Beda dengan Tuban, Ini yang Dibeli Warga Boyolali Usai Terima Uang Ganti Lahan Tol
Beda dengan di Tuban, sejumlah warga dari beberapa desa di Boyolali yang telah menerima uang ganti rugi pembebasan lahan tol tidak menggunakan uang itu untuk membeli mobil. Lantas untuk apa mereka membelanjakan uangnya?
Setelah mendapat uang ganti rugi lahan dari PT Pertamina hingga miliaran rupiah, ratusan warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban mendadak jadi miliader. Banyak dari mereka yang menggunakan uang itu untuk membeli mobil. Tercatat, ada 176 mobil mewah dari berbagai merek yang dibeli warga. Bahkan ada seorang warga yang memborong dua hingga tiga mobil seharga ratusan juta rupiah.
Sementara itu, di Boyolali, Jawa Tengah, sejumlah warga dari beberapa desa yang tanahnya terdampak pembangunan jalan tol Solo-Jogja mengaku sudah menerima uang ganti rugi dari pembebasan lahan tol. Pembayaran uang itu telah dilakukan mulai pertengahan Desember 2020 dimulai dari Desa Kuwiran, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Pada 17 Februari 2021 lalu, pembayaran ganti rugipun dilakukan kembali oleh pihak kontraktor.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Sudah ada pembayaran ganti rugi pembangunan tol lagi. Untuk anggaran tahun kemarin sudah tuntas. Bersyukur semua berjalan lancar,” kata Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, Kasten Sitomurang, dikutip dari Liputan6.com pada Senin (22/2).
Lain hal yang terjadi di Tuban, lain halnya pula dengan yang terjadi di Boyolali. Mereka tidak menggunakan uang ganti rugi itu untuk membeli mobil. Lantas untuk apa?
Besaran Uang Ganti Rugi
©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Kasi Pengadaan Tanah Bidang Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Boyolali, Wiradya Agung Utama, mengatakan bahwa pembayaran pada tanggal 17 Februari lalu dilakukan untuk lahan di tiga desa, yaitu Desa Jatirejo dan Desa Bendosari di Kecamatan Sawit dan Desa Jembungan di Kecamatan Banyudono.
“Untuk Jatirejo 40 bidang dengan nilai Rp 53,1 miliar. Bendosari dua bidang dengan nilai Rp1,3 miliar. Kemudian Jembungan 43 bidang dengan nilai Rp53,8 miliar,” kata Wiradya.
Beli Lahan Baru dan Rumah
©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Setelah uang ganti rugi itu diterima, warga langsung memanfaatkan uang itu. Menurut Ariyani, salah satu warga terdampak pembangunan tol dari Desa Kuwiran, sebagian warga yang sudah menerima uang pengganti memanfaatkan uang itu untuk membeli lahan baru, rumah, modal usaha, serta sarana untuk keperluan usaha seperti mobil pick up.
“Saya melihat di sekitar saya seperti itu. kalau saya sendiri saya gunakan untuk membeli satu lahan dan membangun ruko,” kata Ariyani dikutip dari Liputan6.com.
Menurut Ariyani, lahan dan ruko lebih bermanfaat untuk jangka panjang. Tiga ruko yang dibangun itu nantinya akan disewakan sedangkan sawah yang dia beli akan diolah.
Keterangan Kepala Desa
Sementara itu, Kepala Desa Jemblungan, Suwarno, mengatakan bahwa sejauh ini dari 207 bidang yang terdampak tol, sudah sekitar 111 bidang yang dibayarkan. Pada tahap pertama di tahun 2020 lalu, ada 70 bidang dan pada 17 Februari kemarin ada 43 bidang.
Mengenai pemanfaatan uang pengganti lahan tersebut, Suwarno mengatakan bahwa hampir semua warganya memanfaatkan uang itu untuk membeli lahan baru. Sebab, sebagian besar lahan yang terdampak adalah persawahan.
“Hampir semua untuk beli lahan lagi. Tapi ada juga yang beli rumah,” kata Suwarno dikutip dari Liputan6.com.