sebelum letusan. Karena mestinya kalau mereka ikut tertimbun kita bisa menemukan tulang-tulang korban dari letusan. Lalu ada pula bekas bangunan rusak yang diperbaiki dengan bahan yang agak berbeda. Itu kemungkinan rusak karena bencana, jadi harus diperbaiki lagi dan lagi,”ungkap Joko Dwiyanto, mantan guru besar Arkeologi UGM.
Perkakas Rumah Tangga di Situs Liyangan
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Selain penemuan batuan candi dan bekas pemukiman, temuan lain yang paling banyak ditemukan di Situs Liyangan adalah perkakas rumah tangga.
Bernda-benda perkakas yang ditemukan di sana terbuat dari bahan yang bermacam-macam, ada yang dari tanah liat, ada yang dari keramik, logam, batu, dan serat kain.
Bahkan, keramik-keramik yang ditemukan di sana diyakini ilmuwan berasal dari Negeri China pada masa Dinasti Tang.
“Beberapa perkakas yang kita temukan itu merupakan alat memasak seperti periuk, pecahan tungku, selain itu ada pula mangkuk, kendi, dan lain sebagainya,” kata Sugeng Riyanto, kepala Balai Arkeologi Jateng-DIY.
Bekas Lahan Pertanian Kuno
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Selain bekas pemukiman, di tempat itu juga ditemukan bekas lahan pertanian kuno. Temuan itu didasarkan pada jejak-jejak yang ditemukan meliputi bentuk lahan, sistem pangairan, peralatan pertanian, dan temuan temuan tumbuhan dan bahan panganan dalam bentuk arang.
Selain itu di sana juga ada yoni pipih bundar berdiameter 2 meter yang berperan sebagai jantung pertanian kuno karena berada di tempat yang paling tinggi. Yoni itu juga diduga sebagai pusat tempat upacara sebelum bertani.
“Lahan pertanian itu kita temukan dalam bentuk gundukan memanjang. Di atasnya nanti ditanam-tanami. Waktu kita eskavasi, ketemu fitur itu. bahkan cap-cap bekas tanamannya juga ketemu,” kata Sugeng dikutip dari YouTube Melawan Lupa Metro TV.
Sisa Peradaban Mataram Kuno
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Keberadaan perkampungan kuno di Situs Liyangan kerap dikaitkan oleh para ilmuwan Arkeologi dengan isi Prasasti Rukam yang ditemukan di Parakan, Temanggung yang berasal dari zaman Mataram Kuno.
Menurut Baskoro Daru Tjahjono, peneliti Balai Arkeologi Jateng-DIY, prasasti itu menyebutkan adanya sebuah desa yang rusak karena bencana letusan gunung berapi.
Hanya saja dalam prasasti itu tidak menyebutkan nama gunung yang meletus serta nama desa yang rusak itu.
Selain itu, lokasi Situs Liyangan yang berada di Temanggung dinilai masih dekat dengan pusat Kerajaan Mataram Kuno yang berada di Magelang.